BLOG.FISELLA®: Pengetahuan
Tampilkan postingan dengan label Pengetahuan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengetahuan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 15 Juni 2021

Sebelum Main, Yuk Interpretasi Dulu!


Pernahkah kalian membandingkan bagaimana permainan musik dari dua orang yang berbeda namun memainkan lagu yang sama? Apakah hasil permainan musik dari kedua orang tersebut sama atau berbeda? Jika berbeda apakah itu salah? Lalu bagaimana yang benar? Untuk mengetahui lebih lanjut, silahkan bandingkan dua video singkat di bawah ini. 







Lagu yang dimainkan dalam dua video tersebut adalah sebagian dari lagu Romance de Amour atau Spanish Romance. Lagu yang cukup terkenal baik di kalangan gitaris klasik maupun orang awam. Namun meskipun memainkan lagu yang sama, tetap terdapat perbedaan pada kedua video tersebut. Di video pertama, pemain memainkan lagu dengan tempo yang lebih cepat, ada sedikit jeda di tengah-tengah permainan, dan dinamik cenderung lebih keras. Sedangkan di video kedua, pemain menggunakan tempo yang lebih lambat, dan dinamik yang cenderung lebih lembut walaupun kemudian terdapat perubahan dinamik menjadi lebih keras. Ini membuktikan pemain memiliki cara sendiri untuk menerjemahkan musik yang akan dimainkan. 

Sebelum memainkan sebuah karya musik, pemain perlu melakukan interpretasi terhadap karya musik itu sendiri. Interpretasi ini dapat diartikan sebagai proses menganalisis atau menerjemahkan sebuah karya musik. Tahap pertama untuk menginterpretasi suatu karya musik dapat dilakukan dengan cara menganalisis struktur yang ada di karya musik tersebut, misalnya dari frase tanya-jawab, akor-akor yang dipakai, atau tangga nada.  Hasil dari analisis tersebut kemudian dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan tempo, dinamik, tensi bahkan teknik yang akan dipakai. Contohnya, ketika pemain sudah mengetahui bahwa lagu yang akan dimainkan menggunakan tangga nada minor, melodinya cenderung sederhana dengan menggunakan nada-nada panjang, pemain bisa saja menerjemahkan lagu tersebut sebagai lagu yang menggambarkan kesedihan. Dari pertimbangan ini, pemain kemudian memutuskan untuk menggunakan tempo yang lambat dengan dinamik yang lembut untuk menunjukkan sisi kesedihan dari lagu ini. 

Proses interpretasi harus ada ketika seorang pemain mempelajari suatu karya atau hendak menampilkannya. Interpretasi satu pemain dengan pemain lainnya mungkin saja berbeda, dan ini bukanlah tentang benar atau salah. Seorang pemain bisa jadi menginterpretasi sebuah karya sebagai karya yang sedih, namun pemain lain justru menganggap karya ini menggambarkan suatu kecemasan. Perbedaan ini tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan tentang musik namun juga dari segi pengalaman. Ekspresi-ekspresi yang dikeluarkan saat bermusik bisa jadi berasal dari pengalaman atau perasaan tertentu yang pernah dialami oleh pemain. 

Video 1

Video 2


Kamis, 10 Juni 2021

The Leader : " Siapakah itu Pemimpin Orkes?"

The Leader : " Siapakah itu Pemimpin Orkes?"- Gita Seisoria - Blog Fisella

Di dalam sebuah organisasi tentunya memiliki struktur organisasi yang beragam. Misalnya, organisasi OSIS dalam sekolah yang terdiri dari anggota osis dengan tugasnya masing-masing seperti sekbid (seksi bidang), sekretaris, bendahara, sampai ke posisi pertama yaitu ketua osis. Hal ini mirip halnya dengan organisasi dalam sebuah orkestra. Salah satu orang terpilih dengan skill tinggi serta kemampuan memimpin anggota orkes yang baik. Seseorang pemimpin ini biasa disebut sebagai concertmaster / concert leader / first chair / first desk. Sama halnya dengan ketua yang memiliki wakil ketua, concertmaster atau bisa kita singkat sebagai CM juga memiliki Co-CM / (co-concertmaster) yang duduk tepat di kursi sebelah kiri CM. Namun, perlu kalian ketahui bahwa pemimpin yang akrab dengan sebutan CM atau concertmaster ini mengemban tanggung jawab yang cukup luas dan memiliki pengaruh besar loh. Ingin tahu lebih tentang tugas sang concertmaster? Berikut ini pembahasannya ;

The Leader : " Siapakah itu Pemimpin Orkes?"- Gita Seisoria - Blog Fisella


  1. Concertmaster bertanggung jawab untuk memulai tuning atau menyetem alias menyelaraskan frekuensi nada “A” setiap instrumen dalam orkes. Biasanya concertmaster akan mengawali tune up dengan berdiri dari tempat duduknya dan menyamakan senar “A” dengan instrumen oboe dengan rentang frekuensi yaitu 440 Hz. Akan tetapi, frekuensi ini kemungkinan akan berbeda di setiap negara bahkan dalam orkestra tertentu yang menggunakan instrumen dengan fixed-pitch seperti piano. Selain itu standar frekuensi ini diketahui semakin bertambah dari tahun ketahun. Dengan beberapa alasan salah satunya para pemain merasa dengan frekuensi yang lebih tinggi bunyi yang dihasilkan juga lebih brilliant (versi dummies.com ). Biasanya concertmaster akan memulai tuning per-section dari woodwind (flutes, oboes, clarinets ,bassoons) ; brass ( french horns, trumpets, trombones, tuba) ; strings (  contrabass, cello, viola, violin 2, violin 1 ). Setelah menyamakan senar “ A “ kemudian secara otomatis seluruh instrumen akan menyetem senar lain atau nada lain. Biasanya cue untuk menyetem senar atau nada lain yaitu concertmaster akan duduk di tempat semulaThe Leader : " Siapakah itu Pemimpin Orkes?"- Gita Seisoria - Blog Fisella
  2. Concertmaster memerlukan kemampuan memainkan instrumen, pengetahuan tentang repertoar maupun instrumen orkestra yang lebih mumpuni. Hal ini dikarenakan karena dia adalah seorang pemimpin yang nantinya juga akan menjadi patokan tidak hanya dalam violin section bahkan patokan anggota orkes secara keseluruhan. Misalnya saja jika teman-teman pernah mengamati sebuah orkes khususnya keempat keluarga string yang pernah saya bahas dalam artikel sebelumnya, mereka memainkan repertoar dengan gerakan bow / bowing yang kompak. Hal tersebut merupakan salah satu tugas dari concertmaster untuk menyesuaikan pergerakan bow dengan repertoar per-section baik secara langsung mencontohkannya dan section lain dengan otomatis mengikutinya maupun mendiskusikannya terlebih dahulu dengan masing-masing string principal atau leader.The Leader : " Siapakah itu Pemimpin Orkes?"- Gita Seisoria - Blog Fisella
  3. Komunikasi yang baik juga perlu dimiliki oleh sang concertmaster. Karena nantinya peran ini akan bermanfaat dalam kondisi – kondisi tertentu misalnya, conductor hanya ingin memainkan birama-birama tertentu dalam sebuah karya, dalam situasi ini concertmaster membantu conductor dengan pemain orkes lainnya untuk menyesuaikan repertoar pemain dengan full score. Apalagi jika terdapat tamu alias guest conductor yang masih perlu beradaptasi dengan orkes tersebut. Selain itu, dengan adanya kemampuan komunikasi yang baik ini dapat membantu penempatan kursi atau desk pemain dalam orkes yang nantinya juga akan dikoordinasikan dengan masing-masing principal.The Leader : " Siapakah itu Pemimpin Orkes?"- Gita Seisoria - Blog Fisella
  4. Poin yang terakhir sekaligus menutup pembahasan kita kali ini merupakan sebuah kebiasaan yang berkembang di beberapa negara termasuk Indonesia yang menunjukkan peran tangan kanan conductor ini. Terdapat dua kebiasaan dalam opening acara orkes. Dalam sebuah orkes di negara Amerika dan/atau gabungan antara negara Amerika dengan Britania Raya, concertmaster mereka biasanya masuk ke atas panggung setelah semua anggota orkes duduk di atas panggung yang dilanjutkan dengan memberikan salam atau hormat dan menerima apresiasi tepuk tangan dari penonton sebelum conductor memasuki panggung. Sedangkan di negara Eropa kebiasaan tersebut justru tidaklah begitu umum. Concertmaster di negara mereka biasanya akan memasuki panggung secara bersamaan dengan para pemain orkes lainnya. Kemudian sebagai tanda kehormatan, concertmaster akan berjabat tangan dengan conductor di awal dan di akhir konser ( versi wikipedia).
  • A great leader's courage to fulfill his vision comes from passion, not position - John C. Maxwell
  • Picture by : pinterest, freepik, instagram orkes mahasiswa ISI Yogyakarta, wabe.org, wrti.org

Kamis, 03 Juni 2021

Sudahkah Kamu Tau? : " Empat Anggota Keluarga String Dalam Orkestra"


Sudahkah Kamu Tau? : Empat Anggota Keluarga String Dalam Orkestra - Gita Seisoria - Blog Fisella


Keluarga string atau bisa disebut juga dengan instrumen musik berdawai merupakan salah satu bagian dalam sebuah format musik khususnya orkestra. Keluarga string tersebut meliputi biola / violin, biola alto / viola, cello, dan contrabass. Meskipun sebenarnya harpa pun masih terhitung sebagai instrumen berdawai kali ini kita fokuskan terlebih dahulu terhadap empat komponen utama yaitu violin,viola,cello, dan contrabass. Sebelumnya, mungkin beberapa dari kalian juga sepemikiran dengan beberapa orang awam yang pernah saya jumpai. Mereka dengan antusias bertanya demikian, 

“Sebenarnya perbedaan violin sama biola itu apa? “

Contrabass itu yang mana sih? aku taunya bas betot”

 

dan masih ada banyak pertanyaan serta pemahaman yang beragam. Dalam artikel ini kita coba bahas satu persatu. Sudahkah Kamu Tau? : Empat Anggota Keluarga String Dalam Orkestra - Gita Seisoria - Blog Fisella

  • Kita mulai dari instrumen biola atau dalam bahasa asing kita sebut sebagai violin. Menjawab pertanyaan yang pertama perbedaannya hanya terletak dalam bahasa istilah. Biola merupakan keluarga string yang memiliki karakter suara paling tinggi diantara ketiga saudaranya. Jumlah pemain biola dalam format orkestra pun bisa lebih dari 30 pemain (violinist) lho... dan umumnya pemain biola dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu biola satu dan biola dua. Biola satu sering mengambil peran sebagai pemegang melodi utama. Sedangkan biola dua mengambil peran diantara melodi atau harmoni. Tidak jarang pula keduanya saling bersahutan atau sama – sama memainkan melodi beda oktaf.Sudahkah Kamu Tau? : Empat Anggota Keluarga String Dalam Orkestra - Gita Seisoria - Blog Fisella
  • Anggota keluarga selanjutnya merupakan biola alto atau viola dalam bahasa asing. Ukurannya lebih besar ketimbang adiknya, si violin. Biola alto juga memiliki senar yang lebih tebal dan memproduksi suara yang lebih warm. Umumnya jumlah pemain biola alto sekitar 5 sampai 10 dalam sebuah orkestra dan memungkinkan pula sampai 14 pemain (violist). Cara memainkannya tidak jauh berbeda dengan violin. Hanya saja yang membedakan adalah urutan senar mulai dari yang terendah, viola dimulai dengan senar C – G – D – A. Berbeda dengan biola atau violin yang dimulai dengan senar G – D – A – E.Sudahkah Kamu Tau? : Empat Anggota Keluarga String Dalam Orkestra - Gita Seisoria - Blog Fisella
  • Poin ketiga yaitu seputar instrumen cello yang bisa juga disebut dengan kakak nomor dua dari keluarga string. Ukurannya yang jauh lebih besar ketimbang kedua adiknya yakni viola dan violin, membuatnya harus dimainkan dalam posisi yang berbeda. Cello dimainkan dengan meletakkan bagian bawah yang disanggah oleh sebuah metal peg dan stopper sebagai penahan. Fakta uniknya cello dianggap salah satu instrumen dengan karakter suara yang mendekati suara manusia. Umumnya jumlah pemain cello berkisar antara 8 sampai 12 pemain (cellist). Sudahkah Kamu Tau? : Empat Anggota Keluarga String Dalam Orkestra - Gita Seisoria - Blog Fisella
  • Berikutnya merupakan anggota terakhir atau kakak tertua keluarga string yaitu contrabass. Ukurannya yang tergolong paling besar diantara anggota keluarga yang lain mengharuskan pemain contrabass berdiri atau duduk di kursi yang tinggi. Menjawab pertanyaan kedua, sebenarnya istilah bas betot merupakan penyebutan contrabass yang mungkin sudah lebih familiar dalam kelompok musik keroncong. Menurut sumber yang saya temukan cara memainkannya pun tidak jauh berbeda. Namun untuk format keroncong bas betot atau contrabass ini lebih sering dimainkan dengan cara dipetik. Karakter suara yang dihasilkan juga lebih rendah ketimbang cello

Nah, gimana sekarang sudah tercerahkan pemahamannya tentang keempat anggota keluarga ini? Semoga artikel ini bisa membantu menambah pengetahuan kalian ya!

Picture by : Pinterest, Freepik dan Oberlin College

Minggu, 30 Mei 2021

Mau belajar lagu Jazz standard apakah harus pakai Real Book?

 



Mungkin kita pernah bertanya “lagu jazz standard itu yang mana si? Apakah lagu-lagu sekarang yang terdengar jazz , itu adalah jazz standard?” jawabannya adalah, lagu jazz standard itu sendiri biasanya mengacu kepada lagu populer, soundtrack film, dance music, broadway music yang di tulis sebelum tahun 1940an dan sering dimainkan oleh musisi jazz dengan versi progresi chord yang baru, dan karena itu juga ada sebuah buku yang berisikan kumpulan lagu  yang biasa digunakan acuan untuk bermain musik jazz standard yang ada di club jazz atau di tempat jam session, ya buku itu adalah real book.

Real book adalah buku kumpulan lagu untuk jazz standard, yang awal mulanya di buat oleh mahasiswa Berklee College of Music di tahun 1970an,yang sebenarnya dibuat secara ilegal karena tidak ada perizinan kepada pihak pembuat lagu, nama real book berasal dari buku sebelumnya yaitu fake book, yang dinamakan demikian karena hanya berisi garis besar potongan musik/tema lagu secara kasar, tidak ada intro, tidak ada outro dan aransemen, kata “fake” ini maksudnya supaya musisi medapatkan informasi dasar dari buku itu lalu “fake it” atau memalsukannya yang artinya memainkan dengan versinya sendiri.



Gambar tersebut adalah salah satu contoh lagu dari real book berjudul Someday My Prince Will Come, lagu ini sangat terkenal karena lagu ini adalah salah satu lagu dari soundtrack film Snow White and the Seven Dwarfs (1937), tentu awalnya ini bukan lagu jazz, lalu para musisi jazz yaitu Miles Davis, Bill Evans, Oscar Peterson mengenalkan lagu ini kembali dengan idiom jazz, progresi jazz, dan mengaransemen ulang.

Untuk belajar lagu jazz standard pendekatannya akan berbeda dengan belajar lagu klasik atau yang lain, karena untuk memainkan lagu jazz standard tidak bisa mengandalkan sheet music atau real book sepenuhnya, saran saya untuk mempelajari lagu jazz standard adalah mencari refrensi minimal 3 versi, yang pertama versi aslinya  untuk mendapatkan mood lagunya seperti apa, apa yang di sampaikan dalam liriknya (jika lagu vokal), lalu 2 versi yang terkenal  yang dibawakan oleh musisi jazz yang mempopulerkan lagi lagu tersebut. Setelah kita sudah familiar dengan lagu jazz standard tersebut, kita mencoba untuk mengulik dan mencari chord progresion di lagu tersebut, lalu kita bisa mencocokannya dengan versi real book untuk perbandingan, yang terakhir dengan kita sudah memiliki banyak versi dan “informasi” dari lagu tersebut, dari melodi, dan pergerakan chordnya , kita bisa mencoba bermain dengan versi kita sendiri. Jadi belajar lagu jazz standard apakah harus pakai real book? Menurut saya perlu karena memang yang di anggap lagu jazz standard itu lagu yang mengacu kepada real book, meskipun real book tidak bisa di percaya 100% di dalamnya, namun banyak “informasi”  penting yang bisa kita dapatkan dari lagu tersebut di dalam real book.

Berikut adalah link untuk mendownload real book Download Real Book Gratis


Refrensi:
https://officialrealbook.com

Picture by @ucaslexander Unpash


Kamis, 27 Mei 2021

Mitos atau Fakta : “Si Pensil Penolong Senar"

Mitos atau Fakta : " Si Pensil Penolong Senar " - Gita Seisoria - Blog Fisella


Senar merupakan perangkat penting biola yang terdiri dari senar G-D-A-E. Empat senar ini memiliki ketebalan yang berbeda-beda dimulai dari senar G yang paling tebal hingga senar E yang paling tipis. Sedangkan diameter setiap senar tergantung jenis bahan yang digunakan oleh setiap merek serta jenis suara yang akan dihasilkan misalnya senar dengan karakter light tentu berbeda ukurannya dengan yang memiliki karakter medium dan heavy. Tentu semakin tipis senar, resiko putus juga semakin besar karena senar E cenderung lebih tajam dan sering lebih dulu terkelupas karena adanya gesekan dengan permukaan biola terutama pada bagian nut dan bridge. Beberapa merek senar biola memberikan solusi terhadap permasalahan ini dengan menyediakan lapisan plastik khusus di senar E untuk mengurangi gesekan. Namun, di sisi lain ada solusi unik yang ternyata juga bisa kalian coba jika lapisan plastik bawaan senar tidak tersedia atau hilang. Kalian bisa mencoba menggunakan pensil. Iya kalian tidak salah membaca, memang pensil. Mulanya saya berpikir bahwa ini hanyalah lelucon atau ide seseorang yang belum tentu kebenarannya. Tetapi yang menarik adalah cara ini sedikit banyak berpengaruh pada biola baru saya. Banyak sekali kendala biola baru termasuk senar yang sering putus. Sehingga salah satu teman saya merekomendasikan cara ini dan saya coba untuk menurutinya.
Cara mengaplikasikannya pun cukup mudah. Pertama, lepas senar terlebih dahulu dan bersihkan bagian nut atau bridge. Saya memilih menggoreskannya di bagian nut supaya lebih mudah dibersihkan. Langkah selanjutnya goreskan atau coretkan pensil di bagian yang kalian inginkan. Dengan catatan tidak perlu terlalu banyak saat menggoreskannya. Kemudian pasang kembali senar. Mudah bukan? Beberapa minggu setelah pemakaian saya sadar pengaruh dari pensil ini. Senar E yang tadinya belum sampai sebulan saya pakai sudah putus justru lebih awet setelah digoreskan pensil. Berhubung saya masih penasaran, saya coba menanyakan hal tersebut kepada salah satu luthier asal Yogyakarta. Beliau memang sudah beberapa kali memperbaiki biola saya dan paham betul tentang instrumen gesek salah satunya biola. Saya sempat bertanya kepada beliau, 
Q : "Pak apakah benar menggunakan pensil pada nut dan bridge biola bisa mengurangi resiko senar yang sering putus dan alasannya kenapa ya pak?”,
A :“Sebenarnya, inti penggunaan pensil ini bisa membantu permukaan nut atau bridge supaya lebih licin dan senar tidak mudah terkelupas” tuturnya. 
Hal ini kemudian menjadi penyebab mengapa saya ingin membagikan pengalaman ini kepada teman-teman. Namun, pensil ini merupakan solusi sementara ya, teman-teman. Andaikata teman-teman ingin memperbaikinya lebih detail bisa dibawa ke ahlinya seperti luthier yang bisa membantu biola kalian agar bridge atau nutnya bisa disesuaikan supaya tidak terlalu tajam atau cekung. 

Kamis, 20 Mei 2021

Mengenal Tentang Vibrato Pada Biola

 
Mengenal Tentang Vibrato Pada Biola - Gita Teofilus - Blog Fisella

Halo teman-teman saya mau sekilas bertanya nih kepada para pembaca artikel, kira-kira apa yang muncul di benak kalian jika mendengar istilah tentang vibra? Beragam spekulasi mungkin datang dari salah satu pembaca misalnya, “ oh itu yang bikin bagus suara alat musik ngga sih ?” atau “ itu suara yang kayak orang nyanyi itu kan? “. Yup, apapun jawaban kalian tidak ada yang benar-benar salah atau benar. Mengapa demikian? Karena dari beberapa sumber yang saya temukan, vibra atau teknik vibrato ini memang menjadi salah satu bumbu atau saus rahasia yang dalam perkembangannya masih menjadi bahan argumentasi. Biola merupakan alat musik yang sangat akrab dengan teknik ini karena menambah keindahan dari suara yang dihasilkan instrumen. Tapi, sebelum kita bahas tentang teknik vibrato pada biola, saya mau membagikan sekilas tentang perkembangan teknik vibrato ini, yuk kita simak penjelasannya. 

Dalam jurnal “ The Vibrato Thing “ yang ditulis oleh David Montgomery ( 2003 ), terdapat beberapa kesalahpamahan terhadap adanya teknik ini. Beberapa orang menyebut vibrato merupakan salah satu dari ornamentasi musik yang mirip dengan tremolo, mordent dan sejenisnya. Ada juga yang menyebutnya sebagai salah satu keindahan yang tercipta secara natural atau ada dengan sendirinya seperti musik vokal. Hal tersebut tentu bertolak belakang dengan kenyataan bahwa untuk bisa menghasilkan teknik vibra baik musik vokal maupun instrumen biola atau alat musik lainnya pun diperlukan metode latihan yang tepat tidak semata-mata hanya menggunakan feeling. Namun, untuk cara melatih vibra pada biola mungkin akan saya bahas dalam artikel selanjutnya saja ya... David juga membagikan contoh adanya penggunaan tremolo dalam karya Schubert yang berjudul “ Death and the Maiden “ second movement in D minor D 810 for string quartet ditunjukkan pada bagian instrumen biola dua ( second violin ) dan biola alto ( viola ) terdapat ornamentasi tremolo dengan maksud memainkan vibra untuk nada panjang. Sehingga hal ini membuktikan bahwa ide tersebut telah muncul diawal abad ke-20 sebelum munculnya sebutan continuous vibrato ( vibra panjang ) yang digunakan untuk setiap nada meskipun ada yang pendek. 

Bagian kedua dari artikel ini merupakan penjelasan secara singkat beberapa jenis teknik vibra yang bisa kalian pelajari di biola diantaranya ;

  1. Arm Vibrato : Vibra yang dihasilkan dengan otot lengan tangan kiri. Gerakan teknik ini menggunakan otot lengan tangan kiri secara keseluruhan. Vibra jenis ini biasanya digunakan pada saat double-stops dan nada yang tinggi. Suara vibra yang dihasilkan juga lebih lebar daripada wrist vibrato.
  2. Wrist Vibrato : Vibra yang dihasilkan dengan menggunakan otot pergelangan tangan kiri. Bagian otot yang digunakan berkisaran separuh dari pergelangan tangan kiri sedangkan otot pergelangan bagian bawah atau yang mendekati siku lebih stabil.
  3. Finger Vibrato : Vibra yang dihasilkan dengan otot jari tangan kiri. Vibra jenis ini jarang digunakan. Bahkan ada yang mengatakan vibra dengan menggunakan jari sebenarnya tidak ada. Namun, salah satu maestro violin seperti Itzhak Perlman merupakan violinist yang dapat menggunakannya dengan sangat baik ( versi violinist.com )

Senin, 17 Mei 2021

Ada Hubungan Apa Antara Musik dan Bahasa?


Baik bahasa maupun musik, keduanya kerap kita jumpai di kehidupan sehari - hari. Musik adalah bahasa universal, setidaknya kita pernah mendengar atau membacanya sekali. Namun apakah kalian pernah bertanya bagaimana musik dapat dikaitkan dengan bahasa? Apakah musik mempunyai cara kerja yang sama dengan bahasa? Berikut penjelasannya

Sebuah Sistem

Bahasa maupun musik keduanya merupakan sistem yang memiliki pola. Sistem terbentuk oleh sejumlah unsur atau komponen yang saling berhubungan secara fungsional. Begitu pula dalam bahasa dan musik, masing-masing memiliki unsur yang berurutan dari satuan terkecil hingga  yang terbesar. Begini contoh sederhananya, kata "aku", "kamu", dan "sayang", tidak memiliki arti yang lebih ketika berdiri sendiri, namun ketika digabungkan menjadi "aku sayang kamu", maka artinya akan lebih bermakna. Sama halnya dalam musik, ketika kita mendengarkan nada F tidak akan memberikan kesan atau karakter apapun. Ketika nada F dikombinasikan dengan nada D dan A maka yang terdengar adalah sebuah akor D minor yang memberikan kesan nuansa "gelap".

Pentingnya Artikulasi

Dalam berbicara, artikulasi sangat berpengaruh terhadap penyampaian informasi. Pengucapan artikulasi yang kurang jelas akan menghasilkan pemahaman yang berbeda dari lawan bicara. Di musik juga sama, ketika kita memainkan nada tanpa memperhatikan ketepatan artikulasi maka karya yang kita mainkan akan sulit untuk dipahami dan terkesan "keruh". Dalam bahasa kita menghasilkan artikulasi dengan plosif (letupan), frikatif (geseran), afrikat (paduan), nasal (sengau), lateral (sampingan), geletar (trill), sentuhan (flap). Sedangkan dalam bermusik kita mengenal istilah slur, staccato, staccatissimo, accent, sforzando, rinforzando, dan legato untuk mengolah artikulasi.

Area Broca

Kita mengenal adanya perbedaan otak kiri dan kanan dalam memproses informasi. Otak kiri mengolah informasi yang sifatnya logis seperti bahasa, angka, analisis. Sedangkan otak kanan berperan dalam kreativitas manusia seperti musik, warna, imajinasi. Namun dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Max Planck Institute dalam bidang Kognitif Manusia dan Ilmu Otak, mengungkapkan bahwa musik dan bahasa terlibat dalam satu area yang sama, yaitu area Broca. Area Broca sendiri terletak di hemisfer serebri kiri/otak kiri. Berperan pada proses bahasa, serta kemampuan dan pemahanan bicara. Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara seorang musisi yang sudah terlatih musikalitasnya sejak kecil dan seseoran yang bukan musisi. Volume materi abu-abu dalam Broca seorang musisi lebih besar apabila dibandingkan dengan orang yang bukan musisi. Hal ini juga dipengaruhi oleh seberapa lama ia terlatih dalam bermusik. Materi abu-abu sendiri berperan sangat penting dalam memperoses informasi di otak. 


Picture by @kellysikkema Unsplash

Minggu, 16 Mei 2021

4 Karakteristik Musik Jazz

    Louis Armstrong, 1953.
                          New York World-Telegram and the Sun Newspaper Photograph Collection/Library of Congress, Washington, D.C. (Digital File Number: cph 3c27236 )

 

“If you have to ask what Jazz is, you’ll never know” Itulah pernyataan dari Louis Armstrong yang di sebut sebagai bapak dari musik yang lahir di New Orleans di awal abad 20 ini. meski tidak mampu mendefinisikan musik Jazz, bukan berarti musik Jazz tidak mempunyai karakteristik tertentu.

Bicara tentang musik, sering kita dengar istilah “Musik adalah bahasa”. lain bahasa, maka lain juga pelafalan dan karakter dari bahasa tersebut, begitu juga di dalam musik khususnya musik Jazz. berikut adalah 4 karakteristik dari musik Jazz


Improvisasi

Improvisasi sangatlah penting di dalam musik Jazz, bagaimana bermain musik secara spontan, membuat tema lagu dengan variasi sendiri yang tidak terdapat pada partitur, sangat jarang ada musisi Jazz yang memainkan lagu yang sama dengan gaya yang sama berulang kali


Swing Feel

Swing adalah style musik Jazz yang terdengar seperti “berayun” , ini dicapai dengan memberikan aksen di ketukan dua dan empat ,Swing feel secara teori adalah ritmis seperdelapan triplet dengan menghilangkan not tengah dari triplet tersebut, namun sebenarnya sulit di katakan dengan kata-kata, seperti yang Louis Armstrong katakan “If you don’t feel it, you’ll never know it”.


Sinkopasi

Salah satu unsur yang juga di tonjolkan dalam karakter musik jazz adalah sinkopasi yang cukup mendominasi. Sinkopasi adalah penekanan atau aksentuasi pada not-not upbeat (not-not dengan ketukan lemah).


Blue Note

Blue note dikenal pertama di musik Blues yang menjadi cikal bakal musik jazz, blue note di gunakan untuk mengekspresikan kekhawatiran dan kesedihan. Blue note adalah menambahkan not yang terdengar disonan dalam harmoni, yang menjadikan musik jazz terkenal dengan tension & resolution.



Itulah 4 karakteristik dari musik jazz, musik jazz adalah musik yang selalu berkembang dan mempunyai sejarah panjang, di setiap era memiliki karakteristik tertentu, saran saya mendengarkan musik jazz dari musisi jazz awal / traditional jazz seperti Louis Armsrong, Duke Elington, Chet baker, Charlie Parker, dan Miles davis.



Refrensi : 

https://www.larmstrongsoc.org/lasjbblog/6-elements-of-great-new-orleans-jazz

https://www.jazzinamerica.org/LessonPlan/11/2

Rabu, 12 Mei 2021

Wanita adalah 'Suara Musik klasik' yang Terlupakan

 


Sebagai pemain / penikmat musik klasik tentu sudah tidak asing lagi bagi kita dengan nama-nama seperi Mozart, Beethoven, Bach, Debussy, dan masih banyak lagi yang mungkin kalian dengar sebelumnya.

Dari berbagai komposer dalam era perkembangan musik klasik ini, sadarkah kita bahwa kebanyakan dari mereka adalah pria? Semua komposer yang terkenal dan namanya bahkan hampir diketahui semua orang adalah mayoritas kaum pria. Lalu dimana wanita saat era itu? Adakah wanita yang namanya dicatat dalam sejarah sebagai salah satu pelaku seni di era perkembangan musik klasik?

Pada era Renaissance, bisa dikatakan wanita hanya bisa memainkan instrument seperti harpsikord saja. Mengapa demikian? Saat musik berkembang di era ini wanita menghadapi “stereotip seksual” dalam hal memainkan musik dimana wanita tidak diharapkan bermain instrument dengan ekspresi atau hal-hal yang banyak melibatkan perilaku fisik.

Selama era musik klasik berkembang khususnya di jaman Barok (1600 – 1750), wanita yang berkarya di bidang musik di anggap telah menentang norma dan wanita yang memiliki keterkaitan terhadap musik di era musik berkembang, tidak pernah diharapkan atau mendapat dukungan untuk memperluas karir.

Hal tersebut memang terjadi dalam perkembangan musik klasik, namun …

Adakah perempuan yang namanya dicatat dalam sejarah sebagai salah satu pelaku seni di era perkembangan musik klasik?

Tentu saja ada! Lalu siapa saja? Berikut beberapa pelaku seni di era perkembangan musik klasik.


St. Hildegard von Bingen (1098 – 1179)

pic from pinterest

Merupakan seorang Abbess (kepala asrama biarawati) yang menjadi seorang Komposer di era abad pertengahan. Ia mengabdikan seluruh hidupnya untuk Tuhan dan gereja. Pada tahun 1150 di dekat Bingen (Jerman), Ia mendirikan biara-nya sendiri. Meskipun pada periode ini perempuan dilarang untuk menyanyi dan menggubah musik untuk gereja, di tempat yang Ia bangun sendiri mengijinkan perempuan untuk melakukan hal tersebut dibawah tanggung jawabnya. Hilgard mengaku menerima penglihatan langsung dari Tuhan untuk melakukan hal ini. Pada abad pertengahan ini Ia menjadi komposer wanita yang memiliki banyak nyanyian yang bertahan dari pada pria saat itu.

 

Barbara Strozzi (1619 – 1677)

pic from PressReader

Merupakan vokalis dan komposer asal Venesia pada era Musik Barok. Dia terkenal dengan lagu-lagunya yang bersifat puitis. Hampir tiga perempat dari karyanya ditulis untuk sopran. Namun karena perlakuan Strozzi dianggap sebagai pelanggaran norma, maka tentu saja Strozzi tidak banyak menampilkan dirinya di depan umun. Dia hanya tampil pada pertemuan pribadi atau dengan hanya dengan beberapa orang yang akrab.

Barbara Strozzi menggubah banyak musik vokal. Dia bisa menerbitkan musiknya, yang tidak biasa dilakukan musisi wanita selama periode ini. Strozzi menerbitkan cantata paling banyak daripada komposer lain selama hidupnya.

 

Élisabeth Jacquet de la Guerre (1665-1729)

pic from Wikipedia

Merupakan komposer, musisi dan pemain harpsikord terkenal asal Prancis yang mendedikasikan sebagaian besar musiknya untuk Raja Louis XIV. Dia dilahirkan dalam keluarga musisi dan pembuat instrumen ahli. Dia memulia karirnya sebagai penyanyi dan pemain harpsichord di istana Louis XIV pada usianya yang cukup muda. Ia adalah wanita pertama yang menggubah Opera di Prancis. 

Opera nya, Céphale et Procris, diperkirakan telah perdana di Paris pada 15 Maret, 1694, meskipun tanggal ini hanya dikirimkan dari sumber abad ke-19. Meski opera ini tidak meraih banyak kesuksesan, namun opera ini adalah opera pertama yang digubah oleh seorang wanita di Prancis, dan musiknya diterbitkan pada tahun yang sama.

 

Fanny Hensel (née Mendelssohn, 1805-1847)

pic from kunst für alle

Merupakan salah satu pianis dan komposer asal Jerman yang paling terkenal di tahun 1800-an. Dia menunjukkan kemampuan musik yang luar biasa sebagai seorang anak dan mulai menulis musik. Meskipun para pengunjung terkenal di rumah keluarganya sama-sama terkesan oleh Fanny dan saudara laki-lakinya Felix Mendelssohn , Fanny sangat dibatasi oleh sikap yang berlaku pada waktu itu terhadap wanita. Ayahnya tidak mendukung aktivitasnya sebagai komposer. Ayahnya mengatakan kepadanya bahwa musik adalah profesi untuk Felix, sedangkan untuk Fanny hanya boleh menjadi hiasan dalam hidup. Felix juga memperingatkannya adiknya agar tidak menerbitkan karya-karyanya atas namanya sendiri dan mencari karir di bidang musik. Pada era ini, wanita yang berkarir di bidang musik sangat tidak disarankan.

Meskipun begitu, Fanny menyusun lebih dari 400 karya, beberapa di antaranya dianggap sebagai karya musik luar biasa yang dengan sempurna merangkum gaya penulisan yang mencontohkan Era Romantis. Karya besarnya, Das Jahr, adalah serangkaian potongan karakter untuk piano berdasarkan dua belas bulan dalam setahun. Ia secara teratur mengadakan Salon Concerts di rumahnya sendiri untuk memamerkan komposisinya dan memainkan piano. Pertemuan yang lebih kecil ini adalah cara musiknya didengar dan bisa dihadiri hingga 200 orang.


Clara Schumann (1819-1896)

pic from Classical WSMR

Adalah seorang komposer Jerman dan pianis konser yang memiliki karir konser selama 61 tahun. Sejak usia dini, dia mendapat pelajaran satu jam di piano, biola, menyanyi, teori, harmoni, komposisi, dan tandingan. Pada tahun 1830, pada usia sebelas tahun, dia telah menjadi solois virtuoso dan dia pergi untuk tur konser di kota-kota Eropa.

Sebagian besar karya-karyaya ditulis saat dia masih remaja. Dilatih oleh ayahnya yang ambisius, dia menjadi seorang virtuoso terkenal, namun karirnya terganggu oleh pernikahannya dengan Robert Schumann. Setelah dia dikurung di rumah sakit jiwa pada tahun 1854, dan meninggal dua tahun kemudian, Clara harus menghidupi tujuh anak mereka sendirian. Dia kembali tampil dan menghabiskan sisa hidupnya sebagai salah satu pianis dan guru paling dicari di Eropa.

 

Amy Beach (1867-1944)

pic from Britannica

Adalah seorang komposer dan pianis Amerika. Ia adalah komposer Amerika wanita pertama yang diakui secara luas dalam skala nasional dan internasional. Beach dianggap sebagai anak ajaib pada instrument piano, namun tidak diizinkan untuk mengejar karir penuh waktu di bidang pertunjukan. Dia juga tidak diizinkan untuk belajar atau mengajar di universitas ternama di negara tersebut karena mereka mengecualikan wanita. Beach mengambil tanggung jawab untuk mempelajari komposisi secara mandiri dengan membaca teks, mempelajari sejumlah komposer hebat, dan memainkan karya komposer favoritnya.

Selama pergantian abad ke-20, masyarakat secara luas percaya bahwa perempuan tidak memiliki kemampuan untuk membuat karya berskala besar seperti simfoni. Beach menunjukkan kepercayaan ini tidak benar dengan mengarang karya seperti Misa di Eb dan Gaelic Symphony. Salah satu aspek yang paling menarik dari musik Beach adalah bahwa ia menggabungkan unsur-unsur musik rakyat dari berbagai budaya (Irlandia, Skotlandia, Amerika Pribumi, Afrika-Amerika) dan unsur-unsur musik Klasik Jerman tradisional. Di kemudian hari, Beach menghabiskan banyak waktu untuk mengajar komposisi dan menjadi pendukung Pendidikan Musik di Amerika.


Selain komposer-komposer diatas masih banyak lagi komposer wanita yang berkarya pada era perkembangan musik klasik. Memang ketertarikan mereka pada musik pada saat itu tidak dihargai oleh hampir semua orang pada masa itu, namun di era yang sudah modern ini, wanita sudah sangat diapresiasi keberadaannya dalam bermusik dan sudah sangat banyak kita jumpai pelaku seni wanita dibidang musik saat ini.

Fisella Music tentu saja sangat mendukung semua kaum baik pria maupun wanita dalam meniti karir dibidang musik. Oleh karena itu, Fisella menyediakan layanan Music Production dan Music Course untuk membantu mewujudkan harapan-harapan kalian! 

 

Referensi:

Classical Music Indy. Four Woman Who Defied Expectation in Classical Music. 2017.

Britannica. Elisabeth Claude Jacquet de laGuerre.

Feliciani, Stevie. Woman Composers: From theMiddle Ages to the Present. 2013.

The Guardian.Woman composers deserve much better. 2015.

Senin, 10 Mei 2021

Mana yang lebih dulu ada, musik atau teorinya?


Apabila kita berbicara mengenai "teori", maka sering kali kita mengaitkannya dengan segala sesuatu yang dapat dijelaskan secara ilmiah. Dalam bidang sains, seorang ilmuwan akan mengamati kemunculan suatu fenomena alam dan mencoba untuk merumuskan pernyataan yang sifatnya rasional dan dapat mencakup fenomena lain yang berkaitan. Para ilmuwan tidak percaya terhadap suatu kejadian yang tidak dapat dijelaskan atau bersifat irasional. Mereka akan selalu berusaha untuk memahaminya secara rasional. Penjelasan secara rasional dapat digunakan sebagai sebuah alat untuk memahami contoh lain dari fenomena yang serupa. Pada akhirnya, sebuah fenomena juga bisa mematahkan sebuah teori dan melahirkan teori baru, meskipun setiap teori baru yang bermunculan masih belum bisa dipastikan kebenarannya. Cara alam bekerja tidaklah mengikuti hukum yang ada, "hukum" alam hanyalah kaidah yang kita jadikan sebagai patokan mengenai bagaimana alam ini bekerja. Dengan kata lain, alam tidak bekerja mengikuti hukum yang berlaku, tetapi hukum tersebutlah yang mengikuti cara kerja alam.

Sama halnya di dalam musik. Musik tidak semerta - merta diciptakan berdasarkan teori yang ada, melainkan teori tersebut tercipta dari musik itu sendiri. Meskipun dalam prakteknya seorang peneliti musik harus berbekal pengetahuan tentang teori musik untuk menjabarkan unsur - unsur musikal apa saja yang terkandung dalam musik tersebut. Dapat dikatakan musik merupakan sebuah sistem yang kompleks.

Lantas apakah teori musik tercipta begitu saja hanya dengan mengamati musik?

Menurut sejarah, Phytagoras yang merupakan seorang tokoh Geometri menganggap bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini dapat dipecahkan menggunakan rumus matetmatika. Menurutnya, angka adalah realitas tertinggi. Legenda mengatakan bahwa ia menggunakan senar dari alat musik lyra (alat musik yang cukup populer pada saat itu) untuk mengukur nada dan getarannya. Kemudian ia memotongnya menjadi dua bagian dan mendapati adanya perbedaan nada serta getaran antara tali yang sebelum dan sesudah dipotong. Perbedaan itulah yang kita kenal sekarang sebagai oktaf. Itu artinya bahwa teori musik tidak berdiri sendiri, tetapi masih ada teori lain yang mendasarinya.

Jadi mana yang lebih dulu ada, musik atau teorinya?


Sabtu, 08 Mei 2021

Suara Sumbang Bisa Mengikuti Kegiatan Paduan Suara Dengan Teknik Vokal Yang Benar


Paduan suara adalah gabungan sejumlah penyanyi dengan beragam jenis suara yang bernyanyi secara bersama-sama atau beriringan. Mereka berkolaborasi dalam menyanyikan lagu secara harmonis. Paduan suara dipimpin oleh seorang dirigen atau “choirmaster” yang biasanya merangkap sebagai pelatih paduan suara tersebut.

Sejarah panjang paduan suara sudah dimulai sejak 3000 tahun Sebelum Masehi pada zaman Yunani Kuno saat masyarakat Yunani Kuno membawakan lagu-lagu pujian ke nisah-nisah Sumeria. Karya musik paduan suara pada zaman dulu pada umumnya didedikasikan sebagai pujian dan penghormatan kepada Tuhan sehingga banyak mengambil tema dari Alkitab. Seiring perkembangan zaman, paduan suara tidak hanya sebatas lingkup ritual agama tetapi sudah masuk ke lingkup hiburan. Ansambel musik yang melengkapi paduan suara masa kini tidak hanya sebatas piano, organ, ataupun biola, tetapi bisa diiringi dengan jenis alat musik lain yang lebih banyak seperti orkestra. Berbagai karya musik seperti lagu daerah, lagu nasional, lagu klasik, dan bahkan lagu pop bisa diaransemen ulang ke dalam format musik paduan suara.

Suatu paduan suara umumnya terdiri dari kelompok suara SATB (Soprano, Alto, Tenor, dan Bass). Selain itu, terdapat dua kelompok suara tambahan yaitu Mezzo-Soprano dan Baritone. Pembagian kelompok suara lebih dari empat kelompok biasanya hanya terdapat di beberapa lagu paduan suara. 

Untuk menghasilkan suara, manusia membutuhkan udara, pita suara, kekuatan otot, dan rongga resonansi. Pita suara manusia adalah bagian dari laring dan terutama digunakan untuk menghasilkan ucapan. Organ ini bergetar ketika kita mengeluarkan udara dari paru-paru dan menyebabkan penurunan tekanan. Perbedaan tekanan inilah yang menyebabkan kita bisa menghasilkan nada yang berbeda-beda. Nada tinggi dihasilkan ketika otot-otot di laring menegang, sedangkan nada rendah dihasilkan ketika otot yang sama meregang. Pria umumnya memiliki pita suara yang lebih panjang yang berarti bahwa mereka memiliki suara yang lebih dalam. Kerasnya suara nada ditentukan oleh intensitas aliran udara. Rongga resonansi antara tenggorokan, rongga mulut, dan rongga hidung sangat penting untuk modifikasi warna nada dan pewarnaan nada. Saat digabungkan, pita suara, aliran udara dan rongga resonansi menciptakan ‘instrumen’ yang kita gunakan untuk menghasilkan suara dan menentukan karakteristik vokal yang unik dari setiap suara.

Register suara (vocal register) manusia merupakan pembagian wilayah suara berdasarkan tinggi nada suara dan warna suara yang dihasilkan pada saat memproduksi suara. Register suara pada manusia terbagi menjadi vocal fry, chest voice, head voice, falsetto, dan whistle register. Chest voice (disebut juga dengan normal voice) terbentuk saat resonansi suara berasal dari area dada sehingga menghasilkan suara yang mirip dengan suara bicara normal. Vocal fry adalah nada suara yang lebih rendah dari chest voice dan sering digunakan di kelompok bass. Head voice adalah suara yang lebih tinggi daripada chest voice dan dihasilkan melalui resonansi di area kepala. Falsetto adalah nada suara yang terdengar sama tinggi seperti head voice, tetapi suara yang dihasilkan falsetto lebih tipis, lebih lemah, dan lebih terdengar bercampur suara napas daripada head voice. Whistle register adalah adalah register suara di atas head voice dan merupakan register tertinggi dari suara manusia. 

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki paduan suara yang sudah  terkenal di mancanegara. Banyak paduan suara yang sudah meraih penghargaan kompetisi paduan suara tingkat nasional maupun tingkat internasional. Banyak sekolah dan kampus memiliki kegiatan ekstrakulikuler dan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) paduan suara. Berdasarkan pengamatan penulis selama mengikuti berbagai paduan suara, masih banyak orang yang ingin mengikuti paduan suara namun belum yakin dengan alasan mereka tidak bisa bernyanyi dengan baik dan benar dan bahkan ada yang bernyanyi dengan fals (nada sumbang). Pada dasarnya, beberapa orang memiliki suara yang bagus dan beberapa orang lainnya memiliki suara yang kurang bagus. Namun, bukanlah hal yang mustahil untuk melatih suara yang kurang bagus sehingga menjadi terdengar bagus.

Nada adalah suara yang frekuensinya telah ditetapkan. IMC (International Music Council) telah menetapkan nada a¹ = 440 Hertz, artinya nada a¹ harus bergetar 440 getaran dalam 1 detik. Jika nada suatu nada bergetar di luar 440 getaran (Hertz), maka nada tersebut bukanlah nada a¹, tetapi disebut nada a¹ yang fals (sumbang). Untuk memperoleh suara yang baik dan indah, maka dibutuhkan pelatihan rutin yang dibantu oleh guru vokal atau pelatih paduan suara. Pelatih ataupun guru vokal harus melatih produksi suara penyanyi dengan cara dituntun oleh nada a¹ dari instrumen piano atau alat lain yang memiliki ketepatan pitch yang sama dengan nada a¹.

Setiap penyanyi harus menirukan nada tersebut (nada a¹) dengan cara tarik napas panjang melalui hidung, buka mulut seperti mengucapkan huruf hidup a, i, u, e, atau o dan menirukan nada a¹  paling sedikit 8 ketukan dalam satu kali pernapasan dengan cara nada tetap (jangan berubah), volume tetap, dan warna vokal tetap. Sesudah memperoleh pitch yang tepat,  gantilah nadanya menjadi nada lain, misalnya nada b (si) atau nada lainnya.
Dengan cara melatih suara yang telah dirangkumkan di atas, penyanyi akan lebih bisa mengontrol suara dan akan menghasilkan nada dengan tepat. Kunci untuk memiliki suara yang bagus adalah konsistensi latihan suara, baik itu pernapasan maupun lompatan-lompatan nada.

Referensi :

Simanungkalit, N. Teknik Vokal Paduan Suara. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta (2008)


Rabu, 21 April 2021

Romantika dibalik Karya Gitaris Klasik Agustin Barrios

 


Beberapa komposer menciptakan suatu lagu berdasarkan dari pengalaman yang mereka alami. Agustin Barrios salah satunya. Mungkin bagi kita gitaris klasik sudah tidak asing lagi dengan komposer yang satu ini.

Agustín Barrios Mangoré (1885 – 1944) atau juga dikenal sebagai Agustin Barrios merupakan seorang gitaris klasik dan komposer asal Paraguay yang lahir di era romantik. Secara garis besar, perkembangan sejarah terhadap musik Eropa dari masa ke masa terbagi menjadi 6 era antara lain Middle Ages (500 – 1400), Renaissance (1400 – 1600), Baroque (1600 – 1760), Classical (1760 – 1820), Romantic (1815 – 1910), dan Modern (1900 – present).

Era di mana Barrios berkarya ini disebut era romantik dimana semuanya berhubungan dengan perasaan, sikap batin, dan jiwa manusia. Pada era ini musik yang didengarkan lebih mengalir mengikuti gerak hati penciptanya.

Nuansa romantis ini tercipta dari pengaruh kehidupan masyarakat di abad 19 dimana masyarakat mengalami perubahan dalam kehidupan politik dari yang semula mutlak berada ditangan raja-raja atau kaisar, menjadi lebih demokratis dengan adanya pimpinan yang dipilih oleh rakyat. Dan tentu saja hal ini sangat mempengaruhi komposer dalam menuangkan perasaannya tehadap musik yang mereka ciptakan. Begitu juga dengan Agustin Barrios.

Mendengar kata romantik atau romantis bagi kita tentu saja tidak lepas dari perihal percintaan atau suatu hal yang bersifat mesra. Sebelum pencipta-pencipta lagu di zaman sekarang menciptakan sebuah lagu yang bersifat mesra, komposer yang juga gitaris klasik, Agustin Barrios telah lebih dulu melakukan hal tersebut dalam menciptakan karya-karyanya.

Karya yang diciptakan Barrios ini terdiri dari bermacam gaya yakni Barok, Klasik, dan Romantik. Dengan gaya tersebut Barrios menghasilkan banyak karya seperti prelude, studies, waltz, tarantellas, folkloric, dan Romanza.

Romantika dalam karya Barrios salah satunya tertuang dalam karyanya yang berjudul Una Limosna Por El Amor de Dios (an Alms for the love of God). Lagu ini bermain dalam tangga nada E minor kemudian bermodulasi ke tangga nada mayor dengan ornament tremolo sepanjang lagu. Lagu dengan bentuk lagu A B C ini merupakan lagu terakhir yang diciptakan Agustin Barrios sebelum dia wafat.

Dengarkan lagu Una Limosna Por El Amor de Dios - Ana Vidovic

Una Limosna Por El Amor de Dios (Spanyol) memiliki arti” Sedekah sebagai bentuk kasih dari Tuhan”. Lagu ini memiliki latar belakang yang sangat menginspirasi. Pada saat itu, Barrios menghabiskan tahun-tahun terakhir kehidupannya di kota San Salvador (El Savador) bersama rekan dan murid-muridnya. Pada sore hari, ketika ia selesai mengajar, pintu rumahnya diketuk oleh seorang pengemis tua yang meminta sedekah kepadanya. 

Pengemis itu berkata “Una Limosnita por el amor de Dios”. Barrios yang iba kepada pengemis tua itu kemudian memberikan sedekah berupa uang kepadanya. Ia merasa perlu membantu sesama untuk mencerminkan kasih Tuhan, apalagi saat itu Barrios merasa bahwa hidupnya sudah tidak akan lama lagi. Dan dari kata pengemis tua itulah kemudian Barrios mendapat inspirasi membuat lagu Una Limosna Por El Amor de Dios.Cerita dibalik lagu ini mengandung makna hidup cinta kasih seseorang kepada sesama yang ingin mencerminkan cinta kasih Tuhan kepada manusia

Selain lagu diatas, Barrios juga menciptakan lagu Julia Florida (Barcarola) sebagai bentuk cintanya kepada seorang muridnya “Julia”

Lagu ini merupakan salah satu karya populer Barrios di era Romantik yang mengandung pesan tersirat didalamnya. “Julia” diambil dari nama murid yang diajar Barrios, Julia Martinez dan “Florida” berasal dari kata “Florece” (Spanyol) yang berarti mekar.

Dengarkan lagu Julia Florida (Barcarola) - Tatyana Ryzhkova 

Julia Florida adalah sebuah lagu yang ditulis Barrios untuk muridnya Julia yang saat itu menurut Barrios tumbuh / ‘mekar’ sangat cepat di masa remaja. Sesuai dengan judul lagunya, Barrios menuliskan lagu ini kepada muridnya Julia yang ia cintai namun tidak menerima cintanya.

Kata Barcarola sendiri memiliki arti Perahu kecil, yang dalam lagu ini dicirikan dengan pergerakan ombak yang lembut dan mirip seperti gerakan perahu yang mengikuti arah dayung. Karena itu, lagu ini dimainkan dengan tempo yang santai (moderato).

Sesuai dengan ciri “Barcarola”, lagu ini memiliki birama 6/8 dengan pembukaan lagu berada di Tangga Nada D mayor yang membuat senar 6 di drop D kemudian ke relative minornya B minor. Lagu ini juga dengan mulus bermodulasi ke A minor yang terampil kembali ke D mayor.  Lagu ini memberikan kesan manis pada akhir bagian dengan nada yang di Harmonik.

Senin, 19 April 2021

Apa Letak Perbedaan Teknik Bermain Gitar Klasik dan Fingerstyle?

Apa Letak Perbedaan Teknik Bermain Gitar Klasik dan Fingerstyle? - Jelang Bagaskara - Blog Fisella

Di era modern saat ini banyak sekali bermunculan permainan gitar yang bermacam-macam. Bahkan gitar yang pada dasarnya diciptakan sebagai alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik, kini juga dimainkan dengan cara dipukul atau biasa disebut dengan teknik perkusif. Maka dari itu saya ingin sedikit beropini mengenai apa yang menjadi perbedaan diantara keduanya. Untuk mendapatkan kesimpulannya, yuk scroll artikelnya ke bawah!

Jumat, 16 April 2021

"Ada Autotune, Nggak Perlu Belajar Vocal", Nggak Gini Konsepnya

 

"Ada Autotune, Nggak Perlu Belajar Vocal", Nggak Gini Konsepnya

Teknologi lahir untuk mempermudah kegiatan manusia, hal ini dapat kita rasakan sejak revolusi industri pada abad ke-18. Tenaga kuda digantikan oleh mesin yang akhirnya membawa kita ke revolusi industri 4.0 saat ini dengan berbagai perangkat keras dan lunak yang serba canggih. Saat ini produksi musik juga mengalami perubahan besar semenjak hadirnya digital audio recording. Saat ini dalam hal perekaman kapasitas penyimpanan jauh lebih besar dan murah, perangkat keras semakin ringkas, bahkan biaya untuk membuat studio rekaman sederhana menjadi sangat ringan.

Rabu, 14 April 2021

Alternatif Penyeteman / Unusual Tuning yang Perlu Kamu Ketahui Sebagai Gitaris!

 


Pada artikel sebelumnya saya sudah membahas mengenai Standard Tuning pada gitar. Namun selain standard tuning EADGBE, pernahkan teman-teman sebelumnya melihat/medengarkan/memainkan karya dengan penyeteman senar yang berbeda atau mungkin pernah mendengar kata “Drop D”?

Dalam memainkan karya, terkadang komposer yang menciptakan karya tersebut mengharuskan gitar kita berada di penyeteman yang berbeda. Penyeteman gitar yang tidak biasa juga mempunyai aturan yang pasti juga punya tujuan. Lalu, apa saja alternatif penyeteman pada senar gitar?

Sebuah artikel Alternate Tuning Guide yang ditulis oleh William A. Sethares seorang professor dan ahli teori musik di Amerika, mencatat ada empat jenis utama dalam dalam penyeteman gitar yakni Open Tunings, Instrumental Tunings, Regular Tunings, dan Special Tunings

OPEN TUNINGS

Merupakan salah satu jenis penyeteman yang dilakukan pada gitar dengan menyetem ke-enam senar untuk membentuk akor sederhana dan bertujuan untuk memudahkan kita untuk memainkan kombinasi akor dengan hanya satu jari (melakukan teknik Barre). Selain itu penggunaan Open Tunings juga sangat memudahkan kita memainkan teknik Bottleneck Slide

Contoh Penyeteman Open Tunings:


INSTRUMENTAL TUNINGS

Merupakan salah satu jenis penyeteman pada gitar dimana penyeteman senar gitar dibuat mirip atau meniru dengan penyeteman senar pada instrument lain sehingga gitar berperan sebagai instrument yang berbeda. Instrument lain yang dimaksud tentu saja instrument chordophones atau instrument yang menghasilkan suara dari senar seperti mandolin, charango, oud, dll.

Contoh Instrumental Tunings: 



REGULER TUNINGS

Merupakan salah satu jenis penyeteman pada gitar dimana senar di’stem’ secara seragam di papan fret. Dengan penyeteman gitar yang diseragamkan akan memungkinkan bentuk akor dipindahkan ke-atas dan ke-bawah dengan oktaf yang berbeda pada fingerboard. Maksud dari kata ‘diseragamkan’ ini bukan berarti semua senar gitar dibuat dengan nada yang sama, namun salah satu contohnya yakni senar urutan 6-5-4 nadanya dibuat persis dengan senar 3-2-1.

Contoh Reguler Tunings:





SPECIAL TUNINGS

Sesuai dengan nama jenis penyetemannya, special tuning diciptakan dan dipopulerkan oleh berbagai composer dalam memainkan lagunya. Penyeteman ini sengaja dibuat untuk memenuhi kebutuhan lagu

Contoh Special Tunings: 

Drop D = D(6) – A(5) – D(4) – G(3) – B(2) – E(1)

Unusual Tuning ini yang paling populer di kalangan gitaris. Penyetemannya hanya berubah di senar 6. Biasanya Drop D tuning digunakan untuk lagu yang bermain di tangga nada D. Agustin Barrios, the Beatles, Pete Seeger, John Denver, James Taylor, Happy Traum, dan Jorma Kaukonen telah menerapkan unsual tuning ini pada karya mereka

Admiral = C – G – D – G – B – C (Michael Hedged pada lagunya, Admiral Ricovers’s Dream)

Buzzard = C – F – C – G – A# – F (Will Ackerman pada lagunya, The Buzzard)

Face = C – G – D – G – A – D (Michael Hedged pada lagunya, Face Yourself)

Four & Twenty = D – A – D – D – A – D (Crosby, Stills, Nash dan Young pada lagunya, Four and Twenty and Suite: Judy Blue Eyes)

Hot Type = A – B – E – F# – A – D (Michael Hedged pada lagunya, Hot Type)

Layover = D – A – C – G – C – E (Michael Hedged pada lagunya, Layover)

Magic Farmer = C – F – C – G – A – E (Michael Hedged pada lagunya, Magic Farmer)

Pelican = D – A – D – E – A – D (John Renbourn pada lagunya, Pelican)

Processional = D – G – D – F – A – A# (Will Ackerman pada lagunya, Processional)

Spirit = C# – A – C# – G# – A – E (Will Ackerman pada lagunya, Impending Death of the Virgin Spirit)

Tarboulton = C – A# – C – F – A# – F (John Renbourn pada lagunya, Tarbloulton)

Toulouse = E – C – D – F – A – D (The Doobie Brothers pada lagunya, Toulouse Street)

Triqueen = D – G – D – F# – A – B (Will Ackerman pada lagunya, Pink Chiffon Tricycle Queen)