BLOG.FISELLA®: Ulasan
Tampilkan postingan dengan label Ulasan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ulasan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 21 November 2024

Perkembangan Musik di Era Teknologi Digital

Sebelum era digital ada beragam alat pemutar musik yang dulu pernah berjasa menghibur generasi 80 hingga 90-an yakni fonotograf, fonograf, grafofon, dan gramofon . Dengan munculnya platform lagu atau musik digital menciptakan perubahan tatanan pada industri musik dunia saat ini. Sebut saja Youtube dan Tiktok atau aplikasi yang lainnya yang banyak dinikmati oleh masyarakat. Ada beragam alat pemutar musik yang dulu banyak digunakan tahun 80 hingga 90. Alat-alat tersebut seperti:

Fonotograf

Fonotograf adalah alat perekam suara dan pemutar musik pertama yang diciptakan oleh Edouard-Leon Scott de Martinville dari Prancis, tahun 1857. Fonotograf hanya berfungsi untuk mendokumentasikan suara secara visual, bukan untuk reproduksi audio.


Kamis, 14 November 2024

Yuk Kenali Musik Asia Timur!


Penulis: Arvin Gilang Arbi Reksa

Musik Asia Timur merupakan kawasan yang memiliki kultur budaya oriental. Asia Timur mencakup beberapa wilayah yang memiliki kultur dan kebudayaan tersendiri, seperti Korea, Jepang, Mongolia, Taiwan, China dan Tibet. Musik Asia Timur menawarkan kombinasi yang menarik antara tradisi kuno dan inovasi modern, memberikan kekayaan budaya yang mendalam dan menarik bagi pendengar di seluruh dunia. Beberapa hal yang menarik dari musik Asia Timur yaitu keanekaragaman instrumen tradisionalnya. Setiap negara di Asia Timur memiliki instrumen tradisional yang unik dan khas Misalnya China memiliki instrumen seperti guzheng (kecapi), erhu (biola dua senar), dizi (seruling bambu). Jepang memiliki alat musik koto (kecapi), shamisen (gitar tiga senar), shakuhachi (seruling bambu). Korea mempunyai instrumen gayageum (kecapi), janggu (drum jam pasir), daegeum (seruling besar). Instrumen-instrumen ini memiliki suara yang sangat khas dan teknik bermain yang unik, yang memberikan warna dan karakteristik khusus pada musik tradisional masing-masing negara.

Musik Asia Timur memiliki ciri-ciri yaitu  mencerminkan kekayaan budaya, sejarah, dan filosofi dari negara-negara seperti China, Jepang, dan Korea. Ciri-ciri ini meliputi aspek-aspek musikal, instrumental, dan estetika yang membedakan musik dari kawasan ini dari musik di bagian dunia lain. Berikut ciri-ciri musik Asia Timur!

Penggunaan Skala Pentatonik

Musik tradisional dari China, Jepang, dan Korea sering menggunakan skala pentatonik, yaitu skala musik yang terdiri dari lima nada per oktaf. Skala ini memberikan suara yang khas dan harmonis yang mudah dikenali.

Filosofi dan Estetika

Musik Asia Timur sering dipengaruhi oleh prinsip-prinsip filosofi lokal seperti Taoisme dan Konfusianisme di China, estetika wabi-sabi di Jepang, dan konsep han di Korea. Nilai-nilai ini tercermin dalam komposisi dan performa musik.

Tekstur Musik

Tekstur musik Asia Timur cenderung memiliki tekstur monofonik (satu garis melodi) atau heterofonik (variasi dari satu garis melodi yang dimainkan atau dinyanyikan secara bersamaan).

Peran di dalam Kehidupan Sosial

Sebagaimana musik memainkan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan budaya, termasuk upacara keagamaan, ritual, teater, dan perayaan rakyat. 

Musik Asia Timur adalah cerminan dari sejarah yang kaya, budaya yang mendalam, dan inovasi yang berkelanjutan. Dari musik tradisional yang menggunakan instrumen klasik dan filosofi lokal hingga musik pop kontemporer yang mendunia, musik dari kawasan ini terus berkembang dan beradaptasi, tetap relevan di tengah perubahan zaman dan menarik perhatian pendengar dari seluruh dunia.


Kamis, 07 November 2024

5 Alasan Musik Indie Menenangkan Hati!

Penulis: Arvin Gilang Arbi Reksa

Musik indie berasal dari kata musik independen. Musik indie adalah musik yang dibuat dengan keinginan untuk  mengeluarkan  idealisme  tanpa  melihat  pasar  dan  industri. Musik ini dibuat untuk  memberikan  suguhan  terbaik  dari  para musisi  dan upaya  inovasi  terhadap  musik-musik  yang  disajikan. Banyak yang mengatakan bahwa pecinta musik indie adalah para pecinta senja. Hal tersebut mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita para penggemar musik indie. Musik memiliki kekuatan yang luar biasa dalam memengaruhi suasana hati dan kesejahteraan emosional kita. Salah satu genre musik yang dikenal dapat menenangkan dan meredakan stres adalah musik indie. Mengapa musik indie dapat menenangkan hati bagi para pendengarnya? Berikut beberapa alasannya!

  1. Lirik inspiratif dan jujur: maksudnya adalah lirik musik indie sering kali memotivasi dan penuh makna, membantu pendengar merasa lebih optimis.
  2. Suara yang alami: Musik indie umumnya menampilkan suara yang lebih organik dan autentik, dan menciptakan kenyamanan.
  3. Melodi yang menenangkan: dengan ritme yang lambat membantu menciptakan suasana yang tenang dan rileks.
  4. Suasana santai: musik indie memiliki nuansa yang rileks dan tidak menggelegar, meredakan stres dan kecemasan.
  5. Keterhubungan dengan pendengar: liriknya yang sesuai dengan kehidupan membuat pendengar merasa terhubung secara emosional.

Musik indie adalah sumber penenang hati yang kuat yang dapat membantu kita meredakan stres, merenungkan perasaan, dan meningkatkan kesejahteraan emosional. Keunikan suara dan ekspresi, lirik yang bermakna, dan melodi yang menenangkan membuatnya menjadi alat yang efektif dalam meredakan kecemasan dan merangsang refleksi diri. Musik indie bukan hanya bentuk hiburan, tetapi juga alat untuk meningkatkan kesejahteraan emosional kita.

Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua musik indie memiliki lirik yang galau. Musik indie mencakup berbagai gaya musik dan tema lirik. Beberapa musisi indie mengeksplorasi lirik yang lebih positif, bahagia, atau filosofis, sementara yang lain fokus pada berbagai topik seperti cinta, lingkungan, atau pengalaman sehari-hari. Sebagian besar musik indie didasarkan pada kreativitas, dan liriknya merupakan salah satu elemen yang memungkinkan para musisi untuk mengekspresikan diri dan berkomunikasi dengan pendengar.


Minggu, 12 Mei 2024

Swifties Wajib Tahu! Makna Lagu Terbaru Taylor Swift Dalam Album "The Tortured Poets Departement"

 

Penulis: Graceyca Drimazmur - Editor: Gabriella Charis

Taylor Swift merilis album studio ke-11 nya dengan judul “The Tortured Poets Department” pada tanggal 19 April 2024 yang lalu. Album tersebut bernuansakan genre pop-folk atau synth-pop dengan sedikit gaya country music dengan tempo-tempo yang santai dan menenangkan. Album ini lebih menunjukkan banyak perasaan yang dituangkan dalam lagu-lagu yang ditulis oleh Taylor Swift sendiri. Tema yang terdapat di dalamnya adalah patah hati, kebahagiaan, delusi, pengembangan diri dan banyak perasaan yang ia tuangkan di dalam 31 lagu. 

Kamis, 21 Desember 2023

Seni dan Keindahan oleh Seniman

Seni dan Keindahan oleh Seniman

Di dunia ini semua orang tentu saja dapat merasakan keindahan dari sesuatu yang mereka anggap indah namun tidak semua orang dapat merasakan keindahan dari sebuah seni. Seorang seniman menganggap seni dan keindahan itu adalah ‘dua’ hal yang saling berkaitan erat. Herbert Read dalam bukunya “The Meaning of Art” membedakan seni dan keindahan melalui tiga tingkatan aktivitas: Pengamatan inderawi; penyusunan hasil pengamatan; serta emosi dan perasaan yang dihubungkan. Keindahan hanya mencapai pada dua tingkatan aktivitas yakni pengamatan inderawi dan hasil pengamatan sedangkan seni merangkul semua tiga tingkatan aktivitas yang tentu saja menempatkan emosi dan perasaan pada sesuatu yang dianggap indah.

Sabtu, 11 November 2023

Jumat, 19 November 2021

AHLI BERMUSIK : BAKAT ATAU LATIHAN?

sumber : Instagram.com/isyanasarasvati
Sebagai seseorang yang memutuskan untuk belajar musik secara akademik, ternyata belajar musik bukanlah hal yang mudah. Musik yang kelihatannya keren, seperti orkestra, atau permainan instrumen piano solo yang hebat, ternyata banyak aspek di baliknya yang layak untuk diperhatikan. Namun, mayoritas masyarakat Indonesia masih banyak yang berpandangan bahwa seseorang piawai bermain musik atau berhasil di suatu bidang itu ditentukan karena faktor bakat saja.

Lantas terkait hal ini, apakah benar-benar hanya karena bakat saja seseorang dapat piawai dalam bermusik?

Buku Ketika Mozart Kecil Memainkan Jemarinya karya It Pin Arifin, dapat dijadikan salah satu referensi untuk menjawab permasalahan ini. 

Dalam buku ini dikemukakan bahwa seseorang dapat menjadi ahli dalam suatu bidang terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya. It Pin Arifin mengemukakan, seseorang dapat berkembang menjadi ahli dalam suatu bidang pengaruhnya bukan hanya karena bakat saja melainkan lingkungan dan deliberate practice.
 
Apa itu Deliberate Practice?
sumber : https://www.goodreads.com/book/show/13253673-ketika-mozart-kecil-memainkan-jemarinya

Menurut It Pin Arifin dalam buku Ketika Mozart Kecil Memainkan Jemarinya, “Latihan sampai mendalam dengan tujuan memperbaiki kekurangan terus-menerus sambil merengkuh kegagalan demi kegagalan, itulah Deliberate Practice”. 

Singkatnya dalam hal ini, latihan sangatlah penting untuk tidak hanya memperhatikan dari segi kuantitas melainkan juga segi kualitas. Lingkungan yang mendukung sangatlah berpengaruh, karena Deliberate Practice membutuhkan motivasi yang kuat.

Tak hanya terkait itu, dalam buku ini disampaikan pula tentang mitos Gen dan IQ yang mana turut memberikan sudut pandang baru. Selain itu, buku ini juga menyampaikan tentang kehebatan otak manusia, bagaimana aspek grit berpengaruh yaitu suatu motivasi yang tinggi dan terfokus, tentang growth mindset yaitu pola pikir bahwa seseorang dapat berkembang, serta motivasi intrinsik yaitu suatu motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri.

Penjelasan dalam buku ini sangat menarik dan layak untuk dijadikan referensi. Buku ini dapat membantu menjawab persoalan tentang bagaimana seseorang dapat menjadi ahli dalam bermusik. Bahkan tidak hanya untuk orang-orang yang ingin mengetahui ahli dalam bidang musik saja melainkan di bidang lainnya pun juga masih relevan.

Melalui buku ini pula dapat diketahui bahwa bakat bukan satu-satunya penentu seseorang dapat menjadi ahli.

Dalam Epilog buku tersebut Pin Arifin mengemukakan bahwa terdapat empat aspek dimensi yang menentukan seseorang menjadi ahli yaitu dimensi emosional, dimensi fisik, dimensi mental dan dimensi spiritual.
Untuk fondasi dasar, dimensi emosional harus diperhatikan, dimensi ini berfungsi sebagai penopang dan pendorong untuk dimensi fisik yaitu berkaitan dengan latihan kualitas dan kuantitas yang baik dan benar, serta hal ini pula berkaitan dengan dimensi mental yaitu bagaimana ketangguhan untuk sanggup menjalani proses latihan dan pembelajaran yang tidak mudah. 
Lalu, dimensi terakhir yang membuat seseorang bersemangat memulai setiap hari dan merasakan makna dari ketiga fondasi sebelumnya tersebut adalah dimensi spiritual, dimensi ini mengenai harapan dan inspirasi yang membuat seseorang berani meraih impian lebih tinggi, meski dalam situasi kelam sekalipun.

Dari penjelasan buku ini kita dapat belajar bahwa latihan, dan terus konsisten adalah kunci keberhasilan. Seringkali kita merasa tidak berbakat hanya karena ingin menjadikan suatu alasan untuk berhenti pada suatu proses yang dirasa tidak menyenangkan. Nyatanya, ketika ingin suatu hasil yang maksimal, butuh proses yang maksimal pula.

Seorang performer musik yang sangat piawai memainkan instrumennya, pastinya tidak semudah itu dalam mencapai keahliannya. Butuh pemahaman latihan yang benar, jam terbang yang tinggi, guru hebat dibaliknya serta motivasi yang kuat di dalam dirinya.

Bakat bukanlah satu-satunya penentu, jangan sampai hal ini menjadikan kita untuk berhenti dan menyerah akan suatu impian yang ingin kita gapai.


Irene Puri Kumala, Mahasiswi Program Studi Musik, Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Sabtu, 09 Oktober 2021

Estetika Musik dalam Perspektif Barat dan non-Barat

 

Artikel ini adalah sebuah ulasan terhadap webinar Musik, Seni, dan Estetika oleh Prof. Dr. Triyono Bramantyo, M.Ed. yang diselenggarakan oleh Program Studi Musik ISI Yogyakarta.

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa estetika musik merupakan sebuah perspektif untuk memandang dan menilai musik, maka keberadaan estetika musik ini menjadi pembahasan para cendekiawan musik tak terkecuali musisi akademis ISI Yogyakarta, mulai dari level mahasiswa hingga pengajar. Karena estetika musik dianggap penting, maka mata kuliah Estetika Musik mencoba menghadirkan seseorang yang berkompeten untuk berbicara perihal ini. Beliau adalah Prof. Dr. Triyono Bramantyo, M.Ed., guru besar ISI Yogyakarta yang berlatarbelakang musik dan berkedudukan di Program Studi Pendidikan Musik ISI Yogyakarta. Pemikirannya sebagai musikolog akademis pastinya tidak perlu diragukan lagu, baik dalam ranah akademis maupun non-akademis.

Kamis, 26 Agustus 2021

Sudah Coba Suplemen Ini Belum?

 

Sudah Coba Suplemen Ini Belum? - Gita Seisoria - Blog Fisella
            Picture by : Pixabay

Dalam memainkan musik membutuhkan kemampuan permainan yang tidak hanya sekedar indah didengar namun kemampuan mengontrol tubuh saat bermain musik. Karena teknik yang benar tentu akan diimbangi dengan permainan lagu yang baik pula. Meskipun pada kenyataannya masih ada beberapa pemain yang mengesampingkan suplemen ini dan memilih langsung memainkan sebuah repertoar atau karya lagu lainnya. Suplemen yang dimaksud disini diibaratkan sebagai vitamin atau pemanasan sebelum berolahraga untuk menjaga kestabilan tubuh seseorang dan menurut KBBI suplemen yang berarti melengkapi ini tidak hanya ada di makanan loh. Karena bermain musik juga melibatkan kerjasama tubuh yang diharapkan tidak mudah lelah saat berlatih atau mudah cedera pada bagian tubuh tertentu sehingga tubuh kalian pastinya akan lebih siap untuk berlatih, teman-teman.

Suplemen yang akan dibagikan disini lebih baik disarankan untuk para pemain biola pemula dengan catatan mampu membaca notasi musik dan sudah cukup stabil dalam memainkan tangga nada pada posisi satu serta stabil saat memegang instrumen biola itu sendiri. Tetapi, jangan khawatir bagi kalian yang masih awam sama sekali dengan notasi musik maupun instrumen biola, di akhir artikel ini akan dibagikan juga solusi lain yang bisa kalian coba kok...

Berikut ini beberapa Etude yang bisa kalian coba ;

1.     Franz Wohlfahrt ( 1833 – 1884 )

    Sudah Coba Suplemen Ini Belum? - Gita Seisoria - Blog FisellaSudah Coba Suplemen Ini Belum? - Gita Seisoria - Blog Fisella






















Etude ini dibuat oleh Wohlfahrt yang merupakan guru biola di Jerman tepatnya di Leipzig. Buku ini dicetak dalam dua edisi untuk tingkat elementary violin students. Etude ini memfokuskan teknik pada penjarian dan pergelangan tangan kiri. Kalian bisa mencoba memainkan nomor satu dari buku pertama Wohlfahrt yang memang memaksimalkan terlebih dahulu teknik pada penjarian posisi pertama. Tujuan dari etude ini antara lain menstabilkan pergelangan tangan kiri ( The Left Wrist Very Quiet ) dan menstabilkan penjarian posisi pertama supaya membiasakan jari tidak banyak ikut berpindah-pindah saat berlatih.

2.       Rodolphe Kreutzer ( 1766 – 1831 )
Sudah Coba Suplemen Ini Belum? - Gita Seisoria - Blog Fisella                Sudah Coba Suplemen Ini Belum? - Gita Seisoria - Blog Fisella

Etude ini dibuat oleh Kreutzer yang merupakan komposer penting di sekolah biola, Prancis. Beliau membuat beberapa violin concertos serta opera Prancis. Kalian bisa mencoba berlatih nomor tiga dari buku tersebut. Dalam etude ini kalian bisa mencoba berlatih dengan beberapa teknik bow atau tangan kanan seperti legato 2, legato 3, legato 4, dan legato-staccato meskipun dengan nada yang sama. Hal ini bisa membantu tangan kanan kalian lebih kontrol pada saat memainkan ritme yang asli serta cara ini dapat membantu kalian menghafal melodi dalam lagu tersebut dengan lebih mudah loh...

3.       Heinrich Ernst Kayser ( 1815 – 1888 )


Sudah Coba Suplemen Ini Belum? - Gita Seisoria - Blog Fisella                                  Sudah Coba Suplemen Ini Belum? - Gita Seisoria - Blog Fisella

Etude ini dibuat oleh seorang pemain biola sekaligus pendidik Jerman yang dibagi menjadi tiga buku progresif. Kalian bisa mencoba memainkan nomor satu atau dua dalam buku pertamanya yang berfokus pada penjarian tangan kiri. Dalam halaman tersebut dijelaskan bahwa diharapkan kita mampu menempatkan posisi jari tangan kiri dengan stabil. Terdapat tanda seperti “ ⧅ “ yang bermaksud agar jari kita sudah standby di senar tersebut sehingga waktu berpindah senar, nada dan jari sudah siap. Begitu pula dengan tanda seperti ¹ ⎼⎼  dimaksudkan agar jari satu atau telunjuk tetap ditahan selama satu sampai dua bar selama jari dua dan tiga memainkan bagiannya. Hal tersebut bertujuan serupa dengan etude Wohlfahrt yakni agar jari tidak terlalu banyak berpindah tempat dan stabil di posisi yang sesuai.

Berikutnya merupakan poin terakhir dari artikel ini, seperti yang sudah disampaikan di awal, bagi kalian yang masih cukup awam dengan notasi musik kalian bisa memulainya dengan membaca kumpulan repertoar dalam Suzuki Book Volume 1 (lihat gambar di bawah). Dengan kumpulan lagu yang terbilang familiar serta teknik yang cocok untuk bahan pembelajaran, buku ini sangat mudah didapatkan dan telah tersebar luas. Jadi, jangan takut mencoba ya, pasti kalian akan merasakan hasilnya nanti kok...

Sudah Coba Suplemen Ini Belum? - Gita Seisoria - Blog Fisella                                 Sudah Coba Suplemen Ini Belum? - Gita Seisoria - Blog Fisella
Picture by :


Selasa, 10 Agustus 2021

Kamis, 05 Agustus 2021

Kapok Menjemur Biola, Ternyata...

Kapok Menjemur Biola, Ternyata... - Gita Seisoria - Blog Fisella
                                                       

Panas yang dihasilkan oleh sinar matahari memang memiliki beberapa manfaat yang bahkan sangat membantu dimasa pandemi seperti ini. Dengan berjemur, kabarnya dapat menambah Vitamin D serta membantu sel-sel kekebalan tubuh lebih aktif melawan benda asing yang masuk ke tubuh termasuk virus corona ( dilansir dari kompas.com ) . Saya sempat terlintas apakah benar panas yang dihasilkan oleh sinar matahari juga memberikan manfaat bagi biola saya. Karena saya sempat mendengar tips tersebut dengan menyarankan menjemur biola dengan rutin.

Sabtu, 05 Juni 2021

Peranan Efektivitas Musik Dalam Game Online


Video game merupakan salah satu hiburan digital yang sangat populer saat ini. Permainan ini disukai oleh banyak orang, mulai dari kalangan anak-anak, remaja, hingga dewasa. Video game dapat menawarkan pengalaman yang lebih mendalam daripada menonton film. Pemain game dapat mengendalikan tindakan dan langkah-langkah karakter di dalam sebuah game daripada hanya sekedar menontonnya saja.

Senin, 03 Mei 2021

Bagaimana Komposer Musik Film "How to Train Your Dragon" Memunculkan Tema Musiknya


Film E.T. the Extra-Terrestrial dan How to Train Your Dragon merupakan film fantasi yang dirilis pada tahun 1982 dan 2010. Film E.T. the Extra-Terrestrial menceritakan tentang seorang anak laki – laki bernama Elliot yang menemukan ET, makhluk asing dari luar angkasa yang tertinggal dari kelompoknya. Elliot dan ET mulai membangun hubungan pertemanan serta saling membantu satu sama lain. Di film How to Train Your Dragon sendiri menceritakan sebuah kisah yang terjadi di dunia mitos Viking di mana seorang remaja Viking muda bernama Hiccup bercita-cita untuk mengikuti tradisi sukunya menjadi pembunuh naga hingga pada akhirnya ia menemukan bahwa ia tidak lagi ingin membunuh naga dan menjalin pertemanan dengan naga tersebut yang ia beri nama Toothless.

Rabu, 24 Februari 2021

“High School Musical” Film Yang Berbicara Lewat Musik

High School Musical Film Yang Berbicara Lewat Music - Pi Isydora - Blog Fisella


Pencinta film musikal pasti tidak asing lagi dengan film yang bejudul ‘High School Musical’. Film bertemakan kisah-kasih anak sekolahan yang berjuang untuk masuk ke perguruan tinggi yang sesuai dengan impiannya di masa depan ini, merupakan salah satu produksi Disney Channel Original Movie (Film original Disney Channel) yang ditayangkan di Disney Channel.