Berawal dari kecintaanya pada Sheila On 7, Zaydan, salah satu murid Fisella Music Course yang mempelajari produksi musik. Cowok asal Jakarta ini akhirnya menekuni bidang komposisi musik dan sound design. Walau awalnya minat Zaydan kurang didukung oleh orang tua namun dengan kegigihannya, Zaydan bisa membuktikan bahwa dirinya dapat produktif di dunia musik.
Saat belajar musik, Anda tidak hanya belajar bagaimana memainkan alat musik namun juga beberapa teori musik. Pernahkah Anda mendengar sebuah musik yang indah sehingga Anda menyebutnya dengan “musik yang harmonis”? Dalam musik terdapat ilmu harmoni. Ilmu harmoni pada dasarnya adalah ilmu untuk mempelajari bagaimana menyusun nada-nada. Salah satu hal yang dipelajari dalam ilmu harmoni adalah bagaimana memperpanjang nada. Nada-nada panjang biasanya digunakan untuk memberikan efek menunggu dan membangun emosi gelisah dan penasaran.
Bukan hal yang terdengar asing lagi bagi kita dengan kata reff dan chorus, apalagi bagi kita yang memang berkecimpung di dunia musik. Lantas, apakah kamu sudah yakin pemahaman kamu terhadap reff dan chorus sudah benar? Kalau belum yakin, mari simak artikel ini untuk memahami apa itu reff dan chorus secara lebih mendalam.
Selain sebagai sebuah karya, lagu seringkali digunakan seseorang untuk mengekspresikan perasaannya, menyampaikan pesan yang sulit diungkapkan, dan masih banyak alasan lainnya. Bagi sebagian orang menulis lagu mungkin merupakan hal yang mudah. Namun begitu menulis lagu juga merupakan proses belajar. Ada beberapa tahap yang perlu penulis lagu lakukan untuk membuat sebuah karya. Dalam artikel Ragu Menulis Lagu Sendiri? Simak Langkah-langkahnya! (Bagian 1) kita sudah membahas tiga langkah awal untuk menulis lagu, yakni memahami bahwa menulis lagu adalah proses, mencari inspirasi, dan menulis lirik lagu. Di tulisan kali ini, ada tiga langkah lanjutan yang perlu kita lakukan untuk menulis sebuah lagu. Apa saja? Simak langkah-langkah berikut!
1.Buat melodi untuk lirik lagu
Setelah menulis lirik yang diinginkan, mulailah membuat melodi untuk lirik lagumu. Melodi ini dapat dikatakan bebas sesuai dengan nuansa yang ingin kamu munculkan di lagumu. Beberapa penulis lagu menggunakan melodi yang sederhana, namun ada juga lagu-lagu yang memiliki melodi tidak biasa. Selain pertimbangan nuansa, untuk menentukan melodi kamu juga perlu mempertimbangkan untuk siapa lagu itu kamu buat. Apakah untuk anak-anak, untuk anak remaja, atau orang dewasa? Untuk mambuat lagu anak, kamu bisa mendapat beberapa tips dari Cara Membuat Musik yang Baik untuk Anak Salah satu tips mudah untuk membuat melodi adalah mulailah dari melodi yang sederhana sehingga mudah diingat. Bagaimana cara membuat melodi yang mudah diingat? Simak penjelasannya di artikel Mau Buat Melodi yang Memorable? Ini Tipsnya!
2.Tentukan akornya
Setelah melodi siap, kamu bisa mulai menyusun akor untuk lagumu. Akor ini harus disesuaikan dengan melodi lagumu agar tersusun menjadi harmonis. Kamu mungkin akan menemukan beberapa alternatif progresi akor untuk lagumu, kamu bisa pilih mana yang paling sesuai.
3.Evaluasi
Dengarkan lagi lagumu secara keseluruhan. Kamu dapat mengevaluasi sendiri lagumu ataupun dengan bantuan orang lain. Sangat mungkin kamu melakukan beberapa perubahan pada lagumu hingga kamu yakin lagu tersebut akan menjadi karya yang baik.
Lagu yang telah siap akan lebih baik jika bisa didengarkan banyak orang. Dari hal itu, penulis lagu bisa mendapat keuntungan baik secara materi maupun kritik dan saran. Oleh karena itu ada baiknya setelah kamu yakin dengan lagumu, lakukan perekaman dan distribusi. Untuk langkah ini kamu mungkin butuh bantuan orang lain, untuk membuat iringan musik yang lebih kompleks, merekam, editing, dan distribusi. Namun jangan khawatir, sekarang sudah banyak penyedia jasa record dan distribusi. Salah satunya adalah Fisella Music Production. Kami bisa membantu produksi lagu originalmu hingga karyamu bisa didengar banyak orang. Tunggu apalagi? Mulailah berkarya!
Eksistensi musik di masyarakat memang sudah tidak diragukan lagi. Mulai dari upacara resmi di Istana Negara sampai sekadar nongkrong di angkringan rasanya kurang lengkap jika tidak ada lagu-lagu yang ikut nimbrung. Bukan hanya itu, ada banyak lagu-lagu legend yang hingga sekarang popularitasnya tidak kalah dengan lagu-lagu baru. Lagu-lagu yang dinyanyikan oleh mendiang Nike Ardila contohnya, atau lagu-lagu lawas milik Melly Goeslaw yang hingga sekarang masih banyak peminatnya. Setiap lagu seolah memiliki kekuatan tersendiri untuk memikat pendengarnya. Walaupun begitu, sebuah lagu tidak tercipta begitu saja. Tentu ada proses kreatif dibaliknya. Sama halnya dengan musik yang bebas didengar siapa saja, menulis lagu pun bebas dilakukan siapa saja.
Orang bilang menulis lagu adalah salah satu bentuk berekspresi, dan memang benar. Kamu bisa menuliskan rasa sedih, rasa senang, kecewa, dan sebagainya dalam lagumu. Untuk kamu yang ingin mencoba menulis lagu, simak penjelasan di bawah ini!
1.Pahami bahwa menulis lagu adalah proses
Sama halnya dengan belajar hal lain, belajar menulis lagu juga merupakan sebuah proses. Tidak menutup kemungkinan belajar menulis lagu butuh waktu yang cukup lama. Bukan hanya karena songwriter harus mencari inspirasi, namun menulis lagu bisa dibilang menggabungkan dua jenis seni yakni musik dan juga sastra. Ada banyak alternatif gaya bahasa dan genre musik yang dapat dipelajari. Selain itu, ada baiknya jika seorang songwriter menemukan gaya bahasa dan genre musik yang dirasa nyaman untuk berkarya. Oleh karena itu, belajar menulis lagu bukan hal yang instan.
2.Mencari inspirasi
Inspirasi bisa datang kapan saja dan dimana saja. Perasaan pribadi, alam, lingkungan sekitar bisa menjadi inspirasi dalam menulis lagu. Inilah langkah pertama yang harus dilakukan sebelum menulis lagu. Mencari inspirasi sama dengan mencari hal yang ingin disampaikan melalui lagu yang kamu buat. Jika apa yang ingin kamu sampaikan sudah jelas, maka kamu bisa mempertimbangkan kesan apa yang ingin dimunculkan dari lagumu.
3.Tulis lirik lagu
Setelah mendapat inspirasi, langkah selanjutnya adalah menulis lirik lagu. Menulis lirik lagu juga bukan hal yang instan, perlu belajar. Ada banyak alternatif kalimat yang bisa kamu pakai untuk menyampaikan pesanmu lewat lagu tersebut. Selain itu, kamu juga perlu mempertimbangkan target pendengarmu. Lirik lagu anak-anak tentu akan berbeda dengan lirik lagu kisah cinta remaja. Jangan ragu untuk mulai menulis lirik lagumu. Tulis dulu, periksa kemudian.
Bagi sebagian orang mempunyai lagu sendiri bisa menjadi sebuah kebanggaan. Kalau menurutmu juga begitu, silakan belajar menulis lagu mulai sekarang. Proses menulis lagu tidak hanya berhenti setelah lagu milikmu jadi. Lagu tersebut perlu diproses kembali agar bisa didengar banyak orang. Jangan khawatir kalau kamu belum mengerti caranya, di Fisella Music Production and Course kamu bisa memproses lagumu sampai benar-benar jadi. Selain itu, Fisella Music Production and Course juga bisa membantu distribusi lagumu hingga didengar banyak orang.
Banyak dari kita yang tentunya sudah tak asing lagi dengan film-film dari Disney. Film yang tidak hanya menonjolkan unsur cerita namun juga segi musikalnya. Walt Disney Company, umumnya dikenal sebagai Disney adalah sebuah media massa dan hiburan multinasional Amerika yang berkantor pusat di kompleks Walt Disney Studios di Burbank, California. Disney awalnya didirikan pada 16 Oktober 1923, oleh saudara Walt dan Roy O. Disney dengan nama Disney Brothers Cartoon Studio. Perusahaan ini juga beroperasi dengan nama The Walt Disney Studio dan Walt Disney Productions sebelum secara resmi mengubah namanya menjadi The Walt Disney Company pada tahun 1986. Disney memantapkan dirinya sebagai pemimpin dalam industri animasi Amerika sebelum melakukan diversifikasi ke dalam produksi film live-action, televisi, dan taman hiburan.
Di setiap film-filmnya, Disney selalu menampilkan bagian introduksi yakni sebuah istana dan tulisa Disney sebelum film akhirnya dimulai. Ada sebuah hal yang menarik perhatian penulis tentang hal ini, yakni Disney seringkali memberikan nuansa musik yang berbeda untuk film yang berbeda juga. Sehingga jika diperhatikan, tidak semua film Disney memiliki musik introduksi yang sama. Mengapa bisa begitu?
Ada berbagai musik intro yang Disney pakai di awal filmnya. Perbedaannya mulai dari genre, orkestrasi, instrumentasi, bahkan motif musik nya. Menurut pandangan penulis, nuansa musik pada bagian introduksi kurang lebih disamakan dengan nuansa musik pada filmnya. Kita ambil contoh pada film animasi Frozen 2, Soul, Coco, Incredibles.
Berikut contoh dari beberapa opening Disney :
FROZEN 2
Christophe Beck, Robert Lopez, Kristen Anderson Lopez
Pada film animasi Frozen 2, musik intro yang dipakai menggunakan motif dari film pertamanya, yaitu Frozen 1. Pemilihan instrumen orkestra dan vokal disini menonjolkan unsur etnis dari suku Northuldra. Motif ini seolah menggambarkan alur cerita dari film Frozen 2 dimana Anna dan Elsa merupakan keturunan dari kaum Northuldra. Jika anda sedikit melanjutkan filmnya, anda akan menemukan motif dari lagu "do you wanna build a snowman" ketika gambar menunjukan karakter olaf ketika Anna dan Elsa masih kecil.
COCO
Michael Giacchino
Di opening film Coco ini, komposer tetap menggunakan melodi utama dari original Disney Animation, namun di aransemen dan di orkestrasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan latar tempat dan nuansa film tersebut, yaitu di Spanyol. Komposer menonojolkan instrumen khas dari Spanyol yaitu Gitar.
SOUL
Jon Batiste, Trent Reznor, Aticcus Ross
Di opening film Soul ini, komposer menggunakan melodi yang sama seperti original Disney Animation, tapi dirubah sedemikian rupa agar sesuai dengan scene pertamanya, Hal ini sejalan dengan alur cerita film Soul dimana Joe Gardner, seorang guru musik yang sedang mengajar musik di sekolah anak anak. Di dalam opening ini, intonasi, tempo dan lain lain yang tidak seimbang dan kacau menggambarkan bahwa lagu tersebut di mainkan oleh anak kecil yang secara teknik instrumen belum cukup menguasai.
INCREDIBLES 2
Michael Giacchino
Opening dalam film incredibles 1 dan 2 bisa dibilang mirip, karna disini komposer menonjolkan melodi yang bersifat misterius dan bernuansa heroik namun tetap low profile. Motif ini dipakai di sepanjang film ketika pemeran utama dari keluarga Mr.Incredibles melakukan aksi heroiknya.
Di era ini, hampir semua film menggunakan musik. Berbagai teknik mulai digunakan untuk meramu musik agar dapat mendukung gambar yang ditampilkan. Salah satu teknik yang populer digunakan pada film-film hollywood adalah leitmotif. Pada artikel sebelumnya, dijelaskan bahwa leitmotif dikenal dari karya-karya Wagner yang menggunakan meotif musik untuk menarik atensi dan interpretasi pendengar. Teknik yang sama juga dipakai dalam film-film hollywood saat ini. Tahun 1910, jurnal ‘Moving Picture World’ menerbitkan sebuah artikel yang menyatakan; sama seperti Wagner yang menyelaraskan musiknya dengan emosi, diekspresikan melalui kata-kata dalam operanya, begitu juga hal yang sama akan dilakukan pada gambar yang bergerak.
Film hollywood pertama yang menggunakan teknik mendukung film dengan score musikal adalah The Birth of Nation. Film ini dirilis tahun 1915 dan disutradarai oleh D.W Griffith. Musik dalam film ini digarap oleh Joseph Carl Breil. Meskipun sudah menggunakan musik, pada era ‘silent cinema’ (1890-1920) peran musik dalam film belum maksimal. Sebagian besar film menggunakan musik hanya di bagian awal dan akhir film, sehingga peran musik dalam menguatkan sisi naratif belum maksimal. Tahun 1932, teknologi perekaman akhirnya memungkinkan pembuatan soundtrack yang terintegrasi dengan film. Namun baru tahun 1933, ketika Max Steiner membuat musik untuk film King Kong, musik benar-benar digunakan untuk menjelaskan adegan karena penggunaan kamera saja tidak cukup untuk menstimulasi emosi penonton.
Tahun 1940, teknik menguhubungkan ide musikal dengan suatu konsep maupun karakter mulai umum digunakan dalam musik film. Pada era ini, musik film juga mulai bergeser dari romantisme abad 19 ke modernisme abad 20. Hal ini tidak hanya ditandai dengan beralihnya penggunaan nada-nada konsonan ke disonan, keriuhan heroik, harmoni yang tidak stabil, namun juga banyaknya teknik-teknik baru yang digunakan. Bernhard Hermann merupakan salah satu komposer yang sangat berpengaruh waktu itu. Ia merupakan komposer pertama yang menggunakan fragmen pendek atau motif dalam musik film.
Teknik leitmotif kemudian dianggap sebagai teknik yang efisien untuk menghafal dan mengingat karakter dalam film dengan cara menguatkan sisi naratifnya melalui musik. Contohnya pada film-film dari DC, salah satunya adalah motif yang ikonik dari Wonder Woman. Motif ini pertama kali di perdengarkan di film Batman vs Superman Dawn of Justice, lalu motif ini terus di pakai di film Wonder Woman pertama dan kedua, dan juga di Justice League setiap Wonder Woman/Diana Prince akan atau sedang muncul dalam salah satu scene. Motif ini sangat identik dengan sukat 7/8 yang energik, dan melodinya yang terbilang unik dan singkat, namun memorable (mudah diingat).
Membandingkan tiga video di atas, kemunculan Wonder Woman selalu diiringi musik dengan motif yang tetap meskipun terdapat perbedaan dalam segi instrumentasinya, inilah yang disebut leitmotif.
Bicara tentang musik film, tentu tidak lepas dari istilah leitmotif. Beberapa film menggunakan leitmotif dalam musiknya dan tak jarang menjadi bagian yang sangat diingat penonton. Leitmotif secara singkat dapat didefiniskan sebagai sebuah motif yang dimainkan secara berulang dalam sebuah komposisi. Teknik leitmotif sebenarnya berasal dari musik era Romantik. Teknik ini dapat membantu komposer untuk mengembangkan karakter dan memunculkan emosi tertentu. Komposer era romantik yang sangat berpengaruh bagi musik film Hollywood saat ini adalah Richard Wagner, yang mana menggunakan banyak motif yang berbeda untuk mendukung alur naratif. Wagner memang dikenal sebagai komposer dengan karya-karyanya yang dramatis. Meskipun begitu, komposer musik film kini menghadapi tantangan lain bukan hanya tentang alur naratif namun juga mengembangkan elemen visual dan musik, membentuk mood dan juga meningkatkan dampak emosional dari sebuah adegan.
Leitmotif (kadang disebut juga leitmotiv) dapat menggambarkan suatu karakter, situasi, objek, atau ide tentunya melalui motif-motif musikal. Motif musikal dapat berupa harmoni, melodi, ritmis, atau ketiganya. Leitmotif ini dapat dikembangkan dari segi orkestrasi, dinamik, bahkan tekstur namun perlu diingat leitmotif harus tetap stabil dan mudah didengar audiens.
Richard Wagner merupakan seorang komponis musik romantik yang lahir di Leipzig, Jerman pada 22 Mei 1813. Selain komponis, ia juga seorang pakar teori musik dan penulis, namun karya yang paling terkenal adalah karya operanya. Istilah leitmotif mulai dikenal melalui karya Wagner yakni Wort-Ton-Dramas. Meskipun begitu, Wagner bukanlah orang yang memperkenalkan istilah leitmotif. Istilah ini diadopsi dari Festival Bayreuth pada tahun 1876 dimana Hans von Wolzogen mengilustrasikan motif dari karya Wagner. Ia mempopulerkan konsep ‘leading motif’. Dalam karya ‘Oper und Drama’, Wagner mengkritik Wolzogen mengenai presentasinya tentang leitmotif yang hanya berfokus pada efek dramatis. Wagner sendiri ingin lebih menekankan tentang motif utama atau tema utama. Ia lebih peduli tentang bagaimana seseorang dapat mencapai kesatuan muikal dalam opera dan struktur musikal yang logis dalam sebuah simfoni. Bagi Wagner, penggunaan motif adalah sarana untuk mentransfer motif dramatik dari sebuah alur atau plot menjadi sebuah ekspresi dalam musik.
Pada artikel sebelumnya, kita telah mencoba mengenali tiap-tiap instrumen dalam orkestra secara bunyi dan visualnya dengan karya dari Benjamin Britten. (jika Anda belum membacanya, bisa masuk ke link ini Mengenal Alat Musik dalam Orkestra) Selanjutnya, kita akan membedah lebih dalam masing-masing section dalam orkestra. Kali ini, kita akan membahas string section.
Secara umum, string section terdiri dari empat instrumen pokok. Violin yang biasanya bermain dalam dua divisi, viola, cello, dan kontrabas. Sebenarnya, instrumen dalam string section tidak hanya keempat instrumen tadi saja. Masih banyak lagi seperti harpa, gitar, mandolin, banjo, dan lainnya, tetapi jarang digunakan dalam orkestra pada dasarnya. Secara spesifik, orkestra pada dasarnya menggunakan bowed string section atau string yang menggunakan penggesek (bow).
Sejak budaya orkestra mulai berkembang dari Eropa, kelompok string merupakan kelompok yang paling sering digunakan. Beberapa hal yang mungkin dipertimbangkan adalah
ambitus suara kelompok ini merupakan salah satu yang terluas, mulai dari nada tinggi di violin hingga nada rendah di kontrabas;
warna atau karakter suara setiap instrumen cukup mirip atau homogen;
rentang dinamika yang dimainkan bisa sangat luas, mulai dari dinamika yang paling lembut (pianissimo, pp) hingga yang paling keras (fortissimo, ff);
kelompok ini mampu bermain lebih lama, bahkan terus menerus dibandingkan kelompok tiup karena kelompok tiup membutuhkan waktu untuk bernafas.
Urutan instrumen dengan nada tertinggi hingga terendah dalam string adalah violin, viola, cello, dan kontrabas. Semakin besar instrumen tersebut, semakin rendah rentang nadanya dan juga semakin tebal bunyinya.
Senar pada violin tersusun oleh senar G3, D4, A4, dan E5. Senar pada viola tersusun oleh senar C3, G3, D4, dan A4. Senar pada cello tersusun oleh senar C2, G2, D3, dan A3. Senar pada contrabass (double bass) terdiri dari senar E1, A1, D2, G2. Untuk kasus tertentu, terdapat contrabass yang memiliki lima senar dengan tambahan senar C dibawah senar E.
Masing-masing instrumen tadi terdiri dari empat senar dengan register yang berbeda, serta dapat dimainkan tanpa tangan kiri (atau biasa disebut open string) atau dengan tangan kiri (atau biasa disebut closed string) untuk mengatur nadanya. Misal, untuk memainkan nada D4 (D tepat diatas C tengah), pemain bisa tidak menggunakan penjarian tangan kiri, karena terdapat senar D4 pada violin. Inilah yang disebut sebagai open string atau senar terbuka. Tetapi, untuk memainkan nada E4, pemain perlu menggunakan penjarian tangan kiri di senar D4 untuk membunyikannya. Hal inilah yang disebut sebagai closed string atau senar tertutup.
Bayangkan seperti Anda memainkan gitar dengan mengubah posisi tangan kiri untuk mengubah nada, tetapi untuk instrumen-instrumen ini tidak memiliki kotak seperti fret pada gitar, sehingga untuk mendapatkan nada pada bowed string, pemain membutuhkan latihan terus menerus agar penjariannya tetap menghasilkan bunyi yang baik (tidak fals).
Salah satu keunggulan dari string section adalah banyaknya teknik yang bisa dimainkan. Entah menggunakan bow (penggesek) ataupun tidak. Beberapa yang sering dipakai antara lain legato, pizzicato, staccato, double stop, dan tremolo.
Legato merupakan teknik untuk memainkan beberapa nada dalam satu gesek. Pizzicato merupakan teknik untuk memetik nada menggunakan jari tangan kanan, bukan menggunakan bow. Dua teknik ini sangat ideal untuk memainkan kalimat musik yang lembut (dinamika piano).
Staccato adalah teknik untuk memainkan nada dengan putus-putus.
Double stop adalah teknik untuk menggesek dua senar bersamaan dengan bow. Teknik ini biasanya digunakan untuk memainkan bentuk-bentuk akor.
Tremolo merupakan teknik menggesek cepat menggunakan ujung penggesek.
Demikian penjelasan singkat mengenai string section dalam orkestra. Semoga dapat menjadi referensi bagi yang ingin menulis karya menggunakan string section ataupun bagi yang ingin mengenal lebih dalam anatomi orkestra yang kita kenal saat ini. Have fun with the orchestra! 😊
Referensi:
Orkestrasi; Budhi Ngurah
The Study of Orchestration; Samuel Adler
Principles of Orchestration; Nikolai Rimsky-Korsakov
Hidup
di zaman yang sudah modern seperti sekarang membuat kita tidak lagi sulit untuk
mengakses banyak hal, musik salah satunya. Bahkan saat ini berbagai device dan teknologi tersedia untuk mendengarkan musik. Ya hampir setiap media sosial musik selalu
kita dengarkan, entah itu saat kita ingin mencari jenis musik tertentu ataupun
musik yang selalu terputar tanpa kita cari. Biasanya musik-musik yang paling sering didengarkan lewat media-media sosial adalah
musik yang paling banyak digemari oleh masyarakat, yakni musik Pop.
Jika
berbicara mengenai musik pop, teman-teman pasti sudah mempunyai banyak
referensi lagu bergenre Pop. Banyak yang menggemari jenis musik ini karena bisa
dikatakan jenis musik ini tidak ‘seribet’ musik Klasik atau musik Jazz. Sangat berbeda
dengan musik-musik klasik yang terlalu banyak macam teorinya atau musik Jazz
yang akor-akornya sangat sulit dimengerti. Oleh karena itu musik Pop lebih
banyak disenangi oleh masyarakat.
Mengapa
musik Pop tidak seribet jenis musik lain? Ya, karena progresi akornya yang cenderung sederhana dan hampir semua musisi/penyanyi bergenre musik Pop menerapkan
hal ini dalam menciptakan lagunya.
Pada
artikel sebelumnya yang berjudul “Menciptakan lagu, Lirik atau Musik dulu?” tim penulis Fisella sudah membahas apa yang harus kita persiapkan jika ingin menciptakan lagu. Selanjutnya
dalam artikel ini untuk melanjutkan pembahasan kita jika menciptakan lagu dari
musik terlebih dahulu, apa yang harus kita persiapkan?! Ya mudah saja, cukup persiapkan
minimal 4 akor!
Lalu
pertanyaan yang muncul berikutnya,
Bagaimana
bisa dengan 4 akor kita sudah bisa menciptakan banyak lagu?
Sebagai produk hibrida musik film terbentuk dari dua konstruksi yakni musik dan film, sehingga upaya pemahamannya perlu dilakukan dengan cara memahami musik film sebagai musik, dan memahami musik musik film sebagai bagaian dari naratif film.
Musik film dipahami dari konstruksi musiknya, tidak jauh berbeda dengan memahami musik secara umum karena bagaimanapun musik film tetaplah musik. Musik selalu memiliki makna atau arti yang terkandung melalui struktur dan bentuk musiknya. Lebih lanjut, musik dapat dipahami dengan cara memahami bagian-bagian dasar dari musik itu sendiri. Sebagai contoh, dalam musik Barat tonalitas menjadi hal yang penting dalam struktur musik. Tonalitas dapat didefinisikan dengan sebuah sistem nada (sering disebut tangga nada). Unsur lainnya seperti melodi, harmoni, ritmis, tempo, dinamik, timbre, instrumentasi, juga sangat penting dalam karya musik Barat. Unsur-unsur inilah yang akhirnya membentuk musik secara utuh dan dapat dipahami oleh audiens. Meskipun begitu, musik Barat hanyalah contoh. Musik dengan jenis lain atau berasal dari daerah lain mungkin memiliki unsur musik yang berbeda juga.
Film sendiri adalah sebuah karya naratif. Film berkembang dari seni bercerita. Musik film dapat bekerja dengan beberapa cara untuk menguatkan gambar, yakni berjalan paralel (menguatkan gambar), atau secara kontrapung (kontradiksi dengan gambar). Pada dasarnya gambar sudah memiliki makna tersendiri, dan musik berfungsi untuk memodifikasi makna tersebut dengan beberapa cara. Gambar sejatinya memiliki makna yang jelas dan stabil, namun hal itu mungkin berubah ketika sampai pada penonton. Penonton dapat mengartikan gambar ke berbagai makna (multiple interpretation) sehingga makna gambar yang tadinya jelas, justru menjadi ambigu dan kabur ketika sampai ke penonton.
Sebagai contoh ketika ada sebuah adegan yang menunjukkan sang aktor tersenyum tanpa ada musik apapun, penonton dapat mengartikan adegan tersebut setidaknya ke dalah dua hal. Pertama, sang aktor sedang bahagia atau yang kedua, sang aktor sedang berpikir licik dan memiliki rencana jahat. Makna dari adegan ini tentu saja dapat diperjelas dengan menggunakan musik. Saat sang aktor tersenyum dan musik terdengar bahagia, maka akan sangat mudah untuk penonton mengartikan adegan tersebut. Musik film bekerja dengan satu tujuan, yakni menguatkan satu makna dari berbagai kemungkinan makna yang ada. Musik mempengaruhi emosi sehingga penonton dapat lebih mudah menangkap makna yang diinginkan oleh pembuat film.
Meskipun musik film seringkali memiliki konstruksi naratif, namun terdapat juga musik yang hanya berfungsi sebagai tambahan dalam film. Jika fungsi musik hanya sebagai tambahan, musik tidak berperan untuk menguatkan makna gambar atau menggiring interpretasi penonton ke dalam suatu makna. Musik sebagai tambahan dalam film memiliki fungsi seperti menyambungkan gambar-gambar yang terputus. Transisi antara masa sekarang dan masa lalu (adegan flashback) biasanya menggunakan fungsi musik yang satu ini, sehingga satu gambar dengan gambar yang lain tetap tersambung dengan baik.
Anda pasti sudah tahu orkestra. Orkestra adalah kelompok
pemusik yang bermain bersama. Umumnya kita temui bermain dalam ruang besar
tertutup seperti aula konser, tapi tidak menutup kemungkinan untuk bermain di
ruang terbuka. Kebanyakan karya yang mereka mainkan umumnya musik klasik yang
kemudian dipimpin oleh seseorang yang sering kita sebut sebagai pengaba, dirigen,
atau konduktor yang berdiri memimpin di tengah mereka semua. Tapi, apakah Anda sudah
berkenalan dengan semua alat musik (kita akan sebut sebagai instrumen musik
atau instrumen) yang membuat bunyi orkestra yang kita kenal saat ini? Artikel
ini akan mengajak Anda mengenal lebih dekat instrumen musik yang mengisi
orkestra.
Benjamin Britten, seorang komponis berkebangsaan Inggris,
membuat satu karya orkestra yang ditujukan untuk mengenalkan instrumen musik
yang umumnya ditemukan dalam orkestra. Karya ini berjudul The Young Person’s
Guide to the Orchestra atau bisa diartikan sebagai “Panduan tentang
Orkestra untuk Anak Muda”. Karya yang diciptakan pada tahun 1945 ini memiliki
judul alternatif Variations and Fugue on a Theme of Purcell atau Variasi
dan Tema dari Tema Purcell.
Karya ini didasarkan pada melodi yang Britten ambil dari
salah satu karya komposer pendahulunya yang juga berkebangsaan Inggris, Henry
Purcell (1659-1695), Abdelazer. Melodi ini dikembangkan bentuknya sedemikian
rupa yang kemudian dimainkan oleh semua instrumen bergiliran.
Pada awal karya, kita akan
diperkenalkan dengan melodi utama dalam karya ini atau sering disebut sebagai tema
utama. Semua instrumen akan dimainkan yang akan menunjukkan bunyi orkestra
secara keseluruhan. Kemudian kita akan diperkenalkan bunyi dari masing-masing
kelompok instrumen dalam orkestra. Orkestra secara umum dikelompokkan menjadi 4
kelompok atau seksi (section), antara lain instrumen tiup kayu (woodwind),
tiup logam (brass), gesek atau bersenar (strings), dan perkusi (percussion).
Setelah diperdengarkan semua bunyi dari masing-masing kelompok, kita akan
kembali mendengar tema utama dalam bentuk orkestra penuh.
Setelah kita mendengar bunyi
orkestra dalam bentuk tutti (semua instrumen bermain) dan per seksinya,
kita akan mendengar suara dari masing-masing instrumen mulai dari kelompok tiup
kayu atau woodwindberurutan dari instrumen yang memiliki nada paling
tinggi menuju yang paling rendah.
Instrumen pertama yang akan
kita dengar adalah satu piccolo dan dua flute.
Selanjutnya kita akan
mendengar instrumen oboe yang memiliki kesan sedih dan melankolis dari bunyinya
yang tajam.
Selanjutnya, kita akan
mendengar instrumen clarinet. Clarinet dapat bermain dengan perubahan nada yang
cepat. Clarinet memiliki bunyi yang lembut.
Bassoon adalah instrumen yang
paling besar dan paling rendah diantara kelompok woodwind.
Selanjutnya kita akan beralih
ke kelompok stringatau gesek. Violin atau biola merupakan instrumen yang
rentang nadanya paling tinggi dalam kelompok string. Umumnya, violin
sering dibagi kembali menjadi 2 divisi. Hampir instrumen dalam kelompok strings
kecuali harpa mengeluarkan bunyi menggunakan penggesek atau sering disebut
sebagai bow, tapi juga memungkinkan untuk menggunakan jari untuk memetik
senarnya.
Viola atau biola alto merupakan
instrumen yang ukurannya sedikit lebih besar dibanding violin, sehingga memiliki
rentang nada yang lebih rendah.
Cello merupakan instrumen yang
ukurannya lebih besar dibanding violin dan viola. Suara cello cenderung kaya
dan berkesan hangat.
Contrabass merupakan instrumen
paling besar diantara semua instrumen kelompok strings.
Harpa merupakan instrumen yang
hanya bisa dimainkan dengan petikan jari tidak seperti lainnya yang menggunakan
bow. Rentang nada harpa cukup luas, setinggi violin dan serendah
contrabass.
Beralih dari kelompok strings
menuju brassatau tiup logam, kita akan mendengar instrumen horn atau french
horn. Rentang nada mereka cukup luas, nadanya yang tinggi dan rendah
bahkan bisa ikut dicampurkan bunyinya dengan kelompok woodwind.
Selanjutnya, kita akan
mendengar instrumen yang cukup kita kenal, trumpet. Trumpet merupakan instrumen
dengan rentang tertinggi dalam kelompok brass.
Menutup kelompok brass,
kita akan mendengar suara trombone dan tuba, instrumen dengan rentang nada
rendah.
Kelompok perkusi sangat
beragam. Mulai dari instrumen yang bernada seperti timpani dan xylophone hingga
instrumen yang tidak bernada seperti bass drum, cymbal, tambourine, triangle,
snare drum, chinese block, castanet, gong (tam-tam), dan whip. Instrumen akan
dimainkan satu per satu dan ditutup dengan dimainkan secara bersamaan.
Setelah Britten membedah semua
instrumen yang ada pada orkestra, dia kembali menyatukannya dalam sebuah fuga,
dimana satu per satu instrumen akan memainkan satu melodi yang sama, dimulai
dari kelompok woodwind (tiup kayu) piccolo sebagai yang tertinggi turun ke
bassoon sebagai yang terendah, dilanjut oleh violin, viola, cello, contrabass,
dan harpa dari kelompok string (gesek), kemudian horn, trumpet, trombone,
dan tuba dari kelompok brass (tiup logam), serta diramaikan oleh
kelompok perkusi. Melodi tema utama Purcell dengan megah akhirnya kembali muncul dan menutup karya
orkestra ini.
Itulah karya Benjamin Britten
yang berjudul Young Person’s Guide to the Orchestra yang mencoba memperkenalkan
instrumen atau alat musik yang ada pada orkestra secara umum. Semoga dengan
artikel dapat membuat kita mendengar orkestra dengan telinga yang “baru”, mendengarkan
musik yang dimainkan orkestra tidak sekedar menikmati saja, namun juga mengenali
bunyinya. Have fun with the orchestra!😊
Sebagian orang percaya bahwa musik adalah
bahasa universal. Semua orang dapat menikmati musik tanpa membedakan suku, ras,
agama, gender dan usia. Beberapa orang juga percaya bahwa musik dapat
menyatukan perbedaan. Kini latar belakang seseorang, kondisi ekonomi, status
sosial seringkali tidak dapat membatasi manusia untuk menikmati musik. Namun,
bagaimana dengan musik film? Apakah musik film tetap menjadi bahasa universal
yang dapat diterima oleh siapapun?
Musik film ada di persimpangan antara musik dan
film itu sendiri. Musik film memiliki bagian yang musikal dan bagian lain yang
sifatnya sinematik. Meski musik film seringkali diperdengarkan sebagai musik
saja, namun pada kenyataannya musik film adalah sebuah produk hibrida antara
musik dan film.
Untuk menjawab pertanyaan sebelumnya, mari kita
bandingkan sebuah film Bollywood “Koi Mil Gaya” dengan film produksi Walt
Disney “The One and Only Ivan”. Kedua film ini memiliki alur dan konflik yang
mudah dipahami oleh penonton. Perbandingan ini tentunya bertujuan untuk
mengetahui bagaimana dua daerah yang berbeda dengan kultur dan budaya yang
berbeda dapat mempengaruhi musik film yang dihasilkan.
Koi Mil Gaya adalah sebuah film Bollywood yang
menceritakan bagaimana seorang pria dengan keadaan khusus dapat bersahabat
dengan alien. Salah satu hal yang menonjol dari film Bollywood adalah
menggunakan banyak lagu berlirik di dalam filmnya. Dalam film-film Bollywood
biasanya selalu ada adegan dimana pemain menari dan menyanyikan lagu tersebut.Selain itu dalam film ini, musik tidak hanya
terbentuk dari instrumen barat seperti strings dan piano namun juga terdapat
bunyi instrumen etnis seperti tabla, bansuri, shehnai, dan sitar. Hal ini
tentunya menarik, bagaimana instrumen barat dikreasikan bersama instrumen
tradisi sehingga kekhasan musik India tetap terdengar. Instrumen seperti brass
dan perkusi sering digunakan dalam adegan yang menegangkan. Mood musik pada
film Koi Mil Gaya juga dapat berubah dengan cepat mengikuti transisi frame dan
terkadang tidak ada jeda. Penggunaan tangga nada juga berbeda dengan film
Hollywood. Meski menggunakan instrumen barat seperti strings dan piano, namun
tangga nada yang dipakai tidak terbatas oleh tangga nada mayor, minor atau
modes. Mereka berusaha meracik musik film agar terdengar tetap “India”.
Berbeda dengan film The One and Only Ivan.
Sebuah film yang menceritakan seekor gorila bernama Ivan yang berjanji untuk
membawa seeokor gajah kecil, Ruby untuk hidup di alam bebas. Dalam film ini,
musik instrumental lebih menonjol dibanding lagu berlirik. Lagu berlirik hanya
ada di bagian akhir film. Komposisi musiknya juga banyak dimainkan dengan
instrumen barat dan orkestra. Seringkali, musik muncul secara perlahan (fade
in) pada adegan-adegan tertentu. Mood musik juga cenderung stabil, hanya ada
sedikit perubahan. Pada film ini, musik dengan instrumen brass justru
menggambarkan keberhasilan dan menambah kesan megah. Penggunaan strings juga
tidak terbatas pada adegan yang memunculkan kesedihan, namun juga harapan dan
kebahagiaan.
Dari kedua film diatas kita tahu bahwa meskipun
musik kemungkinan besar menjadi bahasa universal, namun musik film sangat dipengaruhi oleh daerah dan budaya
tertentu. Musik film Bollywood tentu akan berbeda dengan musik film Hollywood.
Cara membuat musik film, fungsi bahkan tujuannya akan berbeda tergantung faktor
pengalaman dan lingkungan. Musik pada film Bollywood pasti akan memberikan
kesan yang berbeda untuk penonton film Hollywood lalu tercipta reaksi “menerima
atau menolak” atau setidaknya merasakan sensasi yang berbeda, begitupun sebaliknya. Sehingga pada pembuatan musik film, faktor
seperti selera dan korelasi musik dengan gambar saja tidak cukup, faktor
eksternal seperti daerah dan budaya setempat juga menjadi pertimbangan.
Untuk teman-teman yang tertarik membuat musik film atau original song, silahkan kunjungi website ini
Salah satu hal yang
mungkin akan diingat setelah menonton film adalah musik pada film tersebut.
Tidak jarang, melodi dari sebuah film akan terus terngiang di telinga penonton.
Salah satu contoh musik film yang terkenal dan mudah diingat adalah musik dari
film Ratatouille. Ratatouille merupakan salah satu film animasi dari Disney
Pixar yang ditayangkan pada tahun 2007. Film ini bercerita mengenai seekor
tikus bernama Rémy yang ingin menjadi seorang chef. Bagi keluarga Rémy, hal itu
mustahil karena ia merupakan hewan pengerat. Namun impian tersebut mulai
terealisasi ketika ia bertemu dengan seorang chef amatir yang tidak bisa
memasak. Chef amatir tersebut bernama Linguini, yang merupakan anak dari
pemilik restoran ternama yakni Auguste Gusteau.
Mengulas singkat pembahasan di artikel sebelumnya yang berjudul Buat Melodimu Lebih Menarik dengan Cara Ini - Non Chord Tones - Bagian Pertama - Gerakan Melangkah, non chord
tones atau nada non akor adalah nada yang tidak termasuk dalam akor yang sedang
dimainkan. Terdapat empat jenis nada non akor yang menggunakan gerakan
melangkah (interval 2 secara horizontal) antara lain passing tones, neighboring tones, suspension,
dan retardation.
Musik selalu
berkembang dari masa ke masa. Perkembangan dalam dunia musik ini menghasilkan
peluang pekerjaan yang semakin bervariatif. Salah satunya adalah menjadi
komposer musik film. Pada artikel sebelumnya, penulis telah membahas pentingnya
musik di dalam film, bagaimana musik dan gambar berjalan selaras untuk
menghasilkan sebuah karya, serta beberapa komposer yang sukses pada bidangnya.
Menjadi komposer musik film tentunya menarik bagi sebagian orang. Tidak sedikit
orang yang ingin mencoba berkarya dalam bidang ini. Namun sebelum itu, perlu
diketahui bahwa untuk menjadi seorang komposer musik film seseorang harus
menguasai beberapa hal. Dalam artikel ini, penulis akan membahas setidaknya
tiga hal yang harus dikuasai sebelum menjadi komposer musik film.
Ilmu musik
Bicara
tentang ilmu musik tentunya akan luas sekali. Dalam industri musik maupun musik
akademisi, ada berbagai macam ilmu yang perlu dipelajari. Teori musik,
solfegio, komposisi, orkestrasi, kontrapung, harmoni dan sebagainya. Setiap
ilmu tentunya saling berkaitan dan menunjang satu sama lain. Namun untuk
memulai, sebaiknya mulailah dari teori musik. Memahami teori musik adalah
langkah pertama untuk memahami ilmu-ilmu lainnya. Dalam teori musik, anda akan
belajar mengenai interval nada, penyusunan akor, tangga nada dan lain
sebagainya dimana hal-hal inilah yang menjadi dasar untuk mempelajari musik.
Ketika anda sudah memahami teori musik, maka akan lebih mudah untuk mempelajari
ilmu lainnya. Selain itu, bersama dengan teori musik anda bisa mulai dengan
solfegio. Solfegio ini berhubungan langsung dengan kemampuan menuliskan dari
apa yang kita dengar. Solfegio dapat melatih musikalitas anda dengan cara
melatih kepekaan terhadap nada dan ritmis. Dengan mempelajari ilmu musik,
tentunya akan membantu anda menghasilkan musik dengan kualitas. Berbagai teori
dapat menjadi pertimbangan ketika anda membuat musik untuk suasana tertentu.
Meskipun begitu dalam musik film tidak semua ilmu harus dipakai secara
bersamaan karena selain posisi musik ada di bawah gambar, bagaimanapun seorang
komposer musik film harus mengikuti arahan dari sutradara. Itulah mengapa lebih baik kita menguasai
semuanya, jadi anda akan mengerti teori dan teknik apa yang akan digunakan
didalam sebuah scene film.
Alat Musik
Selain
mempelajari ilmu musik, mempelajari setidaknya satu alat musik tidak kalah
pentingnya. Mempelajari teknik suatu instrumen dapat melatih motorik anda. Alat
musik dapat membantu anda membuat konsep musik yang akan anda realisasikan.
Selain itu, memainkan alat musik seringkali dapat mendatangkan ide. Komposer
film biasanya menguasai satu atau lebih instrumen. Di dunia komposer film,
apapun instrumen mereka, kebanyakan dari mereka tetap bisa memainkan piano. Mengapa
piano? Karena piano digunakan sebagai alat midi controller dalam pembuatan
musik di dalam DAW. Apa itu DAW? Akan kita bahas setelah ini.
Penguasan
DAW
DAW
adalah Digital Audio Workstation. Ada
berbagai macam DAW yang dapat digunakan dalam pembuatan musik film, misalnya FL
Studio, Cubase, Studio One, Logic Pro, Protools dll. DAW ini merupakan software
yang berfungsi untuk merekam, mixing, mastering dan merubah segala jenis audio
yang kita buat/ rekam, bisa berasal dari mic recording ataupun menggunakan VST
(Virtual Instrumen). Penguasaan DAW sangatlah penting, karena disini anda dapat
menampung dan menuangkan segala ide menjadi sebuah track. Singkatnya track adalah
visualisasi dari audio yang kita buat. Track tersebut bisa anda atur, ubah dan
perbaiki sampai suara yang dihasilkan seperti yang anda inginkan. DAW pada zaman
sekarang sangat memudahkan seseorang dalam memproduksi sebuah musik.
Tertarik mempelajari DAW FL Studio? Yuk join FL Studio Course. Keterangan
dan info lebih lanjut bisa anda dapat di bawah ini.