Belajar Audio Mixing - Penempatan EQ Sebelum atau Sesudah Compressor, Mana yang Benar? - BLOG.FISELLA®

Jumat, 21 Mei 2021

Belajar Audio Mixing - Penempatan EQ Sebelum atau Sesudah Compressor, Mana yang Benar?

 

Belajar Audio Mixing - EQ sebelum atau sesudah Compressor, Mana yang Benar

Sebagaimana kita tahu, Equalizer dan Compressor merupakan tools yang sangat berguna bagi penata suara untuk membuat audio dalam lagu tercampur dengan baik. Pembahasan keduanya sudah saya bahas pada artikel Belajar Mixing Audio - Mengenal Frequency Range dan Equalizer dan Belajar Mixing Audio - Mengenal Audio Dynamic Processing, Compressor, dan Gate Dalam penataan suara sering muncul pertanyaan kontroversi tentang penempatan kedua tools ini. Mana yang benar, EQ dahulu atau Compressor dahulu? Mari kita bahas secara singkat dan terperinci.

Jauh sebelum membahas tentang pertanyaan ini, mari kita flashback ke era analog. Perangkat analog dalam pengolahan dan penataan suara tidak memberikan kita ruang untuk melakukan routing yang dinamis seperti saat ini. Routing terbatas yang saya maksud dalam konsep analog adalah Mic Preamp - EQ - Compressor, Selesai! 

Pertanyaan kontroversi tersebut ada ketika muncul konsep penataan suara secara digital, dimana tools yang dikenal sebagai "plugins" mulai menggantikan posisi tools analog dengan berbagai macam pertimbangan. Dengan menggunakan plugins, penata suara diberikan kuasa sepenuhnya untuk menempatkan tools tersebut secara dinamis tanpa ada routing yang "pasti".

EQ sebelum Compressor
Dengan menempatkan EQ dahulu, kita mampu menyelesaikan permasalahan frekuensi seperti boomy dan muddy tones sebelum akhirnya mendapatkan kualitas yang menurun akibat kompresi (abaikan make up gain). Selain itu dengan penempatan EQ terlebih dahulu membuat audio engineer menjadi fokus untuk memberikan warna suara pada audio yang akan di mix (baca lagi karakter tiap frequency spectrum pada artikel Belajar Mixing Audio - Mengenal Frequency Range dan Equalizer), kemudian baru menyelesaikan masalah dinamika dengan penempatan threshold sesuai kebutuhan. Setiap melakukan perubahan level seperti boost dan cut frekuensi dengan EQ juga menyebabkan perubahan karakter pada audio, perubahan karakter ini yang nantinya dibutuhkan penyesuaian ulang dengan penentuan level threshold pada compressor.

EQ setelah Compressor
Benefitnya dengan routing seperti ini kita hanya perlu berfokus pada pembentukan karakter dan pengolahan timbre audio tanpa perlu memikirkan dinamika yang naik-turun (karena sinyal audio yang masuk sudah diolah dan teratasi dengan compressor). Sayangnya routing EQ setelah Compressor memiliki kekurangan. Jika kita memiliki permasalahan seperti low-end thumps (karakter pada frequency spectrum low) atau permasalahan pada frequency spectrum lainnya, maka compressor akan mengolah sinyal terlebih dahulu sehingga pengubahan level pada EQ tidak akan begitu berpengaruh maksimal. Namun penggunaan routing seperti ini tidaklah salah, dalam pengolahan audio yang sederhana (misalnya beberapa bar saja) saya sering menggunakan  routing seperti ini karena saya tidak mau terganggu dengan persoalan dinamika.

Pemilihan routing EQ sebelum atau sesudah Compressor tidaklah menjawab pertanyaan benar atau salah secara definitif, sekali lagi dalam penataan suara kegiatan mixing pun merupakan kegiatan seni yang butuh pendekatan musikal yang diimbangi teori  dasar di dalamnya.

Bagi teman-teman yang ingin belajar tentang Mixing-Mastering Audio, Fisella Music Course menawarkan kursus Mixing-Mastering dengan menggunakan DAW FL Studio. Pembelajaran dilakukan secara online dengan sistem private.

Belajar Mixing Audio - Frequency Range dan Mengenal Equalizer peter de vries guitar fisella music production

Picture by @tsueri Unsplash

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda