Siapa yang tidak mengenal Mixing-Mastering, sebuah istilah yang seolah melekat dengan para musisi, terlebih pada profesi audio engineer. Penjelasan tentang Mixing-Mastering pernah saya bahas sebelumnya pada artikel Pahami Perbedaan Mixing dan Mastering bagi Pemula - PETER DE VRIES GUITAR. Dalam kegiatan mixing-mastering terdapat beberapa proses yang kompleks dan detail untuk dipahami, salah satunya adalah pembahasan tentang frequency range (rentang frekuensi) dan tools untuk mengolah frekuensi yang disebut Equalizer. Pemahaman tentang rentang frekuensi yang terbagi atas beberapa segmen merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat rasional dan empiris, keduanya saling berkaitan sehingga selain menggunakan teori dasar, pengalaman mendengar karya musik adalah kunci bagaimana seorang audio engineer memahami perbedaan frekuensi dengan menggunakan indera pendengaran.
Frekuensi dan rentang pendengaran manusia
Sedikit mengulang pengertian frekuensi dari artikel Pengertian Sample Rate dan Bit Depth dalam Perekaman Audio Digital, Frekuensi merupakan banyaknya gelombang per detik. Satuan frekuensi adalah Hertz (Hz), sehingga jika terdapat 20 gelombang per detik, maka dapat diartikan sebagai frekuensi 20Hz. Berbicara tentang rentang pendengaran pastinya akan mengerucut pada rentang pendengaran manusia yang secara teori memiliki rentang 20 hingga 20.000Hz, rentang ini disebut sebagai audiosonik. Sebagai audio engineer, baik pemula maupun profesional teori dasar ini sangat penting karena tentunya pengolahan frekuensi pada kegiatan mixing-mastering yang kita bicarakan adalah rentang bunyi atau suara yang frekuensinya dapat didengar manusia. Mengenai rentang frekuensi dibawah 20Hz yang disebut infrasonik dan diatas 20KHz yang disebut ultrasonik untuk saat ini kita abaikan terlebih dahulu.
Segmentasi frekuensi atau Audio Frequency Spectrum
Sebelum masuk dalam segmentasi frekuensi saya akan memberikan sebuah analogi visual yang mungkin akan mudah dipahami. Tentunya kita tidak asing melihat pelangi, kumpulan spektrum cahaya yang jika digabungkan ternyata merupakan pemberkasan dari cahaya putih matahari (kata guru IPA saya dulu). Cahaya putih dipecah kedalam tujuh warna menjadi mejikuhibiniu dan kita sebut pelangi. Setiap warna memiliki karakter yang unik dan berbeda sehingga indera penglihatan kita mampu membedakan ciri khas masing-masing warna. Konsep serupa ternyata juga dapat kita gunakan hal segmentasi frekuensi (audio frequency spectrum), yang ternyata dalam teori (menggunakan seven band concept) juga terdapat tujuh segmen layaknya sebuah pelangi. Segmentasi dari frekuensi paling rendah menuju paling tinggi adalah Sub-Bass, Bass, Lower-Mid, Middle, Upper-Mid, Presence, Brilliance. Perhatikan tabel di bawah untuk melihat nilai masing-masing segmen dalam satuan Hertz.
Sub-Bass | 20 - 60Hz |
Bass | 60 -250Hz |
Lower-Mid | 250 -500Hz |
Middle | 500Hz -2KHz |
Upper-Mid | 2 - 4KHz |
Presence | 4 - 6KHz |
Brilliance | 6 -20KHz |
*sumber teachmeaudio.com
Karakter setiap segmen frekuensi
Dengan menggunakan analogi pelangi, bahwa setiap warna memiliki karakteristik yang berbeda antara satu warna dengan warna lainnya, maka hal tersebut juga berlaku pada audio frequency spectrum. Penangkapan kesan karakter pada segmen frekuensi mungkin dapat berbeda, namun tabel di bawah akan menjelaskan karakter masing-masing segmen frekuensi yang mungkin akan memberikan pencerahan bagi teman-teman yang baru belajar.
Sub-Bass, Lebih mudah dirasakan daripada didengar, sehingga membuat musik terasa kekuatannya |
Bass, Berisi notasi fundamental dari instrumen ritmik seperti kick dan bass untuk membuat musik terdengar tebal/tipis, terlalu banyak bass menyebabkan kesan boomy |
Lower-Mid, Berisi low order harmonics pada instrumen menyebabkan musik terdengar clean/muddy |
Middle, Membuat suara instrumen dalam musik lebih menonjol |
Upper-Mid, Area paling sensitif bagi pendengaran manusia yang dapat membuat kualitas vokal dapat lebih menonjol jika dilakukan boost |
Presence, Mempengaruhi kejernihan dari instrumen musik sehingga dapat memberi kesan jauh/dekat pada instrumen musik tersebut |
Brilliance, Berisi frekuensi upper harmonics dari instrumen musik sehingga dapat mempengaruhi kejernihan suara instrumen, dan juga dapat menambahkan hiss noise dalam sebuah karya musik |
Pentingnya memahami frekuensi
Dengan mengetahui karakter dari audio frequency spectrum, seorang audio engineer akan lebih mudah mengidentifikasi frekuensi dari sebuah instrumen , bunyi atau suara yang akan ditata. Selain itu audio engineer juga mampu menangkap kesan dari keseluruhan lagu atau repertoar dari perspektif frekuensi. Melalui kemampuan inilah maka audio engineer akan lebih mudah mengambil keputusan dalam melakukan pengolahan audio.
Equalizer, tools pengolah frekuensi
Sama halnya dengan obyek-obyek lain seperti angka, kata, dan citra dalam bentuk digital, maka terdapat tools khusus untuk mengolahnya. Misalnya dalam pengolahan kata, kita membutuhkan software seperti Microsoft Word, dan untuk melakukan manajemen daftar pustaka diperlukan plugins tambahan seperti Mendeley, atau dalam pengolahan citra dibutuhkan software semacam Adobe Photoshop dan plugins Color Balance didalamnya. Dalam pengolahan audio digital, equalizer merupakan tools yang selalu ada dalam software Digital Audio Workstation. Pengunaan equalizer mampu mengolah frekuensi audio mentah dengan melakukan fungsi-fungsi seperti low-cut (HPF) hi-cut (LPF), boost, dan istilah lainnya.
Elemen pada equalizer
Equalizer memiliki elemen-elemen dasar yang wajib dipahami. Sebagai pengolah audio dengan perspektif frekuensi, equalizer (parametic) pada DAW sering diberi tampilan visual untuk menggambarkan bentuk frekuensi dari audio yang diolah. Ada tidaknya tampilan visual sebenarnya tidak begitu penting karena fungsi tampilan visual hanya untuk mempermudah audio engineer melihat perubahan suara dalam bentuk visual saja. Gain dalam equalizer memiliki fungsi untuk proses cut dan boost pada frekuensi tertentu. Bandwidth atau Q untuk mengatur rentang atau luas dari frekuensi yang diolah. Curve type adalah elemen penting dalam equalizer dimana audio engineer dapat memilih tipe-tipe kurva seperti bell curve, filter curve (low pass filter/hi cut, hi pass filter/low cut), dan shelf curve). Detail dari elemen equalizer dapat teman-teman cari sendiri melalui media YouTube.
Bagi teman-teman yang ingin belajar tentang Mixing-Mastering Audio, Fisella Music Course menawarkan Kursus Music Production dengan FL Studio. Pembelajaran dilakukan secara online dengan sistem private.
Picture by @reskp unsplash
Gimana cara mndaftar ikut kursus mixing and mastering???
BalasHapusBisa langsung ke halaman www.fisella.com kak
Hapusatau direct pagenya disini https://www.fisella.com/p/fisella-kursus-mixing-mastering.html