Dari kedua film ini kita dapat menemukan kesamaan
yaitu film E.T. the Extra-Terrestrial dan
How to Train Your Dragon sama – sama menceritakan
tentang hubungan pertemanan antara manusia dan makhluk asing. Sebuah hubungan
pertemanan yang tidak biasa dan berevolusi. Baik Elliot maupun Hiccup, hubungan
mereka dengan makhluk asing yang mereka temui dimulai dengan rasa ragu, hingga
akhirnya berkembang menjadi sebuah pertemanan yang kuat seiring berjalannya
waktu. Namun tidak hanya dari segi cerita yang memiliki kesamaan, penggunaan
leitmotif dalam kedua film ini juga memiliki kesamaan meskipun dari komposer
yang berbeda. Leitmotif yang digunakan bukanlah sebagai identitas dari karakter
tertentu, melainkan lebih kepada ide atau konsep dari cerita secara keseluruhan,
yaitu evolusi hubungan pertemanan antara dua makhluk hidup yang berasal dari
dunia yang berbeda.
Di kedua film ini, John Williams dan John Powell
menggunakan pengembangan tema agar sesuai dengan alur cerita, sehingga tema tidak
dimunculkan secara langsung dalam format yang utuh, melainkan sudah diperdengarkan
bagian per bagian sebelum mencapai klimaksnya. Puncak dari evolusi pertemanan
Elliot maupun Hiccup ialah ketika mereka akhirnya terbang bersama teman asing
mereka. Di sini menunjukkan bahwa masing – masing dari mereka sudah menaruh
kepercayaan kepada satu sama lain. Di sinilah John Williams dan John Powell memunculkan
tema secara utuh.
Dalam wawancara Behind-the-Scenes With Composer John Williams yang terdapat di
dalam DVD E.T, John Williams mengatakan :
“ We may have the first few notes of this emotional theme suggested early
on, then three or four more notes, then finally the whole
theme, so that finally when you hear it all, there’s something vaguely
familiar about it. You’ve been prepared for four reels to actually
hear this melody. It isn’t presented to you immediately in its
complete form. There’s a suggestion here, it’s done a little bit frighteningly
over here, a little uncertainty there, and finally expressed harmonically or intervallically
in some way you feel comfortable with. “
“ Kita mungkin sudah diperdengarkan
beberapa nada awal dari tema yang emosional ini di awal, yang kemudian
berkembang menjadi tiga atau empat lebih nada, hingga akhirnya menjadi satu
tema yang utuh, sehingga ketika anda mendengarkannya secara keseluruhan, akan muncul
perasaan yang familiar namun terasa buram terhadap tema ini. Anda sudah dipersiapkan
untuk dapat benar – benar mendengarkan melodi ini. Tema ini tidak
diperdengarkan secara tiba – tiba dalam bentuk yang utuh. Ada sedikit bagian
dari tema yang diperdengarkan di bagian tertentu, terdengar sedikit mencekam di
adegan lain, atau dibuat kurang begitu jelas, dan pada akhirnya diekspresikan
secara harmoni atau interval yang lebih nyaman didengarkan. “
John Powell dalam wawancaranya bersama Tim Burden juga menjelaskan :
"I try not to attach leitmotifs to characters, but to ideas. It's a little hard in films … if the leitmotif is just established purely on characters. The stories aren't constructed in that fashion… I mean we have a tune we called “the truth about dragons,” and [having a title attached to an idea] gives [the theme] the flexibility to work in lots of different ways. You can make it a dark tune about dragons, and you can make it a light tune about dragons but it's the truth. The idea is if the story has a question that there's been a lie about something and eventually your characters learn the truth, it allows you to take that tune and attach it to those ideas whether or not it's the lie or whether it’s the revelation "
“Saya mencoba untuk tidak mengaitkan
leitmotif dengan karakter, melainkan pada ide. Cukup sulit penerapannya dalam film
apabila leitmotif secara murni hanya diciptakan untuk karakter. Jalan ceritanya
tidaklah berjalan demikian, maksud saya, kita memiliki sebuah tema melodi yang
disebut “Kebenaran tentang naga” dan [sedikit berkaitan dengan ide] memberikan
[tema] keleluasaan untuk dapat bekerja dengan berbagai macam cara. Anda bisa membuat
melodi tersebut memberikan kesan gelap terhadap naga, dan juga melodi yang ceria terhadap kebenaran yang
dimiliki oleh naga. Dalam cerita tersebut terdapat satu permasalahan yang
selama ini merupakan sebuah kebohongan hingga pada akhirnya sang karakter mempelajari
kebenaran dibaliknya, ini mempermudah anda untuk menghubungkan melodi tersebut
dengan ide, baik itu ide mengenai kebohongan atau kebenaran yang terungkap. ”
John Powell dalam wawancaranya bersama Tim Burden juga menjelaskan :
"I try not to attach leitmotifs to characters, but to ideas. It's a little hard in films … if the leitmotif is just established purely on characters. The stories aren't constructed in that fashion… I mean we have a tune we called “the truth about dragons,” and [having a title attached to an idea] gives [the theme] the flexibility to work in lots of different ways. You can make it a dark tune about dragons, and you can make it a light tune about dragons but it's the truth. The idea is if the story has a question that there's been a lie about something and eventually your characters learn the truth, it allows you to take that tune and attach it to those ideas whether or not it's the lie or whether it’s the revelation "
Sumber referensi :
Finnegan, Denise E, "Thematic Development In John Powell's Score For How To Train Your Dragon (2010)" (University of Nebraska, 2020)