Di dalam sebuah organisasi tentunya memiliki struktur organisasi yang beragam. Misalnya, organisasi OSIS dalam sekolah yang terdiri dari anggota osis dengan tugasnya masing-masing seperti sekbid (seksi bidang), sekretaris, bendahara, sampai ke posisi pertama yaitu ketua osis. Hal ini mirip halnya dengan organisasi dalam sebuah orkestra. Salah satu orang terpilih dengan skill tinggi serta kemampuan memimpin anggota orkes yang baik. Seseorang pemimpin ini biasa disebut sebagai concertmaster / concert leader / first chair / first desk. Sama halnya dengan ketua yang memiliki wakil ketua, concertmaster atau bisa kita singkat sebagai CM juga memiliki Co-CM / (co-concertmaster) yang duduk tepat di kursi sebelah kiri CM. Namun, perlu kalian ketahui bahwa pemimpin yang akrab dengan sebutan CM atau concertmaster ini mengemban tanggung jawab yang cukup luas dan memiliki pengaruh besar loh. Ingin tahu lebih tentang tugas sang concertmaster? Berikut ini pembahasannya ;
- Concertmaster bertanggung jawab untuk memulai tuning atau menyetem alias menyelaraskan frekuensi nada “A” setiap instrumen dalam orkes. Biasanya concertmaster akan mengawali tune up dengan berdiri dari tempat duduknya dan menyamakan senar “A” dengan instrumen oboe dengan rentang frekuensi yaitu 440 Hz. Akan tetapi, frekuensi ini kemungkinan akan berbeda di setiap negara bahkan dalam orkestra tertentu yang menggunakan instrumen dengan fixed-pitch seperti piano. Selain itu standar frekuensi ini diketahui semakin bertambah dari tahun ketahun. Dengan beberapa alasan salah satunya para pemain merasa dengan frekuensi yang lebih tinggi bunyi yang dihasilkan juga lebih brilliant (versi dummies.com ). Biasanya concertmaster akan memulai tuning per-section dari woodwind (flutes, oboes, clarinets ,bassoons) ; brass ( french horns, trumpets, trombones, tuba) ; strings ( contrabass, cello, viola, violin 2, violin 1 ). Setelah menyamakan senar “ A “ kemudian secara otomatis seluruh instrumen akan menyetem senar lain atau nada lain. Biasanya cue untuk menyetem senar atau nada lain yaitu concertmaster akan duduk di tempat semula
- Concertmaster memerlukan kemampuan memainkan instrumen, pengetahuan tentang repertoar maupun instrumen orkestra yang lebih mumpuni. Hal ini dikarenakan karena dia adalah seorang pemimpin yang nantinya juga akan menjadi patokan tidak hanya dalam violin section bahkan patokan anggota orkes secara keseluruhan. Misalnya saja jika teman-teman pernah mengamati sebuah orkes khususnya keempat keluarga string yang pernah saya bahas dalam artikel sebelumnya, mereka memainkan repertoar dengan gerakan bow / bowing yang kompak. Hal tersebut merupakan salah satu tugas dari concertmaster untuk menyesuaikan pergerakan bow dengan repertoar per-section baik secara langsung mencontohkannya dan section lain dengan otomatis mengikutinya maupun mendiskusikannya terlebih dahulu dengan masing-masing string principal atau leader.
- Komunikasi yang baik juga perlu dimiliki oleh sang concertmaster. Karena nantinya peran ini akan bermanfaat dalam kondisi – kondisi tertentu misalnya, conductor hanya ingin memainkan birama-birama tertentu dalam sebuah karya, dalam situasi ini concertmaster membantu conductor dengan pemain orkes lainnya untuk menyesuaikan repertoar pemain dengan full score. Apalagi jika terdapat tamu alias guest conductor yang masih perlu beradaptasi dengan orkes tersebut. Selain itu, dengan adanya kemampuan komunikasi yang baik ini dapat membantu penempatan kursi atau desk pemain dalam orkes yang nantinya juga akan dikoordinasikan dengan masing-masing principal.
- Poin yang terakhir sekaligus menutup pembahasan kita kali ini merupakan sebuah kebiasaan yang berkembang di beberapa negara termasuk Indonesia yang menunjukkan peran tangan kanan conductor ini. Terdapat dua kebiasaan dalam opening acara orkes. Dalam sebuah orkes di negara Amerika dan/atau gabungan antara negara Amerika dengan Britania Raya, concertmaster mereka biasanya masuk ke atas panggung setelah semua anggota orkes duduk di atas panggung yang dilanjutkan dengan memberikan salam atau hormat dan menerima apresiasi tepuk tangan dari penonton sebelum conductor memasuki panggung. Sedangkan di negara Eropa kebiasaan tersebut justru tidaklah begitu umum. Concertmaster di negara mereka biasanya akan memasuki panggung secara bersamaan dengan para pemain orkes lainnya. Kemudian sebagai tanda kehormatan, concertmaster akan berjabat tangan dengan conductor di awal dan di akhir konser ( versi wikipedia).
- A great leader's courage to fulfill his vision comes from passion, not position - John C. Maxwell
- Picture by : pinterest, freepik, instagram orkes mahasiswa ISI Yogyakarta, wabe.org, wrti.org