Sebagian orang percaya bahwa musik adalah
bahasa universal. Semua orang dapat menikmati musik tanpa membedakan suku, ras,
agama, gender dan usia. Beberapa orang juga percaya bahwa musik dapat
menyatukan perbedaan. Kini latar belakang seseorang, kondisi ekonomi, status
sosial seringkali tidak dapat membatasi manusia untuk menikmati musik. Namun,
bagaimana dengan musik film? Apakah musik film tetap menjadi bahasa universal
yang dapat diterima oleh siapapun?
Musik film ada di persimpangan antara musik dan
film itu sendiri. Musik film memiliki bagian yang musikal dan bagian lain yang
sifatnya sinematik. Meski musik film seringkali diperdengarkan sebagai musik
saja, namun pada kenyataannya musik film adalah sebuah produk hibrida antara
musik dan film.
Untuk menjawab pertanyaan sebelumnya, mari kita
bandingkan sebuah film Bollywood “Koi Mil Gaya” dengan film produksi Walt
Disney “The One and Only Ivan”. Kedua film ini memiliki alur dan konflik yang
mudah dipahami oleh penonton. Perbandingan ini tentunya bertujuan untuk
mengetahui bagaimana dua daerah yang berbeda dengan kultur dan budaya yang
berbeda dapat mempengaruhi musik film yang dihasilkan.
Koi Mil Gaya adalah sebuah film Bollywood yang
menceritakan bagaimana seorang pria dengan keadaan khusus dapat bersahabat
dengan alien. Salah satu hal yang menonjol dari film Bollywood adalah
menggunakan banyak lagu berlirik di dalam filmnya. Dalam film-film Bollywood
biasanya selalu ada adegan dimana pemain menari dan menyanyikan lagu tersebut. Selain itu dalam film ini, musik tidak hanya
terbentuk dari instrumen barat seperti strings dan piano namun juga terdapat
bunyi instrumen etnis seperti tabla, bansuri, shehnai, dan sitar. Hal ini
tentunya menarik, bagaimana instrumen barat dikreasikan bersama instrumen
tradisi sehingga kekhasan musik India tetap terdengar. Instrumen seperti brass
dan perkusi sering digunakan dalam adegan yang menegangkan. Mood musik pada
film Koi Mil Gaya juga dapat berubah dengan cepat mengikuti transisi frame dan
terkadang tidak ada jeda. Penggunaan tangga nada juga berbeda dengan film
Hollywood. Meski menggunakan instrumen barat seperti strings dan piano, namun
tangga nada yang dipakai tidak terbatas oleh tangga nada mayor, minor atau
modes. Mereka berusaha meracik musik film agar terdengar tetap “India”.
Berbeda dengan film The One and Only Ivan.
Sebuah film yang menceritakan seekor gorila bernama Ivan yang berjanji untuk
membawa seeokor gajah kecil, Ruby untuk hidup di alam bebas. Dalam film ini,
musik instrumental lebih menonjol dibanding lagu berlirik. Lagu berlirik hanya
ada di bagian akhir film. Komposisi musiknya juga banyak dimainkan dengan
instrumen barat dan orkestra. Seringkali, musik muncul secara perlahan (fade
in) pada adegan-adegan tertentu. Mood musik juga cenderung stabil, hanya ada
sedikit perubahan. Pada film ini, musik dengan instrumen brass justru
menggambarkan keberhasilan dan menambah kesan megah. Penggunaan strings juga
tidak terbatas pada adegan yang memunculkan kesedihan, namun juga harapan dan
kebahagiaan.
Dari kedua film diatas kita tahu bahwa meskipun
musik kemungkinan besar menjadi bahasa universal, namun musik film sangat dipengaruhi oleh daerah dan budaya
tertentu. Musik film Bollywood tentu akan berbeda dengan musik film Hollywood.
Cara membuat musik film, fungsi bahkan tujuannya akan berbeda tergantung faktor
pengalaman dan lingkungan. Musik pada film Bollywood pasti akan memberikan
kesan yang berbeda untuk penonton film Hollywood lalu tercipta reaksi “menerima
atau menolak” atau setidaknya merasakan sensasi yang berbeda, begitupun sebaliknya. Sehingga pada pembuatan musik film, faktor
seperti selera dan korelasi musik dengan gambar saja tidak cukup, faktor
eksternal seperti daerah dan budaya setempat juga menjadi pertimbangan.
Untuk teman-teman yang tertarik membuat musik film atau original song, silahkan kunjungi website ini