Suara Sumbang Bisa Mengikuti Kegiatan Paduan Suara Dengan Teknik Vokal Yang Benar - BLOG.FISELLA®

Sabtu, 08 Mei 2021

Suara Sumbang Bisa Mengikuti Kegiatan Paduan Suara Dengan Teknik Vokal Yang Benar


Paduan suara adalah gabungan sejumlah penyanyi dengan beragam jenis suara yang bernyanyi secara bersama-sama atau beriringan. Mereka berkolaborasi dalam menyanyikan lagu secara harmonis. Paduan suara dipimpin oleh seorang dirigen atau “choirmaster” yang biasanya merangkap sebagai pelatih paduan suara tersebut.

Sejarah panjang paduan suara sudah dimulai sejak 3000 tahun Sebelum Masehi pada zaman Yunani Kuno saat masyarakat Yunani Kuno membawakan lagu-lagu pujian ke nisah-nisah Sumeria. Karya musik paduan suara pada zaman dulu pada umumnya didedikasikan sebagai pujian dan penghormatan kepada Tuhan sehingga banyak mengambil tema dari Alkitab. Seiring perkembangan zaman, paduan suara tidak hanya sebatas lingkup ritual agama tetapi sudah masuk ke lingkup hiburan. Ansambel musik yang melengkapi paduan suara masa kini tidak hanya sebatas piano, organ, ataupun biola, tetapi bisa diiringi dengan jenis alat musik lain yang lebih banyak seperti orkestra. Berbagai karya musik seperti lagu daerah, lagu nasional, lagu klasik, dan bahkan lagu pop bisa diaransemen ulang ke dalam format musik paduan suara.

Suatu paduan suara umumnya terdiri dari kelompok suara SATB (Soprano, Alto, Tenor, dan Bass). Selain itu, terdapat dua kelompok suara tambahan yaitu Mezzo-Soprano dan Baritone. Pembagian kelompok suara lebih dari empat kelompok biasanya hanya terdapat di beberapa lagu paduan suara. 

Untuk menghasilkan suara, manusia membutuhkan udara, pita suara, kekuatan otot, dan rongga resonansi. Pita suara manusia adalah bagian dari laring dan terutama digunakan untuk menghasilkan ucapan. Organ ini bergetar ketika kita mengeluarkan udara dari paru-paru dan menyebabkan penurunan tekanan. Perbedaan tekanan inilah yang menyebabkan kita bisa menghasilkan nada yang berbeda-beda. Nada tinggi dihasilkan ketika otot-otot di laring menegang, sedangkan nada rendah dihasilkan ketika otot yang sama meregang. Pria umumnya memiliki pita suara yang lebih panjang yang berarti bahwa mereka memiliki suara yang lebih dalam. Kerasnya suara nada ditentukan oleh intensitas aliran udara. Rongga resonansi antara tenggorokan, rongga mulut, dan rongga hidung sangat penting untuk modifikasi warna nada dan pewarnaan nada. Saat digabungkan, pita suara, aliran udara dan rongga resonansi menciptakan ‘instrumen’ yang kita gunakan untuk menghasilkan suara dan menentukan karakteristik vokal yang unik dari setiap suara.

Register suara (vocal register) manusia merupakan pembagian wilayah suara berdasarkan tinggi nada suara dan warna suara yang dihasilkan pada saat memproduksi suara. Register suara pada manusia terbagi menjadi vocal fry, chest voice, head voice, falsetto, dan whistle register. Chest voice (disebut juga dengan normal voice) terbentuk saat resonansi suara berasal dari area dada sehingga menghasilkan suara yang mirip dengan suara bicara normal. Vocal fry adalah nada suara yang lebih rendah dari chest voice dan sering digunakan di kelompok bass. Head voice adalah suara yang lebih tinggi daripada chest voice dan dihasilkan melalui resonansi di area kepala. Falsetto adalah nada suara yang terdengar sama tinggi seperti head voice, tetapi suara yang dihasilkan falsetto lebih tipis, lebih lemah, dan lebih terdengar bercampur suara napas daripada head voice. Whistle register adalah adalah register suara di atas head voice dan merupakan register tertinggi dari suara manusia. 

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki paduan suara yang sudah  terkenal di mancanegara. Banyak paduan suara yang sudah meraih penghargaan kompetisi paduan suara tingkat nasional maupun tingkat internasional. Banyak sekolah dan kampus memiliki kegiatan ekstrakulikuler dan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) paduan suara. Berdasarkan pengamatan penulis selama mengikuti berbagai paduan suara, masih banyak orang yang ingin mengikuti paduan suara namun belum yakin dengan alasan mereka tidak bisa bernyanyi dengan baik dan benar dan bahkan ada yang bernyanyi dengan fals (nada sumbang). Pada dasarnya, beberapa orang memiliki suara yang bagus dan beberapa orang lainnya memiliki suara yang kurang bagus. Namun, bukanlah hal yang mustahil untuk melatih suara yang kurang bagus sehingga menjadi terdengar bagus.

Nada adalah suara yang frekuensinya telah ditetapkan. IMC (International Music Council) telah menetapkan nada a¹ = 440 Hertz, artinya nada a¹ harus bergetar 440 getaran dalam 1 detik. Jika nada suatu nada bergetar di luar 440 getaran (Hertz), maka nada tersebut bukanlah nada a¹, tetapi disebut nada a¹ yang fals (sumbang). Untuk memperoleh suara yang baik dan indah, maka dibutuhkan pelatihan rutin yang dibantu oleh guru vokal atau pelatih paduan suara. Pelatih ataupun guru vokal harus melatih produksi suara penyanyi dengan cara dituntun oleh nada a¹ dari instrumen piano atau alat lain yang memiliki ketepatan pitch yang sama dengan nada a¹.

Setiap penyanyi harus menirukan nada tersebut (nada a¹) dengan cara tarik napas panjang melalui hidung, buka mulut seperti mengucapkan huruf hidup a, i, u, e, atau o dan menirukan nada a¹  paling sedikit 8 ketukan dalam satu kali pernapasan dengan cara nada tetap (jangan berubah), volume tetap, dan warna vokal tetap. Sesudah memperoleh pitch yang tepat,  gantilah nadanya menjadi nada lain, misalnya nada b (si) atau nada lainnya.
Dengan cara melatih suara yang telah dirangkumkan di atas, penyanyi akan lebih bisa mengontrol suara dan akan menghasilkan nada dengan tepat. Kunci untuk memiliki suara yang bagus adalah konsistensi latihan suara, baik itu pernapasan maupun lompatan-lompatan nada.

Referensi :

Simanungkalit, N. Teknik Vokal Paduan Suara. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta (2008)


Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda