Senin, 17 Mei 2021
Minggu, 16 Mei 2021
4 Karakteristik Musik Jazz
“If you have to ask what Jazz is, you’ll never know” Itulah pernyataan dari Louis Armstrong yang di sebut sebagai bapak dari musik yang lahir di New Orleans di awal abad 20 ini. meski tidak mampu mendefinisikan musik Jazz, bukan berarti musik Jazz tidak mempunyai karakteristik tertentu.
Bicara tentang musik, sering kita dengar istilah “Musik adalah bahasa”. lain bahasa, maka lain juga pelafalan dan karakter dari bahasa tersebut, begitu juga di dalam musik khususnya musik Jazz. berikut adalah 4 karakteristik dari musik Jazz
Improvisasi
Improvisasi sangatlah penting di dalam musik Jazz, bagaimana bermain musik secara spontan, membuat tema lagu dengan variasi sendiri yang tidak terdapat pada partitur, sangat jarang ada musisi Jazz yang memainkan lagu yang sama dengan gaya yang sama berulang kali
Swing Feel
Swing adalah style musik Jazz yang terdengar seperti “berayun” , ini dicapai dengan memberikan aksen di ketukan dua dan empat ,Swing feel secara teori adalah ritmis seperdelapan triplet dengan menghilangkan not tengah dari triplet tersebut, namun sebenarnya sulit di katakan dengan kata-kata, seperti yang Louis Armstrong katakan “If you don’t feel it, you’ll never know it”.
Sinkopasi
Salah satu unsur yang juga di tonjolkan dalam karakter musik jazz adalah sinkopasi yang cukup mendominasi. Sinkopasi adalah penekanan atau aksentuasi pada not-not upbeat (not-not dengan ketukan lemah).
Blue Note
Blue note dikenal pertama di musik Blues yang menjadi cikal bakal musik jazz, blue note di gunakan untuk mengekspresikan kekhawatiran dan kesedihan. Blue note adalah menambahkan not yang terdengar disonan dalam harmoni, yang menjadikan musik jazz terkenal dengan tension & resolution.
Itulah 4 karakteristik dari musik jazz, musik jazz adalah musik yang selalu berkembang dan mempunyai sejarah panjang, di setiap era memiliki karakteristik tertentu, saran saya mendengarkan musik jazz dari musisi jazz awal / traditional jazz seperti Louis Armsrong, Duke Elington, Chet baker, Charlie Parker, dan Miles davis.
Refrensi :
https://www.larmstrongsoc.org/lasjbblog/6-elements-of-great-new-orleans-jazz
https://www.jazzinamerica.org/LessonPlan/11/2
Rabu, 12 Mei 2021
Wanita adalah 'Suara Musik klasik' yang Terlupakan
Sebagai pemain / penikmat musik klasik tentu sudah
tidak asing lagi bagi kita dengan nama-nama seperi Mozart, Beethoven, Bach,
Debussy, dan masih banyak lagi yang mungkin kalian dengar sebelumnya.
Dari berbagai komposer dalam era perkembangan musik klasik
ini, sadarkah kita bahwa kebanyakan dari mereka adalah pria? Semua komposer yang
terkenal dan namanya bahkan hampir diketahui semua orang adalah mayoritas kaum
pria. Lalu dimana wanita saat era itu? Adakah wanita yang namanya dicatat dalam
sejarah sebagai salah satu pelaku seni di era perkembangan musik klasik?
Pada era Renaissance, bisa dikatakan wanita hanya
bisa memainkan instrument seperti harpsikord saja. Mengapa demikian? Saat musik berkembang di era ini wanita menghadapi “stereotip
seksual” dalam hal memainkan musik dimana wanita tidak diharapkan bermain
instrument dengan ekspresi atau hal-hal yang banyak melibatkan perilaku fisik.
Selama era musik klasik berkembang khususnya di
jaman Barok (1600 – 1750), wanita yang berkarya di bidang musik di anggap telah
menentang norma dan wanita yang memiliki keterkaitan terhadap musik di era
musik berkembang, tidak pernah diharapkan atau mendapat dukungan untuk
memperluas karir.
Hal tersebut memang terjadi dalam perkembangan musik
klasik, namun …
Adakah perempuan
yang namanya dicatat dalam sejarah sebagai salah satu pelaku seni di era
perkembangan musik klasik?
Tentu saja
ada! Lalu siapa saja? Berikut beberapa pelaku seni di era perkembangan musik
klasik.
pic from pinterest |
Merupakan seorang Abbess (kepala asrama
biarawati) yang menjadi seorang Komposer di era abad pertengahan. Ia
mengabdikan seluruh hidupnya untuk Tuhan dan gereja. Pada tahun 1150 di dekat
Bingen (Jerman), Ia mendirikan biara-nya sendiri. Meskipun pada periode ini
perempuan dilarang untuk menyanyi dan menggubah musik untuk gereja, di tempat
yang Ia bangun sendiri mengijinkan perempuan untuk melakukan hal tersebut
dibawah tanggung jawabnya. Hilgard mengaku menerima penglihatan langsung dari
Tuhan untuk melakukan hal ini. Pada abad pertengahan ini Ia menjadi komposer wanita
yang memiliki banyak nyanyian yang bertahan dari pada pria saat itu.
Barbara Strozzi
(1619 – 1677)
pic from PressReader |
Merupakan vokalis dan komposer asal Venesia pada era
Musik Barok. Dia terkenal dengan lagu-lagunya yang bersifat puitis. Hampir tiga
perempat dari karyanya ditulis untuk sopran. Namun karena perlakuan Strozzi
dianggap sebagai pelanggaran norma, maka tentu saja Strozzi tidak banyak
menampilkan dirinya di depan umun. Dia hanya tampil pada pertemuan pribadi atau
dengan hanya dengan beberapa orang yang akrab.
Barbara Strozzi menggubah banyak musik vokal. Dia
bisa menerbitkan musiknya, yang tidak biasa dilakukan musisi wanita selama
periode ini. Strozzi menerbitkan cantata paling banyak daripada
komposer lain selama hidupnya.
Élisabeth
Jacquet de la Guerre (1665-1729)
pic from Wikipedia |
Merupakan komposer, musisi dan pemain harpsikord
terkenal asal Prancis yang mendedikasikan sebagaian besar musiknya untuk Raja
Louis XIV. Dia
dilahirkan dalam keluarga musisi dan pembuat instrumen ahli. Dia memulia
karirnya sebagai penyanyi dan pemain harpsichord di istana Louis XIV pada
usianya yang cukup muda. Ia
adalah wanita pertama yang menggubah Opera di Prancis.
Opera nya, Céphale et Procris, diperkirakan telah perdana di Paris pada
15 Maret, 1694, meskipun tanggal ini hanya dikirimkan dari sumber abad ke-19. Meski
opera ini tidak meraih banyak kesuksesan, namun opera ini adalah opera pertama
yang digubah oleh seorang wanita di Prancis, dan musiknya diterbitkan pada
tahun yang sama.
Fanny
Hensel (née Mendelssohn, 1805-1847)
pic from kunst für alle |
Merupakan salah
satu pianis dan komposer asal Jerman yang paling terkenal di tahun 1800-an. Dia
menunjukkan kemampuan musik yang luar biasa sebagai seorang anak dan mulai
menulis musik. Meskipun para pengunjung terkenal di rumah keluarganya sama-sama
terkesan oleh Fanny dan saudara laki-lakinya Felix Mendelssohn ,
Fanny sangat dibatasi oleh sikap yang berlaku pada waktu itu terhadap wanita.
Ayahnya tidak mendukung aktivitasnya sebagai komposer. Ayahnya mengatakan
kepadanya bahwa musik adalah profesi untuk Felix, sedangkan untuk Fanny hanya
boleh menjadi hiasan dalam hidup. Felix juga memperingatkannya adiknya agar
tidak menerbitkan karya-karyanya atas namanya sendiri dan mencari karir di
bidang musik. Pada era ini, wanita yang berkarir di bidang musik sangat tidak
disarankan.
Meskipun begitu,
Fanny menyusun lebih dari 400 karya, beberapa di antaranya dianggap sebagai
karya musik luar biasa yang dengan sempurna merangkum gaya penulisan yang
mencontohkan Era Romantis. Karya besarnya, Das Jahr, adalah serangkaian
potongan karakter untuk piano berdasarkan dua belas bulan dalam setahun. Ia secara
teratur mengadakan Salon Concerts di rumahnya sendiri untuk memamerkan
komposisinya dan memainkan piano. Pertemuan yang lebih kecil ini adalah cara
musiknya didengar dan bisa dihadiri hingga 200 orang.
Clara Schumann
(1819-1896)
pic from Classical WSMR |
Adalah seorang
komposer Jerman dan pianis konser yang memiliki karir konser selama 61 tahun.
Sejak usia dini, dia mendapat pelajaran satu jam di piano, biola, menyanyi, teori,
harmoni, komposisi, dan tandingan. Pada tahun 1830, pada usia sebelas tahun,
dia telah menjadi solois virtuoso dan dia pergi untuk tur konser di kota-kota
Eropa.
Sebagian besar
karya-karyaya ditulis saat dia masih remaja. Dilatih oleh ayahnya yang
ambisius, dia menjadi seorang virtuoso terkenal, namun karirnya terganggu oleh
pernikahannya dengan Robert Schumann. Setelah dia dikurung di rumah sakit jiwa
pada tahun 1854, dan meninggal dua tahun kemudian, Clara harus menghidupi tujuh
anak mereka sendirian. Dia kembali tampil dan menghabiskan sisa hidupnya
sebagai salah satu pianis dan guru paling dicari di Eropa.
Amy
Beach (1867-1944)
pic from Britannica |
Adalah
seorang komposer dan pianis Amerika. Ia adalah komposer Amerika wanita pertama
yang diakui secara luas dalam skala nasional dan internasional. Beach dianggap
sebagai anak ajaib pada instrument piano, namun tidak diizinkan untuk mengejar
karir penuh waktu di bidang pertunjukan. Dia juga tidak diizinkan untuk belajar
atau mengajar di universitas ternama di negara tersebut karena mereka
mengecualikan wanita. Beach mengambil tanggung jawab untuk mempelajari
komposisi secara mandiri dengan membaca teks, mempelajari sejumlah komposer
hebat, dan memainkan karya komposer favoritnya.
Selama pergantian abad
ke-20, masyarakat secara luas percaya bahwa perempuan tidak memiliki kemampuan
untuk membuat karya berskala besar seperti simfoni. Beach menunjukkan
kepercayaan ini tidak benar dengan mengarang karya seperti Misa di Eb dan
Gaelic Symphony. Salah satu aspek yang paling menarik dari musik Beach adalah
bahwa ia menggabungkan unsur-unsur musik rakyat dari berbagai budaya (Irlandia,
Skotlandia, Amerika Pribumi, Afrika-Amerika) dan unsur-unsur musik Klasik
Jerman tradisional. Di kemudian hari, Beach menghabiskan banyak waktu untuk
mengajar komposisi dan menjadi pendukung Pendidikan Musik di Amerika.
Selain komposer-komposer diatas masih banyak lagi komposer wanita yang berkarya pada era perkembangan musik klasik. Memang ketertarikan mereka pada musik pada saat itu tidak dihargai oleh hampir semua orang pada masa itu, namun di era yang sudah modern ini, wanita sudah sangat diapresiasi keberadaannya dalam bermusik dan sudah sangat banyak kita jumpai pelaku seni wanita dibidang musik saat ini.
Fisella Music tentu saja sangat mendukung semua kaum baik pria maupun wanita dalam meniti karir dibidang musik. Oleh karena itu, Fisella menyediakan layanan Music Production dan Music Course untuk membantu mewujudkan harapan-harapan kalian!
Referensi:
Classical Music Indy. Four Woman Who Defied Expectation in Classical Music. 2017.
Britannica. Elisabeth Claude Jacquet de laGuerre.
Feliciani, Stevie. Woman Composers: From theMiddle Ages to the Present. 2013.
Senin, 10 Mei 2021
Mana yang lebih dulu ada, musik atau teorinya?
Sabtu, 08 Mei 2021
Suara Sumbang Bisa Mengikuti Kegiatan Paduan Suara Dengan Teknik Vokal Yang Benar
Rabu, 21 April 2021
Romantika dibalik Karya Gitaris Klasik Agustin Barrios
Beberapa komposer menciptakan suatu lagu berdasarkan
dari pengalaman yang mereka alami. Agustin
Barrios salah satunya. Mungkin bagi kita gitaris klasik sudah tidak asing
lagi dengan komposer yang satu ini.
Agustín Barrios Mangoré (1885 – 1944) atau juga
dikenal sebagai Agustin Barrios merupakan seorang gitaris klasik dan komposer
asal Paraguay yang lahir di era romantik. Secara garis besar, perkembangan sejarah terhadap musik Eropa dari
masa ke masa terbagi menjadi 6 era antara lain Middle Ages (500 – 1400), Renaissance
(1400 – 1600), Baroque (1600 –
1760), Classical (1760 – 1820), Romantic
(1815 – 1910), dan Modern
(1900 – present).
Era di mana Barrios berkarya ini disebut era romantik dimana semuanya berhubungan dengan perasaan, sikap batin, dan jiwa manusia. Pada era ini musik yang didengarkan lebih mengalir mengikuti gerak hati penciptanya.
Nuansa romantis ini tercipta dari pengaruh kehidupan masyarakat di abad 19 dimana masyarakat mengalami perubahan dalam kehidupan politik dari yang semula mutlak berada ditangan raja-raja atau kaisar, menjadi lebih demokratis dengan adanya pimpinan yang dipilih oleh rakyat. Dan tentu saja hal ini sangat mempengaruhi komposer dalam menuangkan perasaannya tehadap musik yang mereka ciptakan. Begitu juga dengan Agustin Barrios.
Mendengar kata romantik atau romantis bagi kita
tentu saja tidak lepas dari perihal percintaan atau suatu hal yang bersifat
mesra. Sebelum pencipta-pencipta lagu di zaman sekarang menciptakan sebuah lagu
yang bersifat mesra, komposer yang juga gitaris klasik, Agustin Barrios telah lebih
dulu melakukan hal tersebut dalam menciptakan karya-karyanya.
Karya yang diciptakan Barrios ini terdiri dari
bermacam gaya yakni Barok, Klasik, dan Romantik. Dengan gaya tersebut Barrios
menghasilkan banyak karya seperti prelude,
studies, waltz, tarantellas, folkloric, dan Romanza.
Romantika dalam karya Barrios salah satunya tertuang
dalam karyanya yang berjudul Una Limosna Por El Amor de Dios (an Alms for
the love of God). Lagu ini bermain dalam tangga nada E minor kemudian
bermodulasi ke tangga nada mayor dengan ornament tremolo sepanjang lagu. Lagu
dengan bentuk lagu A B C ini merupakan lagu terakhir yang diciptakan Agustin
Barrios sebelum dia wafat.
Dengarkan lagu Una Limosna Por El Amor de Dios - Ana Vidovic
Una Limosna Por El Amor de Dios (Spanyol) memiliki arti” Sedekah sebagai bentuk kasih dari Tuhan”. Lagu ini memiliki latar belakang yang sangat menginspirasi. Pada saat itu, Barrios menghabiskan tahun-tahun terakhir kehidupannya di kota San Salvador (El Savador) bersama rekan dan murid-muridnya. Pada sore hari, ketika ia selesai mengajar, pintu rumahnya diketuk oleh seorang pengemis tua yang meminta sedekah kepadanya.
Pengemis itu berkata “Una Limosnita por el amor de Dios”. Barrios yang iba kepada pengemis tua itu kemudian memberikan sedekah berupa uang kepadanya. Ia merasa perlu membantu sesama untuk mencerminkan kasih Tuhan, apalagi saat itu Barrios merasa bahwa hidupnya sudah tidak akan lama lagi. Dan dari kata pengemis tua itulah kemudian Barrios mendapat inspirasi membuat lagu Una Limosna Por El Amor de Dios.Cerita dibalik lagu ini mengandung makna hidup cinta kasih seseorang kepada sesama yang ingin mencerminkan cinta kasih Tuhan kepada manusia
Selain lagu diatas, Barrios juga menciptakan lagu Julia
Florida (Barcarola) sebagai bentuk cintanya kepada seorang muridnya
“Julia”
Lagu ini merupakan salah satu karya populer Barrios
di era Romantik yang mengandung pesan tersirat didalamnya. “Julia” diambil dari nama murid yang diajar Barrios, Julia Martinez
dan “Florida” berasal dari kata
“Florece” (Spanyol) yang berarti mekar.
Dengarkan lagu Julia Florida (Barcarola) - Tatyana Ryzhkova
Julia Florida
adalah sebuah lagu yang ditulis Barrios untuk muridnya Julia yang saat itu
menurut Barrios tumbuh / ‘mekar’ sangat cepat di masa remaja. Sesuai dengan
judul lagunya, Barrios menuliskan lagu ini kepada muridnya Julia yang ia cintai
namun tidak menerima cintanya.
Kata Barcarola sendiri memiliki arti
Perahu kecil, yang dalam lagu ini dicirikan dengan pergerakan ombak yang lembut
dan mirip seperti gerakan perahu yang mengikuti arah dayung. Karena itu, lagu
ini dimainkan dengan tempo yang santai (moderato).
Sesuai dengan ciri “Barcarola”, lagu ini memiliki birama 6/8 dengan pembukaan lagu berada di Tangga Nada D mayor yang membuat senar 6 di drop D kemudian ke relative minornya B minor. Lagu ini juga dengan mulus bermodulasi ke A minor yang terampil kembali ke D mayor. Lagu ini memberikan kesan manis pada akhir bagian dengan nada yang di Harmonik.
Senin, 19 April 2021
Apa Letak Perbedaan Teknik Bermain Gitar Klasik dan Fingerstyle?
Di era modern saat ini banyak sekali bermunculan permainan gitar yang bermacam-macam. Bahkan gitar yang pada dasarnya diciptakan sebagai alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik, kini juga dimainkan dengan cara dipukul atau biasa disebut dengan teknik perkusif. Maka dari itu saya ingin sedikit beropini mengenai apa yang menjadi perbedaan diantara keduanya. Untuk mendapatkan kesimpulannya, yuk scroll artikelnya ke bawah!
Jumat, 16 April 2021
"Ada Autotune, Nggak Perlu Belajar Vocal", Nggak Gini Konsepnya
Rabu, 14 April 2021
Alternatif Penyeteman / Unusual Tuning yang Perlu Kamu Ketahui Sebagai Gitaris!
Pada artikel sebelumnya saya sudah membahas mengenai
Standard Tuning pada gitar. Namun
selain standard tuning EADGBE, pernahkan teman-teman sebelumnya melihat/medengarkan/memainkan
karya dengan penyeteman senar yang berbeda atau mungkin pernah mendengar kata
“Drop D”?
Dalam memainkan karya, terkadang komposer yang menciptakan karya tersebut mengharuskan gitar
kita berada di penyeteman yang berbeda. Penyeteman gitar yang tidak biasa juga
mempunyai aturan yang pasti juga punya tujuan. Lalu, apa saja alternatif penyeteman pada senar gitar?
Sebuah artikel Alternate Tuning Guide yang
ditulis oleh William A. Sethares seorang professor dan ahli teori musik di
Amerika, mencatat ada empat jenis utama dalam dalam penyeteman gitar yakni Open
Tunings, Instrumental Tunings, Regular Tunings, dan Special
Tunings
OPEN TUNINGS
Merupakan salah satu jenis penyeteman yang dilakukan
pada gitar dengan menyetem ke-enam senar untuk membentuk akor sederhana dan
bertujuan untuk memudahkan kita untuk memainkan kombinasi akor dengan hanya
satu jari (melakukan teknik Barre).
Selain itu penggunaan Open Tunings juga sangat memudahkan kita memainkan teknik
Bottleneck Slide
Contoh Penyeteman Open Tunings:
INSTRUMENTAL
TUNINGS
Merupakan salah satu jenis penyeteman pada gitar
dimana penyeteman senar gitar dibuat mirip atau meniru dengan penyeteman senar
pada instrument lain sehingga gitar berperan sebagai instrument yang berbeda.
Instrument lain yang dimaksud tentu saja instrument chordophones atau
instrument yang menghasilkan suara dari senar seperti mandolin, charango, oud,
dll.
Contoh Instrumental Tunings:
REGULER TUNINGS
Merupakan salah satu jenis penyeteman pada gitar
dimana senar di’stem’ secara seragam di papan fret. Dengan penyeteman gitar
yang diseragamkan akan memungkinkan bentuk akor dipindahkan ke-atas dan
ke-bawah dengan oktaf yang berbeda pada fingerboard.
Maksud dari kata ‘diseragamkan’ ini bukan berarti semua senar gitar dibuat
dengan nada yang sama, namun salah satu contohnya yakni senar urutan 6-5-4
nadanya dibuat persis dengan senar 3-2-1.
Contoh Reguler Tunings:
SPECIAL TUNINGS
Sesuai dengan nama jenis penyetemannya, special tuning diciptakan dan dipopulerkan oleh berbagai composer dalam memainkan lagunya. Penyeteman ini sengaja dibuat untuk memenuhi kebutuhan lagu
Contoh Special Tunings:
Drop D = D(6)
– A(5) – D(4) – G(3) – B(2) – E(1)
Unusual
Tuning ini yang paling populer di kalangan gitaris. Penyetemannya hanya berubah
di senar 6. Biasanya Drop D tuning digunakan untuk lagu yang bermain di tangga
nada D. Agustin Barrios, the Beatles, Pete Seeger, John Denver, James Taylor,
Happy Traum, dan Jorma Kaukonen telah menerapkan unsual tuning ini pada karya
mereka
Admiral
= C – G – D – G – B – C (Michael
Hedged pada lagunya, Admiral
Ricovers’s Dream)
Buzzard
= C – F – C – G – A# – F (Will
Ackerman pada lagunya, The Buzzard)
Face
= C – G – D – G – A – D (Michael
Hedged pada lagunya, Face
Yourself)
Four
& Twenty = D – A – D – D – A – D (Crosby, Stills, Nash dan Young pada lagunya, Four and Twenty and Suite: Judy
Blue Eyes)
Hot
Type = A – B – E – F# – A – D (Michael Hedged pada lagunya, Hot
Type)
Layover
= D – A – C – G – C – E
(Michael Hedged pada lagunya, Layover)
Magic
Farmer = C – F – C – G – A – E (Michael Hedged pada lagunya, Magic
Farmer)
Pelican
= D – A – D – E – A – D (John
Renbourn pada lagunya, Pelican)
Processional
= D – G – D – F – A – A#
(Will Ackerman pada lagunya, Processional)
Spirit = C# – A – C# – G# – A – E (Will Ackerman pada lagunya, Impending Death of the Virgin Spirit)
Tarboulton
= C – A# – C – F – A# – F (John
Renbourn pada lagunya, Tarbloulton)
Toulouse
= E – C – D – F – A – D (The Doobie
Brothers pada lagunya, Toulouse Street)
Triqueen = D – G – D – F# – A – B (Will
Ackerman pada lagunya, Pink Chiffon
Tricycle Queen)
Rabu, 07 April 2021
Mengapa E-A-D-G-B-E menjadi “Standard Tuning” gitar?
Saat memainkan gitar
sangat perlu untuk kita memastikan bahwa semua bunyi yang dikeluarkan dari
senar tidak fals. Hal ini bertujuan untuk membuat suara yang keluar dari senar
gitar tentu saja enak di dengar dan harmonis.
Saat menyetem senar gitar,
seperti yang kita ketahui bahwa standard tuning
dari senar gitar yakni dari nada rendah (senar yang paling dekat dengan wajah
kita) ke nada yang tertinggi (senar yang paling dekat dengan kaki kita) adalah E(6)
– A(5) – D(4) – G(3) – B(2) – E(1)
pic: https://spinditty.com/instruments-gear/how-to-tune-a-guitar-with-a-tuner |
Namu pernahkah terlintas di benak teman-teman,
Mengapa standard tuning dari senar gitar bisa seperti diatas? Mari kita simak bersama!
Senar gitar di ‘stem’ dengan standard tuning
E-A-D-G-B-E tentu saja memiliki tujuan agar memudahkan jari kita dalam bermain
akor, bermain tangga nada, dan meminimalisir perpindahan jari di tangan kiri.
Berdasarkan sejarah revolusi gitar pada abad ke-15, senar gitar baru berjumlah 5 dengan masing-masing
bersenar ganda atau Five Courses dengan penyeteman:
AA(5) – DD(4) – GG(3) – BB(2) – EE(1)
Dengan berevolusinya gitar, senar menjadi tunggal
dan ditambahkan jumlahnya yakni senar 6 dengan
nada E untuk melanjutkan interval Perfect
Fourth pada nada A.
Sebelumnya sadarkah teman-teman dengan jarak nada pada
setiap senar memiliki interval Perfect
Fouth (P4) dan Major Third (M3) ?
pic: Instagram @mayorgitarbro |
Setiap alat musik yang berdawai mempunyai jarak interval
Perfect Fourth (P4) dan Perfect Fifth (P5). Alat musik seperti violin (biola),
viola (biola alto), cello, dan contrabass memiliki jarak interval P5, namun
mengapa hanya gitar yang menerapkan jarak Interval P4? Dilansir dalam artikel Fender Seorang gitaris asal Amerika,
Richard Lloyd memberikan alasan yang sangat baik pada hal ini.
“The guitar is a
larger-scaled instrument which is played sitting in one’s lap. With the guitar
sitting in the lap and the neck diagonal to the player, the bend in the wrist
starts to make it more difficult to spread out the fingers. So our next best
choice for tuning any larger scaled multi-stringed instrument is going to be to
tune in fourths, which are a little closer together”
(“Gitar adalah alat musik yang berukuran cukup besar
untuk dimainkan sambil duduk di satu pangkuan. Dengan gitar yang berada di
pangkuan dan posisi leher gitar yang diagonal pada pemain, tekukan pada
pergelangan tangan membuat kita lebih sulit untuk merentangkan jari. Jadi
pilihan terbaik untuk penyeteman gitar dibuat dengan jarak interval P4 yang
sedikit lebih dekat”)
Menanggapi hal diatas, meskipun instrument seperti cello dan contrabass ukurannya lebih besar daripada gitar, namun posisi leher instrument cello dan contrabass saat dimainkan itu vertikal sama seperti pergelangan tangan yang memainkannya. Dengan posisi seperti itu tentu saja jarak interval P5 lebih memungkinkan untuk di mainkan pada cello dan contrabass daripada di gitar.
Interval P4 merupakan interval yang memudahkan jari kita
untuk memainkan akor dan tangga nada pada gitar. Dimana dengan menggunakan
interval ini, ke-empat jari kita di tangan kiri yakni dari jari telunjuk sampai
jari kelingking akan memudahkan kita memainkan dan menggapai semua nada
kromatis pada tiap fret (nada kromartis yakni nada yang naik setengah contoh F
ke Fis). Sehingga saat jari sudah menekan senar 6 pada tiap fret (fret 1 sampai
fret 4) langkah untuk melanjutkan nada kromatis berikutnya adalah tinggal
memetik senar 5 dengan posisi open string (senar terbuka atau tidak di tekan)
dimana merupakan satu hal yang mempermudah kita memainkan tangga nada kromatis
Namun ada yang mengganjal pada interval senar gitar
yang mungkin memunculkan pertanyaan..
Mengapa Interval
pada senar gitar semuanya tidak dibuat dengan Perfect Fourth (P4)? Mengapa ada interval Major Third (M3) pada senar gitar?
Interval M3 ini dibuat tentu saja dengan alasan yang
baik untuk posisi jari kita. Sebagai contoh, jika semua interval pada senar
gitar dibuat P4, maka tentu saja nada pada tiap senar akan menjadi:
E(6) – A(5) – D(4) – G(3) –
C(2) – F(1)
Jika kita memperhatikan
dengan detail, kita akan mendapatkan interval minor second (m2) pada nada terendah yakni E(6) dan nada tertinggi F(1). Bunyi yang dihasilkan oleh interval m2 akan menghasilkan bunyi yang ‘awkward’
atau agak aneh kedengarannya.
Selain itu, saat memainkan teknik Barre tanpa disengaja kita akan membuat banyak pergerakan interval m2 dan satu satunya hal yang dilakukan untuk menghindari interval tersebut yaitu dengan mencari posisi yang tentu saja akan membuat banyak pergerakan yang lebih besar dan menyusahkan. Itulah mengapa interval M3 sangat dibutuhkan dan tentu saja memiliki manfaatnya yang sangat besar pada jari-jari kita.
Nah bagaimana teman – teman dengan penjelasan diatas? Semoga artikel ini menjawab pertanyaan teman – teman mengenai standard tuning pada gitar.
Senin, 05 April 2021
111 Istilah Musik - Part 1
Saat belajar notasi balok, teman-teman tidak hanya berhenti ketika sudah bisa membaca notasi balok saja. Namun, teman-teman juga harus tahu hal lain yang ada di sebuah karya musik. Apa itu? tentu di dalam karya musik ada berbagai macam istilah musik yang dipakai untuk membantu menyampaikan maksud atau keinginan dari seorang komposer. Maka dari itu, di artikel ini saya akan membagikan istilah-istilah musik yang mungkin masih asing bagi beberapa teman-teman di sini. Untuk tahu apa saja istilahnya, yuk simak tabel berikut!
Senin, 22 Maret 2021
5 Hal yang Harus Kalian Ketahui Sebelum Membaca dan Menulis Notasi Balok!
Rabu, 17 Maret 2021
Mengenal Teknik Dasar Bermain Gitar Klasik
Di Indonesia sekarang sudah banyak masyarakat yang
menggemari jenis instrument Gitar Klasik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
tempat kursus musik yang sudah menawarkan jasa dalam mempelajari cara memainkan
gitar klasik dan tidak jarang juga di Indonesia sudah banyak diadakan kompetisi
bermain gitar klasik. Namun, ditempat kursus juga tentu saja tidak gratis.
Teman-teman pasti akan membayar dengan harga yang bisa dikatakan juga tidak
murah hanya untuk mempelajari bagaimana cara memainkan gitar klasik.
Dalam artikel ini saya akan membantu teman – teman membahas cara memainkan gitar klasik dengan teknik dasar memainkannya dan memberikan beberapa tips untuk
menguasai teknik tersebut hanya dengan menyimak penjelasan dibawah ini. Langsung
saja kita simak penjelasan berikut!
1. ARPEGGIO
Arpeggio merupakan salah satu teknik dasar bermain
gitar klasik. Apa itu Arpeggio? Menurut Prof. Panayot Petrov Panayotov PhD.
dalam bukunya yang berjudul “Methodology
of The Instruction in Guitar”, arpeggio adalah akor yang telah dipecah
dengan nada yang dibunyikan secara berurutan bukan secara bersamaan. Lalu bagaimana cara melatih teknik arpeggio
pada gitar klasik? Sebelum memainkan teknik ini, teman – teman perlu mengetahui
nama-nama setiap jari pada tangan kiri dan kanan. Simak gambar berikut!
Gambar: Instagram @mayorgitarbro |
Setelah
mengetahui nama penjarian pada setiap jari, sekarang teman – teman hanya perlu
berlatih memetik senar dengan penggunaan jari P untuk senar 6 atau 5 atau 4,
jari I pada senar 3, jari M pada senar 2, dan jari A pada senar 1. Lakukan itu
secara berulang ulang, atau teman – teman bisa membaca partitur dibawah ini
sebagai bentuk latihan.
Gambar: Musical Score, 120 Right Hand Studies M.Guiliani |
2. BARRE
Teknik dasar bermain gitar klasik selanjutnya yaitu Barre. Barre adalah teknik bermain gitar
klasik dimana salah satu jari pada tangan kiri menekan lebih dari satu senar. Barre
terdiri dari dua jenis, Small Barre dan Big Barre. Small Barre, salah satu jari di tangan kiri menekan dua atau lebih
senar sedangkan Big Barre, salah satu
jari di tangan kiri menekan senar 1 sampai 6 (semua senar).
Gambar: Methodology of The Instruction in Guitar |
Untuk memaksimalkan teknik barre dalam permainan
gitar klasik, teman – teman harus banyak berlatih dengan benar agar tidak
terjadi cedera pada jari di tangan kiri. Berikut kesalahan-kesalahan yang
sering dilakukan oleh banyak orang saat memainkan teknik barre:
- Pergelangan tangan kiri telalu tegang
- Jari jempol di tangan kiri terlalu menekan kuat
leher gitar
- Jari yang melakukan barre tidak maksimal sehingga
senar tidak maksimal berbunyi.
Untuk meminimalisir kesalahan tersebut, teman - teman disarankan untuk lebih bayak berlatih. Berikut repertoar pendukung untuk memaksimalkan
teknik barre teman-teman.
·
Diabelli, A.
7 Prelüdium für Gitarra. Budapest,
1981.
·
Giuliani, A.
Prelude op 46.
· Hinsch, G. K.H. Schulz Folk Guitar. Leipzig, 1981
3. SCALES
Scales, merupakan teknik latihan memainkan Tangga
Nada. Dalam latihan ini, tangan kanan dan tangan kiri dilatih agar dapat
sinkron saat bermain. Dalam berlatih teknik scales biasanya tangan kanan secara
tidak langsung akan terlatih juga untuk memproduksi warna suara yang tepat dan
indah.
Sebelumnya dalam artikel “jangan lakukan hal inipada gitar klasik” saya sudah menjelaskan bagaimana bentuk kuku yang benar agar
dapat menghasilkan suara yang jernih dan saat memetik senar. Selain itu teman –
teman juga dapat melihat teknik petikan dasar Apoyando dan Tirando pada artikel sebelumnya "Rahasia bermain gitar dengan petikan". Berikut salah satu bentuk latihan
teknik Scales.
Gambar: Pi Isydora |
Untuk latihan Scales lebih lanjut, teman – teman dapat
membaca buku:
·
Panayotov, P.
Scales and technical exercises for
guitar. Sofia, 1987.
·
Carlevaro, A.
Serie Didactica. Buenos Aires, 1966.
·
Albert, H.
Lehrgang für künstlerisches Gitarrespiel.
Berlin.