Mengenal Istilah Kromatis Dalam Musik
Ketika bermain musik, seringkali kita mendengar istilah kromatis, misalnya nada kromatis. Istilah ini sering kita temukan jika mempelajari teori musik. Kata kromatis sendiri sebetulnya berasal dari bahasa Yunani yang berarti warna. Dalam konteks musik, kromatis ini berarti penambahan atau pengurangan setengah dari nada asli sehingga menciptakan variasi warna atau nuansa pada sebuah melodi atau harmoni. Pada piano, nada-nada kromatis dapat kita dengarkan apabila menekan tuts berwarna hitam.
Nada kromatis merupakan nada yang dihasilkan dari menambah tanda kres atau sharp (#) yang berarti nada dinaikkan setengah (semitone). Selain itu nada juga bisa ditunrunkan setengah dengan menambah tanda mol atau flat (b). Contohnya, jika nada D diberi nada kres maka akan menjadi D# (D kres atau D sharp), sementara itu jika nada F diberi tanda mol maka akan menjadi Db (D mol atau D flat).
Nada kromatis memiliki beberapa fungsi misalnya membentuk tangga nada kromatis. Tangga nada biasanya hanya terdiri dari tujuh nada. Namun dengan tambahan nada kromatis maka tangga nada bisa memiliki 12 nada dalam satu oktaf. Tangga nada ini bisa menciptakan efek musikal yang lebih kompleks dan ekspresif. Selain itu, nada-nada kromatis juga bisa digunakan dalam membentuk akor. Biasanya akor dengan kualitas augmented dan diminished menggunakan nada kromatis. Kesan yang diciptakan dari akor augmented dan diminished tentu berbeda dengan akor mayor dan minor. Akor-akor ini bisa menciptakan kesan gelisah, membingungkan, tidak utuh. Kesan seperti ini didapat karena adanya efek disonan yang seolah tidak harmonis. Namun bunyi-bunyi disonan justru seringkali dipakai untuk membuat kesan dramatis misalnya dalam musik film. Film horor dan action seringkali menggunakan bunyi-bunyi yang disonan. Nada-nada kromatis juga dapat digunakan dalam modulasi yaitu perpindahan tangga nada. Nada kromatis seringkali menjadi “jembatan” untuk menghubungkan dua tangga nada yang berbeda.
Nada-nada kromatis sangat sering dipakai dalam musik jazz. Namun penggunaannya justru memberikan kesan unik dan menyenangkan. Sementara itu musik klasik jarang menggunakan nada kormatis kecuali pada era romantik dan perkembangan selanjutnya.