BLOG.FISELLA®

Rabu, 14 April 2021

Alternatif Penyeteman / Unusual Tuning yang Perlu Kamu Ketahui Sebagai Gitaris!

 


Pada artikel sebelumnya saya sudah membahas mengenai Standard Tuning pada gitar. Namun selain standard tuning EADGBE, pernahkan teman-teman sebelumnya melihat/medengarkan/memainkan karya dengan penyeteman senar yang berbeda atau mungkin pernah mendengar kata “Drop D”?

Dalam memainkan karya, terkadang komposer yang menciptakan karya tersebut mengharuskan gitar kita berada di penyeteman yang berbeda. Penyeteman gitar yang tidak biasa juga mempunyai aturan yang pasti juga punya tujuan. Lalu, apa saja alternatif penyeteman pada senar gitar?

Sebuah artikel Alternate Tuning Guide yang ditulis oleh William A. Sethares seorang professor dan ahli teori musik di Amerika, mencatat ada empat jenis utama dalam dalam penyeteman gitar yakni Open Tunings, Instrumental Tunings, Regular Tunings, dan Special Tunings

OPEN TUNINGS

Merupakan salah satu jenis penyeteman yang dilakukan pada gitar dengan menyetem ke-enam senar untuk membentuk akor sederhana dan bertujuan untuk memudahkan kita untuk memainkan kombinasi akor dengan hanya satu jari (melakukan teknik Barre). Selain itu penggunaan Open Tunings juga sangat memudahkan kita memainkan teknik Bottleneck Slide

Contoh Penyeteman Open Tunings:


INSTRUMENTAL TUNINGS

Merupakan salah satu jenis penyeteman pada gitar dimana penyeteman senar gitar dibuat mirip atau meniru dengan penyeteman senar pada instrument lain sehingga gitar berperan sebagai instrument yang berbeda. Instrument lain yang dimaksud tentu saja instrument chordophones atau instrument yang menghasilkan suara dari senar seperti mandolin, charango, oud, dll.

Contoh Instrumental Tunings: 



REGULER TUNINGS

Merupakan salah satu jenis penyeteman pada gitar dimana senar di’stem’ secara seragam di papan fret. Dengan penyeteman gitar yang diseragamkan akan memungkinkan bentuk akor dipindahkan ke-atas dan ke-bawah dengan oktaf yang berbeda pada fingerboard. Maksud dari kata ‘diseragamkan’ ini bukan berarti semua senar gitar dibuat dengan nada yang sama, namun salah satu contohnya yakni senar urutan 6-5-4 nadanya dibuat persis dengan senar 3-2-1.

Contoh Reguler Tunings:





SPECIAL TUNINGS

Sesuai dengan nama jenis penyetemannya, special tuning diciptakan dan dipopulerkan oleh berbagai composer dalam memainkan lagunya. Penyeteman ini sengaja dibuat untuk memenuhi kebutuhan lagu

Contoh Special Tunings: 

Drop D = D(6) – A(5) – D(4) – G(3) – B(2) – E(1)

Unusual Tuning ini yang paling populer di kalangan gitaris. Penyetemannya hanya berubah di senar 6. Biasanya Drop D tuning digunakan untuk lagu yang bermain di tangga nada D. Agustin Barrios, the Beatles, Pete Seeger, John Denver, James Taylor, Happy Traum, dan Jorma Kaukonen telah menerapkan unsual tuning ini pada karya mereka

Admiral = C – G – D – G – B – C (Michael Hedged pada lagunya, Admiral Ricovers’s Dream)

Buzzard = C – F – C – G – A# – F (Will Ackerman pada lagunya, The Buzzard)

Face = C – G – D – G – A – D (Michael Hedged pada lagunya, Face Yourself)

Four & Twenty = D – A – D – D – A – D (Crosby, Stills, Nash dan Young pada lagunya, Four and Twenty and Suite: Judy Blue Eyes)

Hot Type = A – B – E – F# – A – D (Michael Hedged pada lagunya, Hot Type)

Layover = D – A – C – G – C – E (Michael Hedged pada lagunya, Layover)

Magic Farmer = C – F – C – G – A – E (Michael Hedged pada lagunya, Magic Farmer)

Pelican = D – A – D – E – A – D (John Renbourn pada lagunya, Pelican)

Processional = D – G – D – F – A – A# (Will Ackerman pada lagunya, Processional)

Spirit = C# – A – C# – G# – A – E (Will Ackerman pada lagunya, Impending Death of the Virgin Spirit)

Tarboulton = C – A# – C – F – A# – F (John Renbourn pada lagunya, Tarbloulton)

Toulouse = E – C – D – F – A – D (The Doobie Brothers pada lagunya, Toulouse Street)

Triqueen = D – G – D – F# – A – B (Will Ackerman pada lagunya, Pink Chiffon Tricycle Queen)

 

Jumat, 09 April 2021

Kuasai 4 Kemampuan ini untuk Menjadi Produser Musik "Kamar" Berkualitas

  

Les FL Studio Kursus FL Studio Belajar FL Studio Kursus Mixing Mastering

Sebagai pecinta musik siapa yang tak ingin memiliki karya sendiri, merekamnya secara profesional, mempublikasikannya, dikenal banyak orang, bahkan bisa menghasilkan uang dengan karya-karya yang telah dibuat. Banyak yang mengira bahwa produksi musik hanya bisa dilakukan di studio profesional, namun dengan kemajuan teknologi saat ini, kita justru dimudahkan untuk merancang musik kita dari kamar dengan gadget yang kita miliki. Pandangan ini tidak hanya sebagai isapan jempol belaka karena sudah banyak produser musik yang berangkat dari kamar untuk menciptakan karya besarnya. Lalu apa saja kemampuan yang perlu dipelajari untuk menjadi produser musik "kamar"? Tim Fisella memberikan tips 4 kemampuan yang wajib kalian kuasai untuk menjadi produser musik kamar yang berkualitas

Rabu, 07 April 2021

Mengapa E-A-D-G-B-E menjadi “Standard Tuning” gitar?



Saat memainkan gitar sangat perlu untuk kita memastikan bahwa semua bunyi yang dikeluarkan dari senar tidak fals. Hal ini bertujuan untuk membuat suara yang keluar dari senar gitar tentu saja enak di dengar dan harmonis.

Saat menyetem senar gitar, seperti yang kita ketahui bahwa standard tuning dari senar gitar yakni dari nada rendah (senar yang paling dekat dengan wajah kita) ke nada yang tertinggi (senar yang paling dekat dengan kaki kita) adalah E(6) – A(5) – D(4) – G(3) – B(2) – E(1)

pic: https://spinditty.com/instruments-gear/how-to-tune-a-guitar-with-a-tuner

Namu pernahkah terlintas di benak teman-teman,

Mengapa standard tuning dari senar gitar bisa seperti diatas? Mari kita simak bersama!

Senar gitar di ‘stem’ dengan standard tuning E-A-D-G-B-E tentu saja memiliki tujuan agar memudahkan jari kita dalam bermain akor, bermain tangga nada, dan meminimalisir perpindahan jari di tangan kiri.

Berdasarkan sejarah revolusi gitar pada abad ke-15, senar gitar baru berjumlah 5 dengan masing-masing bersenar ganda atau Five Courses  dengan penyeteman:

AA(5) – DD(4) – GG(3) – BB(2) – EE(1)

Dengan berevolusinya gitar, senar menjadi tunggal dan ditambahkan jumlahnya yakni senar  6 dengan nada E untuk melanjutkan interval Perfect Fourth pada nada A.

Sebelumnya sadarkah teman-teman dengan jarak nada pada setiap senar memiliki interval Perfect Fouth (P4) dan Major Third (M3) ? 

pic: Instagram @mayorgitarbro

Setiap alat musik yang berdawai mempunyai jarak interval Perfect Fourth (P4) dan Perfect Fifth (P5). Alat musik seperti violin (biola), viola (biola alto), cello, dan contrabass memiliki jarak interval P5, namun mengapa hanya gitar yang menerapkan jarak Interval P4? Dilansir dalam artikel Fender Seorang gitaris asal Amerika, Richard Lloyd memberikan alasan yang sangat baik pada hal ini.

“The guitar is a larger-scaled instrument which is played sitting in one’s lap. With the guitar sitting in the lap and the neck diagonal to the player, the bend in the wrist starts to make it more difficult to spread out the fingers. So our next best choice for tuning any larger scaled multi-stringed instrument is going to be to tune in fourths, which are a little closer together”

(“Gitar adalah alat musik yang berukuran cukup besar untuk dimainkan sambil duduk di satu pangkuan. Dengan gitar yang berada di pangkuan dan posisi leher gitar yang diagonal pada pemain, tekukan pada pergelangan tangan membuat kita lebih sulit untuk merentangkan jari. Jadi pilihan terbaik untuk penyeteman gitar dibuat dengan jarak interval P4 yang sedikit lebih dekat”)

Menanggapi hal diatas, meskipun instrument seperti cello dan contrabass ukurannya lebih besar daripada gitar, namun posisi leher instrument cello dan contrabass saat dimainkan itu vertikal sama seperti pergelangan tangan yang memainkannya. Dengan posisi seperti itu tentu saja jarak interval P5 lebih memungkinkan untuk di mainkan pada cello dan contrabass daripada di gitar.

Interval P4 merupakan interval yang memudahkan jari kita untuk memainkan akor dan tangga nada pada gitar. Dimana dengan menggunakan interval ini, ke-empat jari kita di tangan kiri yakni dari jari telunjuk sampai jari kelingking akan memudahkan kita memainkan dan menggapai semua nada kromatis pada tiap fret (nada kromartis yakni nada yang naik setengah contoh F ke Fis). Sehingga saat jari sudah menekan senar 6 pada tiap fret (fret 1 sampai fret 4) langkah untuk melanjutkan nada kromatis berikutnya adalah tinggal memetik senar 5 dengan posisi open string (senar terbuka atau tidak di tekan) dimana merupakan satu hal yang mempermudah kita memainkan tangga nada kromatis  

Namun ada yang mengganjal pada interval senar gitar yang mungkin memunculkan pertanyaan..

Mengapa Interval pada senar gitar semuanya tidak dibuat dengan Perfect Fourth (P4)? Mengapa ada interval Major Third (M3) pada senar gitar?

Interval M3 ini dibuat tentu saja dengan alasan yang baik untuk posisi jari kita. Sebagai contoh, jika semua interval pada senar gitar dibuat P4, maka tentu saja nada pada tiap senar akan menjadi:

E(6) – A(5) – D(4) – G(3) C(2) – F(1)

Jika kita memperhatikan dengan detail, kita akan mendapatkan interval minor second (m2) pada nada terendah yakni E(6) dan nada tertinggi F(1). Bunyi yang dihasilkan oleh interval m2 akan menghasilkan bunyi yang ‘awkward’ atau agak aneh kedengarannya.

Selain itu, saat memainkan teknik Barre tanpa disengaja kita akan membuat banyak pergerakan interval m2 dan satu satunya hal yang dilakukan untuk menghindari interval tersebut yaitu dengan mencari posisi yang tentu saja akan membuat banyak pergerakan yang lebih besar dan menyusahkan. Itulah mengapa interval M3 sangat dibutuhkan dan tentu saja memiliki manfaatnya yang sangat besar pada jari-jari kita.

Nah bagaimana teman – teman dengan penjelasan diatas? Semoga artikel ini menjawab pertanyaan teman – teman mengenai standard tuning pada gitar. 




Senin, 05 April 2021

111 Istilah Musik - Part 1

111 Istilah Musik - Part 1 - Jelang Bagaskara - Blog Fisella111 Istilah Musik - Part 1 - Jelang Bagaskara - Blog Fisella

Saat belajar notasi balok, teman-teman tidak hanya berhenti ketika sudah bisa membaca notasi balok saja. Namun, teman-teman juga harus tahu hal lain yang ada di sebuah karya musik. Apa itu? tentu di dalam karya musik ada berbagai macam istilah musik yang dipakai untuk membantu menyampaikan maksud atau keinginan dari seorang komposer. Maka dari itu, di artikel ini saya akan membagikan istilah-istilah musik yang mungkin masih asing bagi beberapa teman-teman di sini. Untuk tahu apa saja istilahnya, yuk simak tabel berikut!

Jumat, 02 April 2021

Line 6 Helix Native Presets - April 2021

 


Setelah beberapa saat tidak membagi presets gitar, kali ini tim Fisella akan membagikan beberapa presets gitar, terutama bagi kalian yang berprofesi sebagai gitaris. Beberapa presets yang akan dibagikan adalah custom dari presets bawaan Helix Native yang bisa kalian coba sendiri. 

Rabu, 31 Maret 2021

Persiapkan Hal Ini Sebelum Menjadi Gitaris Klasik!

 


Mungkin beberapa dari teman-teman sudah tidak asing lagi dengan instrumen gitar klasik. Yup! Jenis gitar yang lebih banyak memainkan perpaduan melodi dari pada sekedar ‘genjrengan’ akor untuk mengiringi seseorang bernyanyi.

Pernahkah teman-teman melihat seseorang memainkan gitar klasik? Apa yang terlintas di pikiran teman-teman saat melihat gitaris klasik memainkan instrumentnya?

Postur tubuh dengan duduk yang tegap sambil memainkan gitar dengan posisi gitar yang diagonal membuat banyak penampilan gitaris klasik terlihat elegan dan berbeda dengan gitaris-gitaris lainnya yang sering kita lihat pada sebuah band.

Di Indonesia, ketertarikan masyarakat belum banyak pada jenis instrumen gitar klasik. Lalu bagaimana dengan teman-teman sendiri? Maukah teman-teman menjadi salah satu gitaris klasik di Indonesia dan menjadi gitaris dengan selera yang berbeda di mata masyarakat yang awam musik klasik? Jika ya, langsung saja simak, hal-hal yang perlu teman-teman miliki dan persiapkan untuk menjadi gitaris klasik!

1. Gitar Klasik!

Ya tentu saja untuk menjadi gitaris klasik teman-teman harus memiliki gitar klasik. Terkadang masih banyak dari kita yang belum mengetahui perbedaan gitar klasik dengan jenis gitar lainnya. Simak gambar berikut!

Gambar: Instagram @fisellamusiccourse

2. Foot Stool atau Guitar Rest/Guitar Side

Berbeda dengan jenis gitar lainnya, saat memainkan gitar klasik kita perlu alat bantu seperti Foot Stool atau Guitar Rest/Guitar Side.

Foot Stool digunakan pada kaki kiri. Foot Stool di injak dan dijadikan tumpuan dengan tujuan agar kaki dapat terangkat untuk menopang gitar. Lihat gambar dibawah ini!

 Gambar: https://www.thisisclassicalguitar.com/


Selain Foot Stool, Guitar Rest (sebelah kiri) juga menjadi alat bantu menopang gitar. Berbeda dengan sebelumnya, biasanya guitar rest bertumpu pada bagian bawah gitar yang akan dijadikan tumpuan dan sisi lainnya bertumpu pada paha kaki kiri. Mirip seperti guitar rest, Guitar Side (sebelah kanan) sisinya bertumpu pada paha kaki kiri namun sisi lainnya dilekatkan dibagian belakang gitar. Perhatikan gambar berikut!

Gambar: https://www.thisisclassicalguitar.com/ , instagram @valerio_gitar


3. Bisa Membaca Notasi Balok

Sebagai pemain gitar klasik tentu saja teman-teman harus mengusai notasi balok. Mengapa? Karena jenis instrument ini lebih sering terhubung dengan partitur (lembaran lagu yang ditulis dengan notasi balok). Hampir semua lagu yang dimainkan oleh gitaris klasik dunia ditulis dengan notasi balok. Tidak hanya lagu-lagunya saja, teknik - teknik bermain gitar klasik juga ditulis dengan notasi balok. Lalu bagaimana cara membaca notasi balok? Simak penjelasannya dalam artikel “5 Hal yang Harus Kalian Ketahui Sebelum Membaca dan Menulis Notasi Balok!”

4. Menguasai Teknik-Teknik Bermain Gitar Klasik

Untuk menjadi gitaris klasik dengan skill yang hebat, sangat perlu untuk teman-teman menguasai teknik-teknik bermain gitar klasik. Hal ini bertujuan agar setiap repertoire (lagu-lagu) yang teman-teman ingin mainkan terasa jauh lebih mudah. Namun sebelum menguasai teknik-tekniknya, teman-teman juga harus memperhatikan bagaimana bentuk kuku yang baik dan benar untuk menghasilkan tone yang indah, dan bagaimana posisi badan dan tangan yang benar saat memetik gitar.

Sebelumnya saya sudah pernah bahas bentuk kuku, posisi duduk, dan posisi tangan kiri yang benar dalam artikel “jangan lakukan hal ini pada gitar klasik”. Untuk penjelasannya teman-teman dapat membacanya disini.

Setelah menerapkan hal diatas, teman-teman sudah bisa mulai mempelajari sedikit demi sedikit teknik – teknik dasar dalam bermain gitar klasik. Apa saja teknik dasar bermain gitar klasik? Baca penjelasannya dalam artikel “Mengenal Teknik Dasar Bermain Gitar Klasik”

5. Waktu Untuk Terus Berlatih!

Setelah memiliki dan mempersiapkan ke-empat hal diatas, tanpa memiliki waktu untuk latihan sama saja dengan "Nol Besar" alias teman-teman tidak bisa menjadi gitaris klasik.

Untuk memaksimalkan proses teman-teman menjadi pemain gitar klasik, tentu saja harus terus diiringi dengan latihan.

It’s better to exercise 1 hour daily than 7 hours once per week”- Emilio Pujol (Spanish Classical Guitarist)

Selasa, 30 Maret 2021

Mengenal Leitmotif Dalam Film: Bagian 2

 

Di era ini, hampir semua film menggunakan musik. Berbagai teknik mulai digunakan untuk meramu musik agar dapat mendukung gambar yang ditampilkan. Salah satu teknik yang populer digunakan pada film-film hollywood adalah leitmotif. Pada artikel sebelumnya, dijelaskan bahwa leitmotif dikenal dari karya-karya Wagner yang menggunakan meotif musik untuk menarik atensi dan interpretasi pendengar. Teknik yang sama juga dipakai dalam film-film hollywood saat ini. Tahun 1910, jurnal ‘Moving Picture World’ menerbitkan sebuah artikel yang menyatakan; sama seperti Wagner yang menyelaraskan musiknya dengan emosi, diekspresikan melalui kata-kata dalam operanya, begitu juga hal yang sama akan dilakukan pada gambar yang bergerak.

Film hollywood pertama yang menggunakan teknik mendukung film dengan score musikal adalah The Birth of Nation. Film ini dirilis tahun 1915 dan disutradarai oleh D.W Griffith. Musik dalam film ini digarap oleh Joseph Carl Breil. Meskipun sudah menggunakan musik, pada era ‘silent cinema’ (1890-1920) peran musik dalam film belum maksimal. Sebagian besar film menggunakan musik hanya di bagian awal dan akhir film, sehingga peran musik dalam menguatkan sisi naratif belum maksimal. Tahun 1932, teknologi perekaman akhirnya memungkinkan pembuatan soundtrack yang terintegrasi dengan film. Namun baru tahun 1933, ketika Max Steiner membuat musik untuk film King Kong, musik benar-benar digunakan untuk menjelaskan adegan karena penggunaan kamera saja tidak cukup untuk menstimulasi emosi penonton. 

Tahun 1940, teknik menguhubungkan ide musikal dengan suatu konsep maupun karakter mulai umum digunakan dalam musik film. Pada era ini, musik film juga mulai bergeser dari romantisme abad 19 ke modernisme abad 20. Hal ini tidak hanya ditandai dengan beralihnya penggunaan nada-nada konsonan ke disonan, keriuhan heroik, harmoni yang tidak stabil, namun juga banyaknya teknik-teknik baru yang digunakan. Bernhard Hermann merupakan salah satu komposer yang sangat berpengaruh waktu itu. Ia merupakan komposer pertama yang menggunakan fragmen pendek atau motif dalam musik film. 

Teknik leitmotif kemudian dianggap sebagai teknik yang efisien untuk menghafal dan mengingat karakter dalam film dengan cara menguatkan sisi naratifnya melalui musik. Contohnya pada film-film dari DC, salah satunya adalah motif yang ikonik dari Wonder Woman. Motif ini pertama kali di perdengarkan di film Batman vs Superman Dawn of Justice, lalu motif ini terus di pakai di film Wonder Woman pertama dan kedua, dan juga di Justice League setiap Wonder Woman/Diana Prince akan atau sedang muncul dalam salah satu scene. Motif ini sangat identik dengan sukat 7/8 yang energik, dan melodinya yang terbilang unik dan singkat, namun memorable (mudah diingat). 






Membandingkan tiga video di atas, kemunculan Wonder Woman selalu diiringi musik dengan motif yang tetap meskipun terdapat perbedaan dalam segi instrumentasinya, inilah yang disebut leitmotif.