BLOG.FISELLA®

Senin, 05 April 2021

111 Istilah Musik - Part 1

111 Istilah Musik - Part 1 - Jelang Bagaskara - Blog Fisella111 Istilah Musik - Part 1 - Jelang Bagaskara - Blog Fisella

Saat belajar notasi balok, teman-teman tidak hanya berhenti ketika sudah bisa membaca notasi balok saja. Namun, teman-teman juga harus tahu hal lain yang ada di sebuah karya musik. Apa itu? tentu di dalam karya musik ada berbagai macam istilah musik yang dipakai untuk membantu menyampaikan maksud atau keinginan dari seorang komposer. Maka dari itu, di artikel ini saya akan membagikan istilah-istilah musik yang mungkin masih asing bagi beberapa teman-teman di sini. Untuk tahu apa saja istilahnya, yuk simak tabel berikut!

Jumat, 02 April 2021

Line 6 Helix Native Presets - April 2021

 


Setelah beberapa saat tidak membagi presets gitar, kali ini tim Fisella akan membagikan beberapa presets gitar, terutama bagi kalian yang berprofesi sebagai gitaris. Beberapa presets yang akan dibagikan adalah custom dari presets bawaan Helix Native yang bisa kalian coba sendiri. 

Rabu, 31 Maret 2021

Persiapkan Hal Ini Sebelum Menjadi Gitaris Klasik!

 


Mungkin beberapa dari teman-teman sudah tidak asing lagi dengan instrumen gitar klasik. Yup! Jenis gitar yang lebih banyak memainkan perpaduan melodi dari pada sekedar ‘genjrengan’ akor untuk mengiringi seseorang bernyanyi.

Pernahkah teman-teman melihat seseorang memainkan gitar klasik? Apa yang terlintas di pikiran teman-teman saat melihat gitaris klasik memainkan instrumentnya?

Postur tubuh dengan duduk yang tegap sambil memainkan gitar dengan posisi gitar yang diagonal membuat banyak penampilan gitaris klasik terlihat elegan dan berbeda dengan gitaris-gitaris lainnya yang sering kita lihat pada sebuah band.

Di Indonesia, ketertarikan masyarakat belum banyak pada jenis instrumen gitar klasik. Lalu bagaimana dengan teman-teman sendiri? Maukah teman-teman menjadi salah satu gitaris klasik di Indonesia dan menjadi gitaris dengan selera yang berbeda di mata masyarakat yang awam musik klasik? Jika ya, langsung saja simak, hal-hal yang perlu teman-teman miliki dan persiapkan untuk menjadi gitaris klasik!

1. Gitar Klasik!

Ya tentu saja untuk menjadi gitaris klasik teman-teman harus memiliki gitar klasik. Terkadang masih banyak dari kita yang belum mengetahui perbedaan gitar klasik dengan jenis gitar lainnya. Simak gambar berikut!

Gambar: Instagram @fisellamusiccourse

2. Foot Stool atau Guitar Rest/Guitar Side

Berbeda dengan jenis gitar lainnya, saat memainkan gitar klasik kita perlu alat bantu seperti Foot Stool atau Guitar Rest/Guitar Side.

Foot Stool digunakan pada kaki kiri. Foot Stool di injak dan dijadikan tumpuan dengan tujuan agar kaki dapat terangkat untuk menopang gitar. Lihat gambar dibawah ini!

 Gambar: https://www.thisisclassicalguitar.com/


Selain Foot Stool, Guitar Rest (sebelah kiri) juga menjadi alat bantu menopang gitar. Berbeda dengan sebelumnya, biasanya guitar rest bertumpu pada bagian bawah gitar yang akan dijadikan tumpuan dan sisi lainnya bertumpu pada paha kaki kiri. Mirip seperti guitar rest, Guitar Side (sebelah kanan) sisinya bertumpu pada paha kaki kiri namun sisi lainnya dilekatkan dibagian belakang gitar. Perhatikan gambar berikut!

Gambar: https://www.thisisclassicalguitar.com/ , instagram @valerio_gitar


3. Bisa Membaca Notasi Balok

Sebagai pemain gitar klasik tentu saja teman-teman harus mengusai notasi balok. Mengapa? Karena jenis instrument ini lebih sering terhubung dengan partitur (lembaran lagu yang ditulis dengan notasi balok). Hampir semua lagu yang dimainkan oleh gitaris klasik dunia ditulis dengan notasi balok. Tidak hanya lagu-lagunya saja, teknik - teknik bermain gitar klasik juga ditulis dengan notasi balok. Lalu bagaimana cara membaca notasi balok? Simak penjelasannya dalam artikel “5 Hal yang Harus Kalian Ketahui Sebelum Membaca dan Menulis Notasi Balok!”

4. Menguasai Teknik-Teknik Bermain Gitar Klasik

Untuk menjadi gitaris klasik dengan skill yang hebat, sangat perlu untuk teman-teman menguasai teknik-teknik bermain gitar klasik. Hal ini bertujuan agar setiap repertoire (lagu-lagu) yang teman-teman ingin mainkan terasa jauh lebih mudah. Namun sebelum menguasai teknik-tekniknya, teman-teman juga harus memperhatikan bagaimana bentuk kuku yang baik dan benar untuk menghasilkan tone yang indah, dan bagaimana posisi badan dan tangan yang benar saat memetik gitar.

Sebelumnya saya sudah pernah bahas bentuk kuku, posisi duduk, dan posisi tangan kiri yang benar dalam artikel “jangan lakukan hal ini pada gitar klasik”. Untuk penjelasannya teman-teman dapat membacanya disini.

Setelah menerapkan hal diatas, teman-teman sudah bisa mulai mempelajari sedikit demi sedikit teknik – teknik dasar dalam bermain gitar klasik. Apa saja teknik dasar bermain gitar klasik? Baca penjelasannya dalam artikel “Mengenal Teknik Dasar Bermain Gitar Klasik”

5. Waktu Untuk Terus Berlatih!

Setelah memiliki dan mempersiapkan ke-empat hal diatas, tanpa memiliki waktu untuk latihan sama saja dengan "Nol Besar" alias teman-teman tidak bisa menjadi gitaris klasik.

Untuk memaksimalkan proses teman-teman menjadi pemain gitar klasik, tentu saja harus terus diiringi dengan latihan.

It’s better to exercise 1 hour daily than 7 hours once per week”- Emilio Pujol (Spanish Classical Guitarist)

Selasa, 30 Maret 2021

Mengenal Leitmotif Dalam Film: Bagian 2

 

Di era ini, hampir semua film menggunakan musik. Berbagai teknik mulai digunakan untuk meramu musik agar dapat mendukung gambar yang ditampilkan. Salah satu teknik yang populer digunakan pada film-film hollywood adalah leitmotif. Pada artikel sebelumnya, dijelaskan bahwa leitmotif dikenal dari karya-karya Wagner yang menggunakan meotif musik untuk menarik atensi dan interpretasi pendengar. Teknik yang sama juga dipakai dalam film-film hollywood saat ini. Tahun 1910, jurnal ‘Moving Picture World’ menerbitkan sebuah artikel yang menyatakan; sama seperti Wagner yang menyelaraskan musiknya dengan emosi, diekspresikan melalui kata-kata dalam operanya, begitu juga hal yang sama akan dilakukan pada gambar yang bergerak.

Film hollywood pertama yang menggunakan teknik mendukung film dengan score musikal adalah The Birth of Nation. Film ini dirilis tahun 1915 dan disutradarai oleh D.W Griffith. Musik dalam film ini digarap oleh Joseph Carl Breil. Meskipun sudah menggunakan musik, pada era ‘silent cinema’ (1890-1920) peran musik dalam film belum maksimal. Sebagian besar film menggunakan musik hanya di bagian awal dan akhir film, sehingga peran musik dalam menguatkan sisi naratif belum maksimal. Tahun 1932, teknologi perekaman akhirnya memungkinkan pembuatan soundtrack yang terintegrasi dengan film. Namun baru tahun 1933, ketika Max Steiner membuat musik untuk film King Kong, musik benar-benar digunakan untuk menjelaskan adegan karena penggunaan kamera saja tidak cukup untuk menstimulasi emosi penonton. 

Tahun 1940, teknik menguhubungkan ide musikal dengan suatu konsep maupun karakter mulai umum digunakan dalam musik film. Pada era ini, musik film juga mulai bergeser dari romantisme abad 19 ke modernisme abad 20. Hal ini tidak hanya ditandai dengan beralihnya penggunaan nada-nada konsonan ke disonan, keriuhan heroik, harmoni yang tidak stabil, namun juga banyaknya teknik-teknik baru yang digunakan. Bernhard Hermann merupakan salah satu komposer yang sangat berpengaruh waktu itu. Ia merupakan komposer pertama yang menggunakan fragmen pendek atau motif dalam musik film. 

Teknik leitmotif kemudian dianggap sebagai teknik yang efisien untuk menghafal dan mengingat karakter dalam film dengan cara menguatkan sisi naratifnya melalui musik. Contohnya pada film-film dari DC, salah satunya adalah motif yang ikonik dari Wonder Woman. Motif ini pertama kali di perdengarkan di film Batman vs Superman Dawn of Justice, lalu motif ini terus di pakai di film Wonder Woman pertama dan kedua, dan juga di Justice League setiap Wonder Woman/Diana Prince akan atau sedang muncul dalam salah satu scene. Motif ini sangat identik dengan sukat 7/8 yang energik, dan melodinya yang terbilang unik dan singkat, namun memorable (mudah diingat). 






Membandingkan tiga video di atas, kemunculan Wonder Woman selalu diiringi musik dengan motif yang tetap meskipun terdapat perbedaan dalam segi instrumentasinya, inilah yang disebut leitmotif. 

Selasa, 23 Maret 2021

Mengenal Leitmotif Dalam Film: Bagian I

 


Bicara tentang musik film, tentu tidak lepas dari istilah leitmotif. Beberapa film menggunakan leitmotif dalam musiknya dan tak jarang menjadi bagian yang sangat diingat penonton. Leitmotif secara singkat dapat didefiniskan sebagai sebuah motif yang dimainkan secara berulang dalam sebuah komposisi. Teknik leitmotif sebenarnya berasal dari musik era Romantik. Teknik ini dapat membantu komposer untuk mengembangkan karakter dan memunculkan emosi tertentu. Komposer era romantik yang sangat berpengaruh bagi musik film Hollywood saat ini adalah Richard Wagner, yang mana menggunakan banyak motif yang berbeda untuk mendukung alur naratif. Wagner memang dikenal sebagai komposer dengan karya-karyanya yang dramatis. Meskipun begitu, komposer musik film kini menghadapi tantangan lain bukan hanya tentang alur naratif namun juga mengembangkan elemen visual dan musik, membentuk mood dan juga meningkatkan dampak emosional dari sebuah adegan. 

Leitmotif (kadang disebut juga leitmotiv) dapat menggambarkan suatu karakter, situasi, objek, atau ide tentunya melalui motif-motif musikal. Motif musikal dapat berupa harmoni, melodi, ritmis, atau ketiganya. Leitmotif ini dapat dikembangkan dari segi orkestrasi, dinamik, bahkan tekstur namun perlu diingat leitmotif harus tetap stabil dan mudah didengar audiens.

Richard Wagner merupakan seorang komponis musik romantik yang lahir di Leipzig, Jerman pada 22 Mei 1813. Selain komponis, ia juga seorang pakar teori musik dan penulis, namun karya yang paling terkenal adalah karya operanya. Istilah leitmotif mulai dikenal melalui karya Wagner yakni Wort-Ton-Dramas. Meskipun begitu, Wagner bukanlah orang yang memperkenalkan istilah leitmotif. Istilah ini diadopsi dari Festival Bayreuth pada tahun 1876 dimana Hans von Wolzogen mengilustrasikan motif dari karya Wagner. Ia mempopulerkan konsep ‘leading motif’. Dalam karya ‘Oper und Drama’, Wagner mengkritik Wolzogen mengenai presentasinya tentang leitmotif yang hanya berfokus pada efek dramatis. Wagner sendiri ingin lebih menekankan tentang motif utama atau tema utama. Ia lebih peduli tentang bagaimana seseorang dapat mencapai kesatuan muikal dalam opera dan struktur musikal yang logis dalam sebuah simfoni. Bagi Wagner, penggunaan motif adalah sarana untuk mentransfer motif dramatik dari sebuah alur atau plot menjadi sebuah ekspresi dalam musik.  


Senin, 22 Maret 2021

5 Hal yang Harus Kalian Ketahui Sebelum Membaca dan Menulis Notasi Balok!

5 Hal yang Harus Kalian Ketahui Sebelum Membaca dan Menulis Notasi Balok! - Jelang Bagaskara - Blog Fisella

Halo teman-teman semua! Di beberapa artikel yang lalu kami telah membahas teknik-teknik pada Gitar klasik dan kami membagikan materi latihannya dengan partitur notasi balok. Namun, kami sadar bahwa tidak semua pembaca di artikel ini bisa membaca notasi balok. Bahkan mungkin sudah ada yang bertanya-tanya “bagaimana cara membaca notasi balok?”. Supaya dapat membaca notasi balok, kalian perlu tahu terlebih dahulu dengan dasar pelajaran notasi sebelum kalian memulai membaca. Untuk lebih jelasnya kalian bisa simak artikel ini!

Jumat, 19 Maret 2021

Skill Tambahan yang Sebaiknya Dimiliki Seorang Penata Suara

 

Sklill Tambahan yang Sebaiknya Dimiliki Penata Suara

Berbicara tentang penata suara biasanya tidak lepas dari istilah Mixing-Mastering (baca Pahami Perbedaan Mixing dan Mastering bagi Pemula), sebuah kegiatan "re-touch" pasca perekaman yang dilakukan oleh penata suara untuk membuat audio menjadi lebih baik dan layak untuk didengarkan. Pekerjaan Mixing-Mastering yang melibatkan berbagai proses filtering, compressing, dan sebagainya dapat dikategorikan sebagai core/main job atau pekerjaan utama, namun ada beberapa skill tambahan yang sebaiknya dikuasai oleh penata suara untuk menunjang kegiatan penataan suara. Berikut adalah pembahasannya versi Tim Fisella.

Rabu, 17 Maret 2021

Mengenal Teknik Dasar Bermain Gitar Klasik


Di Indonesia sekarang sudah banyak masyarakat yang menggemari jenis instrument Gitar Klasik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tempat kursus musik yang sudah menawarkan jasa dalam mempelajari cara memainkan gitar klasik dan tidak jarang juga di Indonesia sudah banyak diadakan kompetisi bermain gitar klasik. Namun, ditempat kursus juga tentu saja tidak gratis. Teman-teman pasti akan membayar dengan harga yang bisa dikatakan juga tidak murah hanya untuk mempelajari bagaimana cara memainkan gitar klasik.

Dalam artikel ini saya akan membantu teman – teman membahas cara memainkan gitar klasik dengan teknik dasar memainkannya dan memberikan beberapa tips untuk menguasai teknik tersebut hanya dengan menyimak penjelasan dibawah ini. Langsung saja kita simak penjelasan berikut!

1. ARPEGGIO

Arpeggio merupakan salah satu teknik dasar bermain gitar klasik. Apa itu Arpeggio?  Menurut Prof. Panayot Petrov Panayotov PhD. dalam bukunya yang berjudul “Methodology of The Instruction in Guitar”, arpeggio adalah akor yang telah dipecah dengan nada yang dibunyikan secara berurutan bukan secara bersamaan.  Lalu bagaimana cara melatih teknik arpeggio pada gitar klasik? Sebelum memainkan teknik ini, teman – teman perlu mengetahui nama-nama setiap jari pada tangan kiri dan kanan. Simak gambar berikut!

Gambar: Instagram @mayorgitarbro

Setelah mengetahui nama penjarian pada setiap jari, sekarang teman – teman hanya perlu berlatih memetik senar dengan penggunaan jari P untuk senar 6 atau 5 atau 4, jari I pada senar 3, jari M pada senar 2, dan jari A pada senar 1. Lakukan itu secara berulang ulang, atau teman – teman bisa membaca partitur dibawah ini sebagai bentuk latihan. 

Gambar: Musical Score, 120 Right Hand Studies M.Guiliani


2. BARRE

Teknik dasar bermain gitar klasik selanjutnya yaitu Barre. Barre adalah teknik bermain gitar klasik dimana salah satu jari pada tangan kiri menekan lebih dari satu senar. Barre terdiri dari dua jenis, Small Barre dan Big Barre. Small Barre, salah satu jari di tangan kiri menekan dua atau lebih senar sedangkan Big Barre, salah satu jari di tangan kiri menekan senar 1 sampai 6 (semua senar).

Gambar: Methodology of The Instruction in Guitar

Untuk memaksimalkan teknik barre dalam permainan gitar klasik, teman – teman harus banyak berlatih dengan benar agar tidak terjadi cedera pada jari di tangan kiri. Berikut kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh banyak orang saat memainkan teknik barre:

- Pergelangan tangan kiri telalu tegang

- Jari jempol di tangan kiri terlalu menekan kuat leher gitar

- Jari yang melakukan barre tidak maksimal sehingga senar tidak maksimal berbunyi.

Untuk meminimalisir kesalahan tersebut, teman - teman disarankan untuk lebih bayak berlatih. Berikut repertoar pendukung untuk memaksimalkan teknik barre teman-teman.

·         Diabelli, A. 7 Prelüdium für Gitarra. Budapest, 1981.

·         Giuliani, A. Prelude op 46.

·        Hinsch, G. K.H. Schulz Folk Guitar. Leipzig, 1981


3. SCALES

Scales, merupakan teknik latihan memainkan Tangga Nada. Dalam latihan ini, tangan kanan dan tangan kiri dilatih agar dapat sinkron saat bermain. Dalam berlatih teknik scales biasanya tangan kanan secara tidak langsung akan terlatih juga untuk memproduksi warna suara yang tepat dan indah.

Sebelumnya dalam artikel “jangan lakukan hal inipada gitar klasik” saya sudah menjelaskan bagaimana bentuk kuku yang benar agar dapat menghasilkan suara yang jernih dan saat memetik senar. Selain itu teman – teman juga dapat melihat teknik petikan dasar Apoyando dan Tirando pada artikel sebelumnya "Rahasia bermain gitar dengan petikan". Berikut salah satu bentuk latihan teknik Scales. 

Gambar: Pi Isydora


Untuk latihan Scales lebih lanjut, teman – teman dapat membaca buku:

·         Panayotov, P. Scales and technical exercises for guitar. Sofia, 1987.

·         Carlevaro, A. Serie Didactica. Buenos Aires, 1966.

·        Albert, H. Lehrgang für künstlerisches Gitarrespiel. Berlin.

 

Rabu, 10 Maret 2021

Jangan Lakukan Hal Ini Pada Gitar Klasik!

 


Gitar adalah alat musik atau instrument yang tentu saja sudah tidak asing lagi bagi kita. Sebagian besar dari kita juga mungkin sering memainkan alat musik ini. Ya, alat musik ini juga menjadi salah satu alat musik yang paling banyak digemari oleh masyarakat. Bagaimana tidak, alat musik ini memiliki harga yang lumayan terjangkau jika dibandingkan dengan alat musik lainnya.

Secara umum gitar juga memiliki beberapa jenis antara lain seperti gitar bass, gitar elektrik, gitar akustik, dan gitar klasik. Diantara ke empat jenis gitar tersebut, gitar klasik yang merupakan satu-satunya gitar yang menggunakan senar nylon dan merupakan gitar  yang fretnya agak sedikit lebih lebar dibanding ketiga jenis gitar tersebut.

Karena lumayan banyak perbedaan antara gitar klasik dan ketiga jenis gitar lainnya, tak jarang orang melakukan kesalahan saat memainkan/menggunakan jenis gitar ini.

Lalu…..

Apa saja kesalahan-kesalahan yang harus dihindari saat memainkan atau menggunakan gitar klasik?

Langsung saja kita simak penjelasan berikut!

1.     Jangan menggunakan senar baja pada gitar klasik

Sudah banyak kejadian orang menggunakan senar baja pada gitar klasik. Hal ini tentu saja sangat salah. Mungkin memang sekilas terlihat baik-baik saja saat menggunakan senar baja pada gitar klasik namun, tentu saja ini dapat merusak bagian bridge (tempat senar dikaitkan yang terlekat di badan gitar) gitar klasik. Senar baja ini memang hanya cocok untuk gitar akustik, gitar elektrik dan gitar bass. Mengapa demikian? Jika kita melihat bagian bridge pada gitar klasik dan ketiga jenis gitar lainnya, gitar klasik tidak memiliki penahan untuk mengaitkan senar, berbeda dengan ketiga jenis gitar lainnya. Pada gitar klasik, senar langsung diikat/dililit untuk membuat senar terkait pada gitar. Jika senar baja yang dililit atau diikat pada bagian bridge gitar klasik, tentu saja depat membuat bagian bridge gitar menjadi lecet, teriris atau rusak.

2.     Jangan memegang neck gitar klasik sama seperti pada gitar akustik.

Ada perbedaan ukuran neck pada gitar klasik dan gitar akustik. Neck gitar klasik lebih lebar jika dibandingkan dengan neck gitar akustik. Pada gitar klasik, kita memegang neck gitar dengan jari jempol yang agak sedikit kebawah (lihat gambar) dengan tujuan untuk memudahkan jari-jari lainnya menggapai senar. Berbeda dengan gitar aksutik yang terkadang menggunakan jari jempol dalam memainkan akor dengan menekan senar paling atas atau senar 6

Gambar: Method for the Guitar by Fernando Sor


Jangan menerapkan posisi duduk bermain gitar akustik pada saat memainkan gitar klasik.

Tidak banyak orang yang paham posisi duduk dan posisi gitar yang benar saat memainkan gitar klasik. Hal ini terjadi karena masih banyak juga orang yang belum tahu perbedaan gitar klasik dan gitar akustik.

Selain perbedaan senar dan perbedaan lebar neck, gitar klasik dan gitar akustik juga berbeda dalam penggunaan fungsinya. Gitar akustik lebih sering digunakan sebagai instrument pengiring penyanyi sedangkan gitar klasik lebih digunakan sebagai instrument yang bernyanyi. Mengapa? Ya tentu saja karena gitar klasik lebih banyak bermain sebagai melodi dari pada harmoni. Hal ini terjadi karena gitar klasik lebih sering terhubung dengan partitur (lembaran lagu yang ditulis dengan not balok). Oleh sebab itu, posisi saat memainkan gitar klasik pun berbeda dengan posisi saat memainkan gitar akustik.

Saat memainkan gitar klasik, posisi gitar agak sedikit miring atau diagonal alias tidak berada dalam posisi horizontal dan juga dalam hal ini gitaris dibantu oleh alat yang bernama Footstool yang diinjak oleh kaki kiri (gambar kiri) atau menggunakan Guitar Rest (gambar kanan). Simak gambar dibawah ini untuk melihat posisi yang benar saat memainkan gitar klasik!

Gambar: Classical Guitar Method Volume 1 by Bradford Werner


Jangan menggunakan Pick/Plectrum pada gitar klasik

Penggunaan pick/plectrum pada gitar klasik sebenarnya tidak masalah namun hal ini tentu saja akan mempengaruhi perbedaan suara yang dihasilkan. Saat memetik menggunakan pick/plectrum, suara yang akan dihasilkan oleh gitar klasik menjadi terlalu tajam alias kurang soft dan ini akan membuat suara menjadi ‘kasar’ dan kurang bernyanyi. Dalam hal memetik senar, pada gitar klasik lebih disarankan untuk menggunakan kuku.

Penggunaan kuku pada tangan kanan tentunya juga tidak asal memanjangkan kuku. Kita juga harus memerhatikan bentuk kuku di tangan kanan kita untuk membuat suara yang dihasilkan lebih enak. Saat kuku terlalu panjang, kemungkinan besar akan membuat senar menyangkut di kuku dan tentu saja akan mengganggu proses kita memetik senar. Dan saat kuku terlalu pendek, senar yang dipetik juga tidak akan mengeluarkan suara yang maksimal. Lalu bagaimana bentuk kuku yang seharusnya digunakan saat memetik senar gitar klasik? perhatikan gambar dibawah ini.

Gambar: Methodology Of Guitar Instruction


Panjang kuku tangan kanan saat memetik senar gitar klasik sangat menentukan keindahan suara yang dihasilkan oleh gitar. Pada umumnya panjang kuku yang berada pada gambar diatas adalah panjang kuku yang tepat untuk menghasilkan suara yang indah. Namun hal ini tidak mutlak. Setiap gitaris tentu saja memiliki pilihan masing-masing terhadap panjang kuku mereka. Kuku tangan kanan juga sebaiknya tidak digunting. Alangkah baiknya jika kuku yang digunakan untuk memetik ini, dibentuk menggunakan alat pengikir kuku agar menghasilkan suara yang jernih dan tidak kasar. Sedangkan pada tangan kiri, sebaiknya kuku dipotong sependek mungkin agar tidak menghalangi senar saat ditekan.


Sabtu, 06 Maret 2021

Mengenal String Section dalam Orkestra

Mengenal String Section dalam Orkestra - Blog Fisella

Pada artikel sebelumnya, kita telah mencoba mengenali tiap-tiap instrumen dalam orkestra secara bunyi dan visualnya dengan karya dari Benjamin Britten. (jika Anda belum membacanya, bisa masuk ke link ini Mengenal Alat Musik dalam Orkestra) Selanjutnya, kita akan membedah lebih dalam masing-masing section dalam orkestra. Kali ini, kita akan membahas string section

Secara umum, string section terdiri dari empat instrumen pokok. Violin yang biasanya bermain dalam dua divisi, viola, cello, dan kontrabas. Sebenarnya, instrumen dalam string section tidak hanya keempat instrumen tadi saja. Masih banyak lagi seperti harpa, gitar, mandolin, banjo, dan lainnya, tetapi jarang digunakan dalam orkestra pada dasarnya. Secara spesifik, orkestra pada dasarnya menggunakan bowed string section atau string yang menggunakan penggesek (bow). 

Sejak budaya orkestra mulai berkembang dari Eropa, kelompok string merupakan kelompok yang paling sering digunakan. Beberapa hal yang mungkin dipertimbangkan adalah 

  1. ambitus suara kelompok ini merupakan salah satu yang terluas, mulai dari nada tinggi di violin hingga nada rendah di kontrabas;
  2. warna atau karakter suara setiap instrumen cukup mirip atau homogen;
  3. rentang dinamika yang dimainkan bisa sangat luas, mulai dari dinamika yang paling lembut (pianissimo, pp) hingga yang paling keras (fortissimo, ff);
  4. kelompok ini mampu bermain lebih lama, bahkan terus menerus dibandingkan kelompok tiup karena kelompok tiup membutuhkan waktu untuk bernafas. 

Mengenal String Section dalam Orkestra - Blog Fisella - 1 - Ambitus Instrumen String

Mengenal String Section dalam Orkestra - Blog Fisella - 2 - Perbanding Ukuran Instrumen dalam String dan Jumlah Pemain String dalam Orkestra

 

Urutan instrumen dengan nada tertinggi hingga terendah dalam string adalah violin, viola, cello, dan kontrabas. Semakin besar instrumen tersebut, semakin rendah rentang nadanya dan juga semakin tebal bunyinya. 

Mengenal String Section dalam Orkestra - Blog Fisella - 3 - Ambitus Instrumen String

 

Senar pada violin tersusun oleh senar G3, D4, A4, dan E5. Senar pada viola tersusun oleh senar C3, G3, D4, dan A4. Senar pada cello tersusun oleh senar C2, G2, D3, dan A3. Senar pada contrabass (double bass) terdiri dari senar E1, A1, D2, G2. Untuk kasus tertentu, terdapat contrabass yang memiliki lima senar dengan tambahan senar C dibawah senar E. 

Masing-masing instrumen tadi terdiri dari empat senar dengan register yang berbeda, serta dapat dimainkan tanpa tangan kiri (atau biasa disebut open string) atau dengan tangan kiri (atau biasa disebut closed string) untuk mengatur nadanya. Misal, untuk memainkan nada D4 (D tepat diatas C tengah), pemain bisa tidak menggunakan penjarian tangan kiri, karena terdapat senar D4 pada violin. Inilah yang disebut sebagai open string atau senar terbuka. Tetapi, untuk memainkan nada E4, pemain perlu menggunakan penjarian tangan kiri di senar D4 untuk membunyikannya. Hal inilah yang disebut sebagai closed string atau senar tertutup. 

Bayangkan seperti Anda memainkan gitar dengan mengubah posisi tangan kiri untuk mengubah nada, tetapi untuk instrumen-instrumen ini tidak memiliki kotak seperti fret pada gitar, sehingga untuk mendapatkan nada pada bowed string, pemain membutuhkan latihan terus menerus agar penjariannya tetap menghasilkan bunyi yang baik (tidak fals). 

Salah satu keunggulan dari string section adalah banyaknya teknik yang bisa dimainkan. Entah menggunakan bow (penggesek) ataupun tidak. Beberapa yang sering dipakai antara lain legato, pizzicato, staccato, double stop, dan tremolo

  • Legato merupakan teknik untuk memainkan beberapa nada dalam satu gesek. Pizzicato merupakan teknik untuk memetik nada menggunakan jari tangan kanan, bukan menggunakan bow. Dua teknik ini sangat ideal untuk memainkan kalimat musik yang lembut (dinamika piano).
  • Staccato adalah teknik untuk memainkan nada dengan putus-putus.  
  • Double stop adalah teknik untuk menggesek dua senar bersamaan dengan bow. Teknik ini biasanya digunakan untuk memainkan bentuk-bentuk akor. 
  • Tremolo merupakan teknik menggesek cepat menggunakan ujung penggesek. 

Demikian penjelasan singkat mengenai string section dalam orkestra. Semoga dapat menjadi referensi bagi yang ingin menulis karya menggunakan string section ataupun bagi yang ingin mengenal lebih dalam anatomi orkestra yang kita kenal saat ini. Have fun with the orchestra! 😊 

Referensi:

  • Orkestrasi; Budhi Ngurah
  • The Study of Orchestration; Samuel Adler
  • Principles of Orchestration; Nikolai Rimsky-Korsakov