BLOG.FISELLA®: Pengetahuan
Tampilkan postingan dengan label Pengetahuan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengetahuan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 20 Mei 2021

Mengenal Tentang Vibrato Pada Biola

 
Mengenal Tentang Vibrato Pada Biola - Gita Teofilus - Blog Fisella

Halo teman-teman saya mau sekilas bertanya nih kepada para pembaca artikel, kira-kira apa yang muncul di benak kalian jika mendengar istilah tentang vibra? Beragam spekulasi mungkin datang dari salah satu pembaca misalnya, “ oh itu yang bikin bagus suara alat musik ngga sih ?” atau “ itu suara yang kayak orang nyanyi itu kan? “. Yup, apapun jawaban kalian tidak ada yang benar-benar salah atau benar. Mengapa demikian? Karena dari beberapa sumber yang saya temukan, vibra atau teknik vibrato ini memang menjadi salah satu bumbu atau saus rahasia yang dalam perkembangannya masih menjadi bahan argumentasi. Biola merupakan alat musik yang sangat akrab dengan teknik ini karena menambah keindahan dari suara yang dihasilkan instrumen. Tapi, sebelum kita bahas tentang teknik vibrato pada biola, saya mau membagikan sekilas tentang perkembangan teknik vibrato ini, yuk kita simak penjelasannya. 

Dalam jurnal “ The Vibrato Thing “ yang ditulis oleh David Montgomery ( 2003 ), terdapat beberapa kesalahpamahan terhadap adanya teknik ini. Beberapa orang menyebut vibrato merupakan salah satu dari ornamentasi musik yang mirip dengan tremolo, mordent dan sejenisnya. Ada juga yang menyebutnya sebagai salah satu keindahan yang tercipta secara natural atau ada dengan sendirinya seperti musik vokal. Hal tersebut tentu bertolak belakang dengan kenyataan bahwa untuk bisa menghasilkan teknik vibra baik musik vokal maupun instrumen biola atau alat musik lainnya pun diperlukan metode latihan yang tepat tidak semata-mata hanya menggunakan feeling. Namun, untuk cara melatih vibra pada biola mungkin akan saya bahas dalam artikel selanjutnya saja ya... David juga membagikan contoh adanya penggunaan tremolo dalam karya Schubert yang berjudul “ Death and the Maiden “ second movement in D minor D 810 for string quartet ditunjukkan pada bagian instrumen biola dua ( second violin ) dan biola alto ( viola ) terdapat ornamentasi tremolo dengan maksud memainkan vibra untuk nada panjang. Sehingga hal ini membuktikan bahwa ide tersebut telah muncul diawal abad ke-20 sebelum munculnya sebutan continuous vibrato ( vibra panjang ) yang digunakan untuk setiap nada meskipun ada yang pendek. 

Bagian kedua dari artikel ini merupakan penjelasan secara singkat beberapa jenis teknik vibra yang bisa kalian pelajari di biola diantaranya ;

  1. Arm Vibrato : Vibra yang dihasilkan dengan otot lengan tangan kiri. Gerakan teknik ini menggunakan otot lengan tangan kiri secara keseluruhan. Vibra jenis ini biasanya digunakan pada saat double-stops dan nada yang tinggi. Suara vibra yang dihasilkan juga lebih lebar daripada wrist vibrato.
  2. Wrist Vibrato : Vibra yang dihasilkan dengan menggunakan otot pergelangan tangan kiri. Bagian otot yang digunakan berkisaran separuh dari pergelangan tangan kiri sedangkan otot pergelangan bagian bawah atau yang mendekati siku lebih stabil.
  3. Finger Vibrato : Vibra yang dihasilkan dengan otot jari tangan kiri. Vibra jenis ini jarang digunakan. Bahkan ada yang mengatakan vibra dengan menggunakan jari sebenarnya tidak ada. Namun, salah satu maestro violin seperti Itzhak Perlman merupakan violinist yang dapat menggunakannya dengan sangat baik ( versi violinist.com )

Senin, 17 Mei 2021

Ada Hubungan Apa Antara Musik dan Bahasa?


Baik bahasa maupun musik, keduanya kerap kita jumpai di kehidupan sehari - hari. Musik adalah bahasa universal, setidaknya kita pernah mendengar atau membacanya sekali. Namun apakah kalian pernah bertanya bagaimana musik dapat dikaitkan dengan bahasa? Apakah musik mempunyai cara kerja yang sama dengan bahasa? Berikut penjelasannya

Sebuah Sistem

Bahasa maupun musik keduanya merupakan sistem yang memiliki pola. Sistem terbentuk oleh sejumlah unsur atau komponen yang saling berhubungan secara fungsional. Begitu pula dalam bahasa dan musik, masing-masing memiliki unsur yang berurutan dari satuan terkecil hingga  yang terbesar. Begini contoh sederhananya, kata "aku", "kamu", dan "sayang", tidak memiliki arti yang lebih ketika berdiri sendiri, namun ketika digabungkan menjadi "aku sayang kamu", maka artinya akan lebih bermakna. Sama halnya dalam musik, ketika kita mendengarkan nada F tidak akan memberikan kesan atau karakter apapun. Ketika nada F dikombinasikan dengan nada D dan A maka yang terdengar adalah sebuah akor D minor yang memberikan kesan nuansa "gelap".

Pentingnya Artikulasi

Dalam berbicara, artikulasi sangat berpengaruh terhadap penyampaian informasi. Pengucapan artikulasi yang kurang jelas akan menghasilkan pemahaman yang berbeda dari lawan bicara. Di musik juga sama, ketika kita memainkan nada tanpa memperhatikan ketepatan artikulasi maka karya yang kita mainkan akan sulit untuk dipahami dan terkesan "keruh". Dalam bahasa kita menghasilkan artikulasi dengan plosif (letupan), frikatif (geseran), afrikat (paduan), nasal (sengau), lateral (sampingan), geletar (trill), sentuhan (flap). Sedangkan dalam bermusik kita mengenal istilah slur, staccato, staccatissimo, accent, sforzando, rinforzando, dan legato untuk mengolah artikulasi.

Area Broca

Kita mengenal adanya perbedaan otak kiri dan kanan dalam memproses informasi. Otak kiri mengolah informasi yang sifatnya logis seperti bahasa, angka, analisis. Sedangkan otak kanan berperan dalam kreativitas manusia seperti musik, warna, imajinasi. Namun dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Max Planck Institute dalam bidang Kognitif Manusia dan Ilmu Otak, mengungkapkan bahwa musik dan bahasa terlibat dalam satu area yang sama, yaitu area Broca. Area Broca sendiri terletak di hemisfer serebri kiri/otak kiri. Berperan pada proses bahasa, serta kemampuan dan pemahanan bicara. Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara seorang musisi yang sudah terlatih musikalitasnya sejak kecil dan seseoran yang bukan musisi. Volume materi abu-abu dalam Broca seorang musisi lebih besar apabila dibandingkan dengan orang yang bukan musisi. Hal ini juga dipengaruhi oleh seberapa lama ia terlatih dalam bermusik. Materi abu-abu sendiri berperan sangat penting dalam memperoses informasi di otak. 


Picture by @kellysikkema Unsplash

Minggu, 16 Mei 2021

4 Karakteristik Musik Jazz

    Louis Armstrong, 1953.
                          New York World-Telegram and the Sun Newspaper Photograph Collection/Library of Congress, Washington, D.C. (Digital File Number: cph 3c27236 )

 

“If you have to ask what Jazz is, you’ll never know” Itulah pernyataan dari Louis Armstrong yang di sebut sebagai bapak dari musik yang lahir di New Orleans di awal abad 20 ini. meski tidak mampu mendefinisikan musik Jazz, bukan berarti musik Jazz tidak mempunyai karakteristik tertentu.

Bicara tentang musik, sering kita dengar istilah “Musik adalah bahasa”. lain bahasa, maka lain juga pelafalan dan karakter dari bahasa tersebut, begitu juga di dalam musik khususnya musik Jazz. berikut adalah 4 karakteristik dari musik Jazz


Improvisasi

Improvisasi sangatlah penting di dalam musik Jazz, bagaimana bermain musik secara spontan, membuat tema lagu dengan variasi sendiri yang tidak terdapat pada partitur, sangat jarang ada musisi Jazz yang memainkan lagu yang sama dengan gaya yang sama berulang kali


Swing Feel

Swing adalah style musik Jazz yang terdengar seperti “berayun” , ini dicapai dengan memberikan aksen di ketukan dua dan empat ,Swing feel secara teori adalah ritmis seperdelapan triplet dengan menghilangkan not tengah dari triplet tersebut, namun sebenarnya sulit di katakan dengan kata-kata, seperti yang Louis Armstrong katakan “If you don’t feel it, you’ll never know it”.


Sinkopasi

Salah satu unsur yang juga di tonjolkan dalam karakter musik jazz adalah sinkopasi yang cukup mendominasi. Sinkopasi adalah penekanan atau aksentuasi pada not-not upbeat (not-not dengan ketukan lemah).


Blue Note

Blue note dikenal pertama di musik Blues yang menjadi cikal bakal musik jazz, blue note di gunakan untuk mengekspresikan kekhawatiran dan kesedihan. Blue note adalah menambahkan not yang terdengar disonan dalam harmoni, yang menjadikan musik jazz terkenal dengan tension & resolution.



Itulah 4 karakteristik dari musik jazz, musik jazz adalah musik yang selalu berkembang dan mempunyai sejarah panjang, di setiap era memiliki karakteristik tertentu, saran saya mendengarkan musik jazz dari musisi jazz awal / traditional jazz seperti Louis Armsrong, Duke Elington, Chet baker, Charlie Parker, dan Miles davis.



Refrensi : 

https://www.larmstrongsoc.org/lasjbblog/6-elements-of-great-new-orleans-jazz

https://www.jazzinamerica.org/LessonPlan/11/2

Rabu, 12 Mei 2021

Wanita adalah 'Suara Musik klasik' yang Terlupakan

 


Sebagai pemain / penikmat musik klasik tentu sudah tidak asing lagi bagi kita dengan nama-nama seperi Mozart, Beethoven, Bach, Debussy, dan masih banyak lagi yang mungkin kalian dengar sebelumnya.

Dari berbagai komposer dalam era perkembangan musik klasik ini, sadarkah kita bahwa kebanyakan dari mereka adalah pria? Semua komposer yang terkenal dan namanya bahkan hampir diketahui semua orang adalah mayoritas kaum pria. Lalu dimana wanita saat era itu? Adakah wanita yang namanya dicatat dalam sejarah sebagai salah satu pelaku seni di era perkembangan musik klasik?

Pada era Renaissance, bisa dikatakan wanita hanya bisa memainkan instrument seperti harpsikord saja. Mengapa demikian? Saat musik berkembang di era ini wanita menghadapi “stereotip seksual” dalam hal memainkan musik dimana wanita tidak diharapkan bermain instrument dengan ekspresi atau hal-hal yang banyak melibatkan perilaku fisik.

Selama era musik klasik berkembang khususnya di jaman Barok (1600 – 1750), wanita yang berkarya di bidang musik di anggap telah menentang norma dan wanita yang memiliki keterkaitan terhadap musik di era musik berkembang, tidak pernah diharapkan atau mendapat dukungan untuk memperluas karir.

Hal tersebut memang terjadi dalam perkembangan musik klasik, namun …

Adakah perempuan yang namanya dicatat dalam sejarah sebagai salah satu pelaku seni di era perkembangan musik klasik?

Tentu saja ada! Lalu siapa saja? Berikut beberapa pelaku seni di era perkembangan musik klasik.


St. Hildegard von Bingen (1098 – 1179)

pic from pinterest

Merupakan seorang Abbess (kepala asrama biarawati) yang menjadi seorang Komposer di era abad pertengahan. Ia mengabdikan seluruh hidupnya untuk Tuhan dan gereja. Pada tahun 1150 di dekat Bingen (Jerman), Ia mendirikan biara-nya sendiri. Meskipun pada periode ini perempuan dilarang untuk menyanyi dan menggubah musik untuk gereja, di tempat yang Ia bangun sendiri mengijinkan perempuan untuk melakukan hal tersebut dibawah tanggung jawabnya. Hilgard mengaku menerima penglihatan langsung dari Tuhan untuk melakukan hal ini. Pada abad pertengahan ini Ia menjadi komposer wanita yang memiliki banyak nyanyian yang bertahan dari pada pria saat itu.

 

Barbara Strozzi (1619 – 1677)

pic from PressReader

Merupakan vokalis dan komposer asal Venesia pada era Musik Barok. Dia terkenal dengan lagu-lagunya yang bersifat puitis. Hampir tiga perempat dari karyanya ditulis untuk sopran. Namun karena perlakuan Strozzi dianggap sebagai pelanggaran norma, maka tentu saja Strozzi tidak banyak menampilkan dirinya di depan umun. Dia hanya tampil pada pertemuan pribadi atau dengan hanya dengan beberapa orang yang akrab.

Barbara Strozzi menggubah banyak musik vokal. Dia bisa menerbitkan musiknya, yang tidak biasa dilakukan musisi wanita selama periode ini. Strozzi menerbitkan cantata paling banyak daripada komposer lain selama hidupnya.

 

Élisabeth Jacquet de la Guerre (1665-1729)

pic from Wikipedia

Merupakan komposer, musisi dan pemain harpsikord terkenal asal Prancis yang mendedikasikan sebagaian besar musiknya untuk Raja Louis XIV. Dia dilahirkan dalam keluarga musisi dan pembuat instrumen ahli. Dia memulia karirnya sebagai penyanyi dan pemain harpsichord di istana Louis XIV pada usianya yang cukup muda. Ia adalah wanita pertama yang menggubah Opera di Prancis. 

Opera nya, Céphale et Procris, diperkirakan telah perdana di Paris pada 15 Maret, 1694, meskipun tanggal ini hanya dikirimkan dari sumber abad ke-19. Meski opera ini tidak meraih banyak kesuksesan, namun opera ini adalah opera pertama yang digubah oleh seorang wanita di Prancis, dan musiknya diterbitkan pada tahun yang sama.

 

Fanny Hensel (née Mendelssohn, 1805-1847)

pic from kunst für alle

Merupakan salah satu pianis dan komposer asal Jerman yang paling terkenal di tahun 1800-an. Dia menunjukkan kemampuan musik yang luar biasa sebagai seorang anak dan mulai menulis musik. Meskipun para pengunjung terkenal di rumah keluarganya sama-sama terkesan oleh Fanny dan saudara laki-lakinya Felix Mendelssohn , Fanny sangat dibatasi oleh sikap yang berlaku pada waktu itu terhadap wanita. Ayahnya tidak mendukung aktivitasnya sebagai komposer. Ayahnya mengatakan kepadanya bahwa musik adalah profesi untuk Felix, sedangkan untuk Fanny hanya boleh menjadi hiasan dalam hidup. Felix juga memperingatkannya adiknya agar tidak menerbitkan karya-karyanya atas namanya sendiri dan mencari karir di bidang musik. Pada era ini, wanita yang berkarir di bidang musik sangat tidak disarankan.

Meskipun begitu, Fanny menyusun lebih dari 400 karya, beberapa di antaranya dianggap sebagai karya musik luar biasa yang dengan sempurna merangkum gaya penulisan yang mencontohkan Era Romantis. Karya besarnya, Das Jahr, adalah serangkaian potongan karakter untuk piano berdasarkan dua belas bulan dalam setahun. Ia secara teratur mengadakan Salon Concerts di rumahnya sendiri untuk memamerkan komposisinya dan memainkan piano. Pertemuan yang lebih kecil ini adalah cara musiknya didengar dan bisa dihadiri hingga 200 orang.


Clara Schumann (1819-1896)

pic from Classical WSMR

Adalah seorang komposer Jerman dan pianis konser yang memiliki karir konser selama 61 tahun. Sejak usia dini, dia mendapat pelajaran satu jam di piano, biola, menyanyi, teori, harmoni, komposisi, dan tandingan. Pada tahun 1830, pada usia sebelas tahun, dia telah menjadi solois virtuoso dan dia pergi untuk tur konser di kota-kota Eropa.

Sebagian besar karya-karyaya ditulis saat dia masih remaja. Dilatih oleh ayahnya yang ambisius, dia menjadi seorang virtuoso terkenal, namun karirnya terganggu oleh pernikahannya dengan Robert Schumann. Setelah dia dikurung di rumah sakit jiwa pada tahun 1854, dan meninggal dua tahun kemudian, Clara harus menghidupi tujuh anak mereka sendirian. Dia kembali tampil dan menghabiskan sisa hidupnya sebagai salah satu pianis dan guru paling dicari di Eropa.

 

Amy Beach (1867-1944)

pic from Britannica

Adalah seorang komposer dan pianis Amerika. Ia adalah komposer Amerika wanita pertama yang diakui secara luas dalam skala nasional dan internasional. Beach dianggap sebagai anak ajaib pada instrument piano, namun tidak diizinkan untuk mengejar karir penuh waktu di bidang pertunjukan. Dia juga tidak diizinkan untuk belajar atau mengajar di universitas ternama di negara tersebut karena mereka mengecualikan wanita. Beach mengambil tanggung jawab untuk mempelajari komposisi secara mandiri dengan membaca teks, mempelajari sejumlah komposer hebat, dan memainkan karya komposer favoritnya.

Selama pergantian abad ke-20, masyarakat secara luas percaya bahwa perempuan tidak memiliki kemampuan untuk membuat karya berskala besar seperti simfoni. Beach menunjukkan kepercayaan ini tidak benar dengan mengarang karya seperti Misa di Eb dan Gaelic Symphony. Salah satu aspek yang paling menarik dari musik Beach adalah bahwa ia menggabungkan unsur-unsur musik rakyat dari berbagai budaya (Irlandia, Skotlandia, Amerika Pribumi, Afrika-Amerika) dan unsur-unsur musik Klasik Jerman tradisional. Di kemudian hari, Beach menghabiskan banyak waktu untuk mengajar komposisi dan menjadi pendukung Pendidikan Musik di Amerika.


Selain komposer-komposer diatas masih banyak lagi komposer wanita yang berkarya pada era perkembangan musik klasik. Memang ketertarikan mereka pada musik pada saat itu tidak dihargai oleh hampir semua orang pada masa itu, namun di era yang sudah modern ini, wanita sudah sangat diapresiasi keberadaannya dalam bermusik dan sudah sangat banyak kita jumpai pelaku seni wanita dibidang musik saat ini.

Fisella Music tentu saja sangat mendukung semua kaum baik pria maupun wanita dalam meniti karir dibidang musik. Oleh karena itu, Fisella menyediakan layanan Music Production dan Music Course untuk membantu mewujudkan harapan-harapan kalian! 

 

Referensi:

Classical Music Indy. Four Woman Who Defied Expectation in Classical Music. 2017.

Britannica. Elisabeth Claude Jacquet de laGuerre.

Feliciani, Stevie. Woman Composers: From theMiddle Ages to the Present. 2013.

The Guardian.Woman composers deserve much better. 2015.

Senin, 10 Mei 2021

Mana yang lebih dulu ada, musik atau teorinya?


Apabila kita berbicara mengenai "teori", maka sering kali kita mengaitkannya dengan segala sesuatu yang dapat dijelaskan secara ilmiah. Dalam bidang sains, seorang ilmuwan akan mengamati kemunculan suatu fenomena alam dan mencoba untuk merumuskan pernyataan yang sifatnya rasional dan dapat mencakup fenomena lain yang berkaitan. Para ilmuwan tidak percaya terhadap suatu kejadian yang tidak dapat dijelaskan atau bersifat irasional. Mereka akan selalu berusaha untuk memahaminya secara rasional. Penjelasan secara rasional dapat digunakan sebagai sebuah alat untuk memahami contoh lain dari fenomena yang serupa. Pada akhirnya, sebuah fenomena juga bisa mematahkan sebuah teori dan melahirkan teori baru, meskipun setiap teori baru yang bermunculan masih belum bisa dipastikan kebenarannya. Cara alam bekerja tidaklah mengikuti hukum yang ada, "hukum" alam hanyalah kaidah yang kita jadikan sebagai patokan mengenai bagaimana alam ini bekerja. Dengan kata lain, alam tidak bekerja mengikuti hukum yang berlaku, tetapi hukum tersebutlah yang mengikuti cara kerja alam.

Sama halnya di dalam musik. Musik tidak semerta - merta diciptakan berdasarkan teori yang ada, melainkan teori tersebut tercipta dari musik itu sendiri. Meskipun dalam prakteknya seorang peneliti musik harus berbekal pengetahuan tentang teori musik untuk menjabarkan unsur - unsur musikal apa saja yang terkandung dalam musik tersebut. Dapat dikatakan musik merupakan sebuah sistem yang kompleks.

Lantas apakah teori musik tercipta begitu saja hanya dengan mengamati musik?

Menurut sejarah, Phytagoras yang merupakan seorang tokoh Geometri menganggap bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini dapat dipecahkan menggunakan rumus matetmatika. Menurutnya, angka adalah realitas tertinggi. Legenda mengatakan bahwa ia menggunakan senar dari alat musik lyra (alat musik yang cukup populer pada saat itu) untuk mengukur nada dan getarannya. Kemudian ia memotongnya menjadi dua bagian dan mendapati adanya perbedaan nada serta getaran antara tali yang sebelum dan sesudah dipotong. Perbedaan itulah yang kita kenal sekarang sebagai oktaf. Itu artinya bahwa teori musik tidak berdiri sendiri, tetapi masih ada teori lain yang mendasarinya.

Jadi mana yang lebih dulu ada, musik atau teorinya?


Sabtu, 08 Mei 2021

Suara Sumbang Bisa Mengikuti Kegiatan Paduan Suara Dengan Teknik Vokal Yang Benar


Paduan suara adalah gabungan sejumlah penyanyi dengan beragam jenis suara yang bernyanyi secara bersama-sama atau beriringan. Mereka berkolaborasi dalam menyanyikan lagu secara harmonis. Paduan suara dipimpin oleh seorang dirigen atau “choirmaster” yang biasanya merangkap sebagai pelatih paduan suara tersebut.

Sejarah panjang paduan suara sudah dimulai sejak 3000 tahun Sebelum Masehi pada zaman Yunani Kuno saat masyarakat Yunani Kuno membawakan lagu-lagu pujian ke nisah-nisah Sumeria. Karya musik paduan suara pada zaman dulu pada umumnya didedikasikan sebagai pujian dan penghormatan kepada Tuhan sehingga banyak mengambil tema dari Alkitab. Seiring perkembangan zaman, paduan suara tidak hanya sebatas lingkup ritual agama tetapi sudah masuk ke lingkup hiburan. Ansambel musik yang melengkapi paduan suara masa kini tidak hanya sebatas piano, organ, ataupun biola, tetapi bisa diiringi dengan jenis alat musik lain yang lebih banyak seperti orkestra. Berbagai karya musik seperti lagu daerah, lagu nasional, lagu klasik, dan bahkan lagu pop bisa diaransemen ulang ke dalam format musik paduan suara.

Suatu paduan suara umumnya terdiri dari kelompok suara SATB (Soprano, Alto, Tenor, dan Bass). Selain itu, terdapat dua kelompok suara tambahan yaitu Mezzo-Soprano dan Baritone. Pembagian kelompok suara lebih dari empat kelompok biasanya hanya terdapat di beberapa lagu paduan suara. 

Untuk menghasilkan suara, manusia membutuhkan udara, pita suara, kekuatan otot, dan rongga resonansi. Pita suara manusia adalah bagian dari laring dan terutama digunakan untuk menghasilkan ucapan. Organ ini bergetar ketika kita mengeluarkan udara dari paru-paru dan menyebabkan penurunan tekanan. Perbedaan tekanan inilah yang menyebabkan kita bisa menghasilkan nada yang berbeda-beda. Nada tinggi dihasilkan ketika otot-otot di laring menegang, sedangkan nada rendah dihasilkan ketika otot yang sama meregang. Pria umumnya memiliki pita suara yang lebih panjang yang berarti bahwa mereka memiliki suara yang lebih dalam. Kerasnya suara nada ditentukan oleh intensitas aliran udara. Rongga resonansi antara tenggorokan, rongga mulut, dan rongga hidung sangat penting untuk modifikasi warna nada dan pewarnaan nada. Saat digabungkan, pita suara, aliran udara dan rongga resonansi menciptakan ‘instrumen’ yang kita gunakan untuk menghasilkan suara dan menentukan karakteristik vokal yang unik dari setiap suara.

Register suara (vocal register) manusia merupakan pembagian wilayah suara berdasarkan tinggi nada suara dan warna suara yang dihasilkan pada saat memproduksi suara. Register suara pada manusia terbagi menjadi vocal fry, chest voice, head voice, falsetto, dan whistle register. Chest voice (disebut juga dengan normal voice) terbentuk saat resonansi suara berasal dari area dada sehingga menghasilkan suara yang mirip dengan suara bicara normal. Vocal fry adalah nada suara yang lebih rendah dari chest voice dan sering digunakan di kelompok bass. Head voice adalah suara yang lebih tinggi daripada chest voice dan dihasilkan melalui resonansi di area kepala. Falsetto adalah nada suara yang terdengar sama tinggi seperti head voice, tetapi suara yang dihasilkan falsetto lebih tipis, lebih lemah, dan lebih terdengar bercampur suara napas daripada head voice. Whistle register adalah adalah register suara di atas head voice dan merupakan register tertinggi dari suara manusia. 

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki paduan suara yang sudah  terkenal di mancanegara. Banyak paduan suara yang sudah meraih penghargaan kompetisi paduan suara tingkat nasional maupun tingkat internasional. Banyak sekolah dan kampus memiliki kegiatan ekstrakulikuler dan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) paduan suara. Berdasarkan pengamatan penulis selama mengikuti berbagai paduan suara, masih banyak orang yang ingin mengikuti paduan suara namun belum yakin dengan alasan mereka tidak bisa bernyanyi dengan baik dan benar dan bahkan ada yang bernyanyi dengan fals (nada sumbang). Pada dasarnya, beberapa orang memiliki suara yang bagus dan beberapa orang lainnya memiliki suara yang kurang bagus. Namun, bukanlah hal yang mustahil untuk melatih suara yang kurang bagus sehingga menjadi terdengar bagus.

Nada adalah suara yang frekuensinya telah ditetapkan. IMC (International Music Council) telah menetapkan nada a¹ = 440 Hertz, artinya nada a¹ harus bergetar 440 getaran dalam 1 detik. Jika nada suatu nada bergetar di luar 440 getaran (Hertz), maka nada tersebut bukanlah nada a¹, tetapi disebut nada a¹ yang fals (sumbang). Untuk memperoleh suara yang baik dan indah, maka dibutuhkan pelatihan rutin yang dibantu oleh guru vokal atau pelatih paduan suara. Pelatih ataupun guru vokal harus melatih produksi suara penyanyi dengan cara dituntun oleh nada a¹ dari instrumen piano atau alat lain yang memiliki ketepatan pitch yang sama dengan nada a¹.

Setiap penyanyi harus menirukan nada tersebut (nada a¹) dengan cara tarik napas panjang melalui hidung, buka mulut seperti mengucapkan huruf hidup a, i, u, e, atau o dan menirukan nada a¹  paling sedikit 8 ketukan dalam satu kali pernapasan dengan cara nada tetap (jangan berubah), volume tetap, dan warna vokal tetap. Sesudah memperoleh pitch yang tepat,  gantilah nadanya menjadi nada lain, misalnya nada b (si) atau nada lainnya.
Dengan cara melatih suara yang telah dirangkumkan di atas, penyanyi akan lebih bisa mengontrol suara dan akan menghasilkan nada dengan tepat. Kunci untuk memiliki suara yang bagus adalah konsistensi latihan suara, baik itu pernapasan maupun lompatan-lompatan nada.

Referensi :

Simanungkalit, N. Teknik Vokal Paduan Suara. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta (2008)


Rabu, 21 April 2021

Romantika dibalik Karya Gitaris Klasik Agustin Barrios

 


Beberapa komposer menciptakan suatu lagu berdasarkan dari pengalaman yang mereka alami. Agustin Barrios salah satunya. Mungkin bagi kita gitaris klasik sudah tidak asing lagi dengan komposer yang satu ini.

Agustín Barrios Mangoré (1885 – 1944) atau juga dikenal sebagai Agustin Barrios merupakan seorang gitaris klasik dan komposer asal Paraguay yang lahir di era romantik. Secara garis besar, perkembangan sejarah terhadap musik Eropa dari masa ke masa terbagi menjadi 6 era antara lain Middle Ages (500 – 1400), Renaissance (1400 – 1600), Baroque (1600 – 1760), Classical (1760 – 1820), Romantic (1815 – 1910), dan Modern (1900 – present).

Era di mana Barrios berkarya ini disebut era romantik dimana semuanya berhubungan dengan perasaan, sikap batin, dan jiwa manusia. Pada era ini musik yang didengarkan lebih mengalir mengikuti gerak hati penciptanya.

Nuansa romantis ini tercipta dari pengaruh kehidupan masyarakat di abad 19 dimana masyarakat mengalami perubahan dalam kehidupan politik dari yang semula mutlak berada ditangan raja-raja atau kaisar, menjadi lebih demokratis dengan adanya pimpinan yang dipilih oleh rakyat. Dan tentu saja hal ini sangat mempengaruhi komposer dalam menuangkan perasaannya tehadap musik yang mereka ciptakan. Begitu juga dengan Agustin Barrios.

Mendengar kata romantik atau romantis bagi kita tentu saja tidak lepas dari perihal percintaan atau suatu hal yang bersifat mesra. Sebelum pencipta-pencipta lagu di zaman sekarang menciptakan sebuah lagu yang bersifat mesra, komposer yang juga gitaris klasik, Agustin Barrios telah lebih dulu melakukan hal tersebut dalam menciptakan karya-karyanya.

Karya yang diciptakan Barrios ini terdiri dari bermacam gaya yakni Barok, Klasik, dan Romantik. Dengan gaya tersebut Barrios menghasilkan banyak karya seperti prelude, studies, waltz, tarantellas, folkloric, dan Romanza.

Romantika dalam karya Barrios salah satunya tertuang dalam karyanya yang berjudul Una Limosna Por El Amor de Dios (an Alms for the love of God). Lagu ini bermain dalam tangga nada E minor kemudian bermodulasi ke tangga nada mayor dengan ornament tremolo sepanjang lagu. Lagu dengan bentuk lagu A B C ini merupakan lagu terakhir yang diciptakan Agustin Barrios sebelum dia wafat.

Dengarkan lagu Una Limosna Por El Amor de Dios - Ana Vidovic

Una Limosna Por El Amor de Dios (Spanyol) memiliki arti” Sedekah sebagai bentuk kasih dari Tuhan”. Lagu ini memiliki latar belakang yang sangat menginspirasi. Pada saat itu, Barrios menghabiskan tahun-tahun terakhir kehidupannya di kota San Salvador (El Savador) bersama rekan dan murid-muridnya. Pada sore hari, ketika ia selesai mengajar, pintu rumahnya diketuk oleh seorang pengemis tua yang meminta sedekah kepadanya. 

Pengemis itu berkata “Una Limosnita por el amor de Dios”. Barrios yang iba kepada pengemis tua itu kemudian memberikan sedekah berupa uang kepadanya. Ia merasa perlu membantu sesama untuk mencerminkan kasih Tuhan, apalagi saat itu Barrios merasa bahwa hidupnya sudah tidak akan lama lagi. Dan dari kata pengemis tua itulah kemudian Barrios mendapat inspirasi membuat lagu Una Limosna Por El Amor de Dios.Cerita dibalik lagu ini mengandung makna hidup cinta kasih seseorang kepada sesama yang ingin mencerminkan cinta kasih Tuhan kepada manusia

Selain lagu diatas, Barrios juga menciptakan lagu Julia Florida (Barcarola) sebagai bentuk cintanya kepada seorang muridnya “Julia”

Lagu ini merupakan salah satu karya populer Barrios di era Romantik yang mengandung pesan tersirat didalamnya. “Julia” diambil dari nama murid yang diajar Barrios, Julia Martinez dan “Florida” berasal dari kata “Florece” (Spanyol) yang berarti mekar.

Dengarkan lagu Julia Florida (Barcarola) - Tatyana Ryzhkova 

Julia Florida adalah sebuah lagu yang ditulis Barrios untuk muridnya Julia yang saat itu menurut Barrios tumbuh / ‘mekar’ sangat cepat di masa remaja. Sesuai dengan judul lagunya, Barrios menuliskan lagu ini kepada muridnya Julia yang ia cintai namun tidak menerima cintanya.

Kata Barcarola sendiri memiliki arti Perahu kecil, yang dalam lagu ini dicirikan dengan pergerakan ombak yang lembut dan mirip seperti gerakan perahu yang mengikuti arah dayung. Karena itu, lagu ini dimainkan dengan tempo yang santai (moderato).

Sesuai dengan ciri “Barcarola”, lagu ini memiliki birama 6/8 dengan pembukaan lagu berada di Tangga Nada D mayor yang membuat senar 6 di drop D kemudian ke relative minornya B minor. Lagu ini juga dengan mulus bermodulasi ke A minor yang terampil kembali ke D mayor.  Lagu ini memberikan kesan manis pada akhir bagian dengan nada yang di Harmonik.

Senin, 19 April 2021

Apa Letak Perbedaan Teknik Bermain Gitar Klasik dan Fingerstyle?

Apa Letak Perbedaan Teknik Bermain Gitar Klasik dan Fingerstyle? - Jelang Bagaskara - Blog Fisella

Di era modern saat ini banyak sekali bermunculan permainan gitar yang bermacam-macam. Bahkan gitar yang pada dasarnya diciptakan sebagai alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik, kini juga dimainkan dengan cara dipukul atau biasa disebut dengan teknik perkusif. Maka dari itu saya ingin sedikit beropini mengenai apa yang menjadi perbedaan diantara keduanya. Untuk mendapatkan kesimpulannya, yuk scroll artikelnya ke bawah!

Jumat, 16 April 2021

"Ada Autotune, Nggak Perlu Belajar Vocal", Nggak Gini Konsepnya

 

"Ada Autotune, Nggak Perlu Belajar Vocal", Nggak Gini Konsepnya

Teknologi lahir untuk mempermudah kegiatan manusia, hal ini dapat kita rasakan sejak revolusi industri pada abad ke-18. Tenaga kuda digantikan oleh mesin yang akhirnya membawa kita ke revolusi industri 4.0 saat ini dengan berbagai perangkat keras dan lunak yang serba canggih. Saat ini produksi musik juga mengalami perubahan besar semenjak hadirnya digital audio recording. Saat ini dalam hal perekaman kapasitas penyimpanan jauh lebih besar dan murah, perangkat keras semakin ringkas, bahkan biaya untuk membuat studio rekaman sederhana menjadi sangat ringan.

Rabu, 14 April 2021

Alternatif Penyeteman / Unusual Tuning yang Perlu Kamu Ketahui Sebagai Gitaris!

 


Pada artikel sebelumnya saya sudah membahas mengenai Standard Tuning pada gitar. Namun selain standard tuning EADGBE, pernahkan teman-teman sebelumnya melihat/medengarkan/memainkan karya dengan penyeteman senar yang berbeda atau mungkin pernah mendengar kata “Drop D”?

Dalam memainkan karya, terkadang komposer yang menciptakan karya tersebut mengharuskan gitar kita berada di penyeteman yang berbeda. Penyeteman gitar yang tidak biasa juga mempunyai aturan yang pasti juga punya tujuan. Lalu, apa saja alternatif penyeteman pada senar gitar?

Sebuah artikel Alternate Tuning Guide yang ditulis oleh William A. Sethares seorang professor dan ahli teori musik di Amerika, mencatat ada empat jenis utama dalam dalam penyeteman gitar yakni Open Tunings, Instrumental Tunings, Regular Tunings, dan Special Tunings

OPEN TUNINGS

Merupakan salah satu jenis penyeteman yang dilakukan pada gitar dengan menyetem ke-enam senar untuk membentuk akor sederhana dan bertujuan untuk memudahkan kita untuk memainkan kombinasi akor dengan hanya satu jari (melakukan teknik Barre). Selain itu penggunaan Open Tunings juga sangat memudahkan kita memainkan teknik Bottleneck Slide

Contoh Penyeteman Open Tunings:


INSTRUMENTAL TUNINGS

Merupakan salah satu jenis penyeteman pada gitar dimana penyeteman senar gitar dibuat mirip atau meniru dengan penyeteman senar pada instrument lain sehingga gitar berperan sebagai instrument yang berbeda. Instrument lain yang dimaksud tentu saja instrument chordophones atau instrument yang menghasilkan suara dari senar seperti mandolin, charango, oud, dll.

Contoh Instrumental Tunings: 



REGULER TUNINGS

Merupakan salah satu jenis penyeteman pada gitar dimana senar di’stem’ secara seragam di papan fret. Dengan penyeteman gitar yang diseragamkan akan memungkinkan bentuk akor dipindahkan ke-atas dan ke-bawah dengan oktaf yang berbeda pada fingerboard. Maksud dari kata ‘diseragamkan’ ini bukan berarti semua senar gitar dibuat dengan nada yang sama, namun salah satu contohnya yakni senar urutan 6-5-4 nadanya dibuat persis dengan senar 3-2-1.

Contoh Reguler Tunings:





SPECIAL TUNINGS

Sesuai dengan nama jenis penyetemannya, special tuning diciptakan dan dipopulerkan oleh berbagai composer dalam memainkan lagunya. Penyeteman ini sengaja dibuat untuk memenuhi kebutuhan lagu

Contoh Special Tunings: 

Drop D = D(6) – A(5) – D(4) – G(3) – B(2) – E(1)

Unusual Tuning ini yang paling populer di kalangan gitaris. Penyetemannya hanya berubah di senar 6. Biasanya Drop D tuning digunakan untuk lagu yang bermain di tangga nada D. Agustin Barrios, the Beatles, Pete Seeger, John Denver, James Taylor, Happy Traum, dan Jorma Kaukonen telah menerapkan unsual tuning ini pada karya mereka

Admiral = C – G – D – G – B – C (Michael Hedged pada lagunya, Admiral Ricovers’s Dream)

Buzzard = C – F – C – G – A# – F (Will Ackerman pada lagunya, The Buzzard)

Face = C – G – D – G – A – D (Michael Hedged pada lagunya, Face Yourself)

Four & Twenty = D – A – D – D – A – D (Crosby, Stills, Nash dan Young pada lagunya, Four and Twenty and Suite: Judy Blue Eyes)

Hot Type = A – B – E – F# – A – D (Michael Hedged pada lagunya, Hot Type)

Layover = D – A – C – G – C – E (Michael Hedged pada lagunya, Layover)

Magic Farmer = C – F – C – G – A – E (Michael Hedged pada lagunya, Magic Farmer)

Pelican = D – A – D – E – A – D (John Renbourn pada lagunya, Pelican)

Processional = D – G – D – F – A – A# (Will Ackerman pada lagunya, Processional)

Spirit = C# – A – C# – G# – A – E (Will Ackerman pada lagunya, Impending Death of the Virgin Spirit)

Tarboulton = C – A# – C – F – A# – F (John Renbourn pada lagunya, Tarbloulton)

Toulouse = E – C – D – F – A – D (The Doobie Brothers pada lagunya, Toulouse Street)

Triqueen = D – G – D – F# – A – B (Will Ackerman pada lagunya, Pink Chiffon Tricycle Queen)

 

Rabu, 07 April 2021

Mengapa E-A-D-G-B-E menjadi “Standard Tuning” gitar?



Saat memainkan gitar sangat perlu untuk kita memastikan bahwa semua bunyi yang dikeluarkan dari senar tidak fals. Hal ini bertujuan untuk membuat suara yang keluar dari senar gitar tentu saja enak di dengar dan harmonis.

Saat menyetem senar gitar, seperti yang kita ketahui bahwa standard tuning dari senar gitar yakni dari nada rendah (senar yang paling dekat dengan wajah kita) ke nada yang tertinggi (senar yang paling dekat dengan kaki kita) adalah E(6) – A(5) – D(4) – G(3) – B(2) – E(1)

pic: https://spinditty.com/instruments-gear/how-to-tune-a-guitar-with-a-tuner

Namu pernahkah terlintas di benak teman-teman,

Mengapa standard tuning dari senar gitar bisa seperti diatas? Mari kita simak bersama!

Senar gitar di ‘stem’ dengan standard tuning E-A-D-G-B-E tentu saja memiliki tujuan agar memudahkan jari kita dalam bermain akor, bermain tangga nada, dan meminimalisir perpindahan jari di tangan kiri.

Berdasarkan sejarah revolusi gitar pada abad ke-15, senar gitar baru berjumlah 5 dengan masing-masing bersenar ganda atau Five Courses  dengan penyeteman:

AA(5) – DD(4) – GG(3) – BB(2) – EE(1)

Dengan berevolusinya gitar, senar menjadi tunggal dan ditambahkan jumlahnya yakni senar  6 dengan nada E untuk melanjutkan interval Perfect Fourth pada nada A.

Sebelumnya sadarkah teman-teman dengan jarak nada pada setiap senar memiliki interval Perfect Fouth (P4) dan Major Third (M3) ? 

pic: Instagram @mayorgitarbro

Setiap alat musik yang berdawai mempunyai jarak interval Perfect Fourth (P4) dan Perfect Fifth (P5). Alat musik seperti violin (biola), viola (biola alto), cello, dan contrabass memiliki jarak interval P5, namun mengapa hanya gitar yang menerapkan jarak Interval P4? Dilansir dalam artikel Fender Seorang gitaris asal Amerika, Richard Lloyd memberikan alasan yang sangat baik pada hal ini.

“The guitar is a larger-scaled instrument which is played sitting in one’s lap. With the guitar sitting in the lap and the neck diagonal to the player, the bend in the wrist starts to make it more difficult to spread out the fingers. So our next best choice for tuning any larger scaled multi-stringed instrument is going to be to tune in fourths, which are a little closer together”

(“Gitar adalah alat musik yang berukuran cukup besar untuk dimainkan sambil duduk di satu pangkuan. Dengan gitar yang berada di pangkuan dan posisi leher gitar yang diagonal pada pemain, tekukan pada pergelangan tangan membuat kita lebih sulit untuk merentangkan jari. Jadi pilihan terbaik untuk penyeteman gitar dibuat dengan jarak interval P4 yang sedikit lebih dekat”)

Menanggapi hal diatas, meskipun instrument seperti cello dan contrabass ukurannya lebih besar daripada gitar, namun posisi leher instrument cello dan contrabass saat dimainkan itu vertikal sama seperti pergelangan tangan yang memainkannya. Dengan posisi seperti itu tentu saja jarak interval P5 lebih memungkinkan untuk di mainkan pada cello dan contrabass daripada di gitar.

Interval P4 merupakan interval yang memudahkan jari kita untuk memainkan akor dan tangga nada pada gitar. Dimana dengan menggunakan interval ini, ke-empat jari kita di tangan kiri yakni dari jari telunjuk sampai jari kelingking akan memudahkan kita memainkan dan menggapai semua nada kromatis pada tiap fret (nada kromartis yakni nada yang naik setengah contoh F ke Fis). Sehingga saat jari sudah menekan senar 6 pada tiap fret (fret 1 sampai fret 4) langkah untuk melanjutkan nada kromatis berikutnya adalah tinggal memetik senar 5 dengan posisi open string (senar terbuka atau tidak di tekan) dimana merupakan satu hal yang mempermudah kita memainkan tangga nada kromatis  

Namun ada yang mengganjal pada interval senar gitar yang mungkin memunculkan pertanyaan..

Mengapa Interval pada senar gitar semuanya tidak dibuat dengan Perfect Fourth (P4)? Mengapa ada interval Major Third (M3) pada senar gitar?

Interval M3 ini dibuat tentu saja dengan alasan yang baik untuk posisi jari kita. Sebagai contoh, jika semua interval pada senar gitar dibuat P4, maka tentu saja nada pada tiap senar akan menjadi:

E(6) – A(5) – D(4) – G(3) C(2) – F(1)

Jika kita memperhatikan dengan detail, kita akan mendapatkan interval minor second (m2) pada nada terendah yakni E(6) dan nada tertinggi F(1). Bunyi yang dihasilkan oleh interval m2 akan menghasilkan bunyi yang ‘awkward’ atau agak aneh kedengarannya.

Selain itu, saat memainkan teknik Barre tanpa disengaja kita akan membuat banyak pergerakan interval m2 dan satu satunya hal yang dilakukan untuk menghindari interval tersebut yaitu dengan mencari posisi yang tentu saja akan membuat banyak pergerakan yang lebih besar dan menyusahkan. Itulah mengapa interval M3 sangat dibutuhkan dan tentu saja memiliki manfaatnya yang sangat besar pada jari-jari kita.

Nah bagaimana teman – teman dengan penjelasan diatas? Semoga artikel ini menjawab pertanyaan teman – teman mengenai standard tuning pada gitar. 




Senin, 05 April 2021

111 Istilah Musik - Part 1

111 Istilah Musik - Part 1 - Jelang Bagaskara - Blog Fisella111 Istilah Musik - Part 1 - Jelang Bagaskara - Blog Fisella

Saat belajar notasi balok, teman-teman tidak hanya berhenti ketika sudah bisa membaca notasi balok saja. Namun, teman-teman juga harus tahu hal lain yang ada di sebuah karya musik. Apa itu? tentu di dalam karya musik ada berbagai macam istilah musik yang dipakai untuk membantu menyampaikan maksud atau keinginan dari seorang komposer. Maka dari itu, di artikel ini saya akan membagikan istilah-istilah musik yang mungkin masih asing bagi beberapa teman-teman di sini. Untuk tahu apa saja istilahnya, yuk simak tabel berikut!

Senin, 22 Maret 2021

5 Hal yang Harus Kalian Ketahui Sebelum Membaca dan Menulis Notasi Balok!

5 Hal yang Harus Kalian Ketahui Sebelum Membaca dan Menulis Notasi Balok! - Jelang Bagaskara - Blog Fisella

Halo teman-teman semua! Di beberapa artikel yang lalu kami telah membahas teknik-teknik pada Gitar klasik dan kami membagikan materi latihannya dengan partitur notasi balok. Namun, kami sadar bahwa tidak semua pembaca di artikel ini bisa membaca notasi balok. Bahkan mungkin sudah ada yang bertanya-tanya “bagaimana cara membaca notasi balok?”. Supaya dapat membaca notasi balok, kalian perlu tahu terlebih dahulu dengan dasar pelajaran notasi sebelum kalian memulai membaca. Untuk lebih jelasnya kalian bisa simak artikel ini!

Rabu, 17 Maret 2021

Mengenal Teknik Dasar Bermain Gitar Klasik


Di Indonesia sekarang sudah banyak masyarakat yang menggemari jenis instrument Gitar Klasik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tempat kursus musik yang sudah menawarkan jasa dalam mempelajari cara memainkan gitar klasik dan tidak jarang juga di Indonesia sudah banyak diadakan kompetisi bermain gitar klasik. Namun, ditempat kursus juga tentu saja tidak gratis. Teman-teman pasti akan membayar dengan harga yang bisa dikatakan juga tidak murah hanya untuk mempelajari bagaimana cara memainkan gitar klasik.

Dalam artikel ini saya akan membantu teman – teman membahas cara memainkan gitar klasik dengan teknik dasar memainkannya dan memberikan beberapa tips untuk menguasai teknik tersebut hanya dengan menyimak penjelasan dibawah ini. Langsung saja kita simak penjelasan berikut!

1. ARPEGGIO

Arpeggio merupakan salah satu teknik dasar bermain gitar klasik. Apa itu Arpeggio?  Menurut Prof. Panayot Petrov Panayotov PhD. dalam bukunya yang berjudul “Methodology of The Instruction in Guitar”, arpeggio adalah akor yang telah dipecah dengan nada yang dibunyikan secara berurutan bukan secara bersamaan.  Lalu bagaimana cara melatih teknik arpeggio pada gitar klasik? Sebelum memainkan teknik ini, teman – teman perlu mengetahui nama-nama setiap jari pada tangan kiri dan kanan. Simak gambar berikut!

Gambar: Instagram @mayorgitarbro

Setelah mengetahui nama penjarian pada setiap jari, sekarang teman – teman hanya perlu berlatih memetik senar dengan penggunaan jari P untuk senar 6 atau 5 atau 4, jari I pada senar 3, jari M pada senar 2, dan jari A pada senar 1. Lakukan itu secara berulang ulang, atau teman – teman bisa membaca partitur dibawah ini sebagai bentuk latihan. 

Gambar: Musical Score, 120 Right Hand Studies M.Guiliani


2. BARRE

Teknik dasar bermain gitar klasik selanjutnya yaitu Barre. Barre adalah teknik bermain gitar klasik dimana salah satu jari pada tangan kiri menekan lebih dari satu senar. Barre terdiri dari dua jenis, Small Barre dan Big Barre. Small Barre, salah satu jari di tangan kiri menekan dua atau lebih senar sedangkan Big Barre, salah satu jari di tangan kiri menekan senar 1 sampai 6 (semua senar).

Gambar: Methodology of The Instruction in Guitar

Untuk memaksimalkan teknik barre dalam permainan gitar klasik, teman – teman harus banyak berlatih dengan benar agar tidak terjadi cedera pada jari di tangan kiri. Berikut kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh banyak orang saat memainkan teknik barre:

- Pergelangan tangan kiri telalu tegang

- Jari jempol di tangan kiri terlalu menekan kuat leher gitar

- Jari yang melakukan barre tidak maksimal sehingga senar tidak maksimal berbunyi.

Untuk meminimalisir kesalahan tersebut, teman - teman disarankan untuk lebih bayak berlatih. Berikut repertoar pendukung untuk memaksimalkan teknik barre teman-teman.

·         Diabelli, A. 7 Prelüdium für Gitarra. Budapest, 1981.

·         Giuliani, A. Prelude op 46.

·        Hinsch, G. K.H. Schulz Folk Guitar. Leipzig, 1981


3. SCALES

Scales, merupakan teknik latihan memainkan Tangga Nada. Dalam latihan ini, tangan kanan dan tangan kiri dilatih agar dapat sinkron saat bermain. Dalam berlatih teknik scales biasanya tangan kanan secara tidak langsung akan terlatih juga untuk memproduksi warna suara yang tepat dan indah.

Sebelumnya dalam artikel “jangan lakukan hal inipada gitar klasik” saya sudah menjelaskan bagaimana bentuk kuku yang benar agar dapat menghasilkan suara yang jernih dan saat memetik senar. Selain itu teman – teman juga dapat melihat teknik petikan dasar Apoyando dan Tirando pada artikel sebelumnya "Rahasia bermain gitar dengan petikan". Berikut salah satu bentuk latihan teknik Scales. 

Gambar: Pi Isydora


Untuk latihan Scales lebih lanjut, teman – teman dapat membaca buku:

·         Panayotov, P. Scales and technical exercises for guitar. Sofia, 1987.

·         Carlevaro, A. Serie Didactica. Buenos Aires, 1966.

·        Albert, H. Lehrgang für künstlerisches Gitarrespiel. Berlin.