Mastering Audio: Pentingnya Menentukan Saturasi Sebelum Memikirkan LUFS
Dalam dunia produksi musik dan audio, penggunaan alat-alat pengolahan suara menjadi sangat penting untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan. Dua alat yang sering digunakan adalah dynamic equalizer dan multiband compressor. Meskipun keduanya dapat digunakan untuk mengubah karakteristik audio, mereka memiliki perbedaan yang signifikan dalam cara kerja dan aplikasi praktisnya.
Digital Audio Workstation (DAW) adalah perangkat lunak yang digunakan untuk merekam, mengedit, dan memproduksi musik digital. DAW memungkinkan pengguna untuk merekam sumber suara, seperti vokal atau instrumen, mengedit rekaman tersebut, menambahkan efek audio, dan menyusun trek audio menjadi lagu atau komposisi. Mereka juga sering dilengkapi dengan fitur MIDI untuk bekerja dengan synthesizer dan instrumen virtual, serta fitur pengaturan untuk mixing dan mastering. Dengan DAW, pengguna dapat menciptakan musik dari awal hingga akhir, mulai dari konseptualisasi hingga distribusi.
Bagi teman-teman yang sering membuka software editing audio, atau tertarik dengan penataan suara pasti tidak asing dengan Equalizer. Secara detail saya telah menulis penjelasan tentang equalizer pada artikel Belajar Mixing Audio - Mengenal Frequency Range dan Equalizer dan juga tips secara spesifik pada artikel Belajar Audio Mixing - Penempatan EQ Sebelum atau Sesudah Compressor, Mana yang Benar?
Siapa sih yang nggak tahu dengan synthesizer? Sebuah instrumen musik electrophone (Baca: Jenis Alat Musik Berdasarkan Sumber Bunyinya), dimainkan dengan cara ditekan seperti piano atau keyboard yang lahir di Era Modern dengan berbagai macam suara yang dapat dihasilkan. Kalau sudah tahu dengan instrumen ini, sebaiknya kita kenalan dengan yang namanya Sound Synthesis.
Setelah belajar tentang Belajar Mixing Audio - Mengenal Frequency Range dan Equalizer pada artikel sebelumnya, kali ini saya akan membahas tentang dimension & rime based processing dalam proses mixing. Saya yakin rekan-rekan tidak begitu awam jika mendengar tentang istilah reverb, delay, dan modulation. Ketiga hal yang telah saya sebutkan tadi merupakan pembahasan mengenai dimension & time based processing. Mari kita bahas secara mendetail.
Siapa yang tidak mengenal Mixing-Mastering, sebuah istilah yang seolah melekat dengan para musisi, terlebih pada profesi audio engineer. Penjelasan tentang Mixing-Mastering pernah saya bahas sebelumnya pada artikel Pahami Perbedaan Mixing dan Mastering bagi Pemula - PETER DE VRIES GUITAR. Dalam kegiatan mixing-mastering terdapat beberapa proses yang kompleks dan detail untuk dipahami, salah satunya adalah pembahasan tentang frequency range (rentang frekuensi) dan tools untuk mengolah frekuensi yang disebut Equalizer. Pemahaman tentang rentang frekuensi yang terbagi atas beberapa segmen merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat rasional dan empiris, keduanya saling berkaitan sehingga selain menggunakan teori dasar, pengalaman mendengar karya musik adalah kunci bagaimana seorang audio engineer memahami perbedaan frekuensi dengan menggunakan indera pendengaran.
ADSR Envelope menggambarkan bagaimana suara berubah seiring waktu. Dalam memproduksi bunyi diperlukan dan menunggu nada tersebut hilang dari pendengaran kita diperlukan waktu. Dari pemikiran ini maka perubahan suara berdasarkan waktu dibagi ke dalam empat poin yaitu Attack, Decay, Sustain, dan Release. Berikut adalah penjelasan mudah dari ADSR :
Subscribe untuk mendapatkan update berita terbaru