Jumat, 23 September 2022
Selasa, 13 September 2022
Chorus dan Refrain, Struktur Lagu yang Sering Tertukar Bahkan Dianggap Sama!
Bukan hal yang terdengar asing lagi bagi kita dengan kata reff dan chorus, apalagi bagi kita yang memang berkecimpung di dunia musik. Lantas, apakah kamu sudah yakin pemahaman kamu terhadap reff dan chorus sudah benar? Kalau belum yakin, mari simak artikel ini untuk memahami apa itu reff dan chorus secara lebih mendalam.
Selasa, 06 September 2022
Senin, 11 Oktober 2021
C mayor, d minor; Akor atau Kunci?
Selain pertanyaan
“Pindah Nada Dasar, Modulasi atau Overtone?”, pertanyaan seperti “C mayor, d
minor itu istilahnya akor atau kunci, sih?”
juga sering didengar di tengah masyarakat. Ketika mengiringi suatu lagu,
beberapa orang akan menggunakan istilah akor, tapi ada juga yang menyebutnya
dengan istilah kunci. Yang benar yang mana, ya? Yuk, langsung aja kita bahas!
AKOR
Akor (chord) adalah susunan 3 nada atau lebih,
dengan aturan interval tertentu. Dalam akor mayor, nada yang digunakan adalah
nada pertama (root note), nada ketiga
(third note, interval M3 dari root note pada posisi dasar dan balikan
kedua, m6 pada balikan pertama), dan nada kelima (fifth note, interval P5 dari root
note pada posisi dasar atau P4 pada balikan pertama dan kedua). Dalam akor
minor, nada yang digunakan adalah nada pertama, nada ketiga yang di-mol/flat (interval m3 dari root pada posisi dasar dan balikan kedua,
M6 pada balikan pertama), dan nada kelima (interval P5 dari root note pada posisi dasar, interval P4
pada balikan pertama dan kedua. Untuk lebih jelasnya, yuk lihat gambar berikut!
Dalam musik, istilah “kunci”
merujuk pada clef yang terdapat pada bagian depan staff, yang menentukan wilayah nada pada staff tersebut. Kunci atau clef diantaranya kunci G (treble
clef), kunci F (bass clef), dan
kunci C (C clef). Nah, pada kunci C
sendiri terdapat beberapa macamnya. Agar lebih jelas, teman-teman bisa cermati
gambar berikut.
Dari penjelasan diatas,
sudah bisa disimpulkan bahwa jawaban yang tepat untuk pertanyaan
diatas adalah “akor” ya, teman-teman. Akor digunakan untuk mengiringi sebuah
lagu, agar harmoninya lebih bervariasi. Jika teman-teman ingin memproduksi
sebuah lagu, Fisella Music akan
membantu teman-teman dengan berbagai jenis layanan, diantaranya Original Music Production, Corporation Music Production | Jingle & March, dan Song Cover Production
Referensi: musicca.com
Sumber
foto: unsplash.com,
Senin, 04 Oktober 2021
Pindah Nada Dasar, Modulasi atau Overtone?
“Modulasi” dan “overtone” bukan kata yang asing di tengah
masyarakat. Biasanya, kedua kata tersebut digunakan sebagai istilah perpindahan
nada dasar dalam suatu lagu. Misalnya, reff suatu lagu dimainkan pada nada
dasar G mayor, lalu pada pengulangannya yang kedua berpindah, naik menjadi A
mayor. Ada orang yang menyebutnya dengan istilah modulasi, tapi ada juga yang
menyebutnya dengan istilah overtone.
Pertanyaannya, mana yang benar? Modulasi atau overtone? Mari kita bahas!
OVERTONE
Setiap
nada yang kita dengar mengandung “nada tambahan” didalamnya. Suatu nada yang
dibunyikan tidak murni hanya terdiri dari satu nada itu sendiri, tapi terdapat
kombinasi dengan nada-nada lain. Nada utama (paling menonjol) yang kita dengar disebut
fundamental, dan nada-nada lain yang
ikut berbunyi diatas nada utama inilah yang disebut overtone atau harmonic.
Rangkaian nada-nada lain yang muncul ini disebut overtone series atau harmonic
series. Misalnya, dalam nada fundamental C2 terdiri rangkaian overtone (overtone series/harmonic series) yaitu; C2 - C3 - G3 - C4 - E4 - G4 - Bb4* - C5 - D5 - E5 - F#5*
- G5 - A5* - Bb5* - B5 - C6.
*nada yang dianggap out of tune dan merupakan nada perkiraan.
MODULASI
Definisi modulasi se-simple pergantian nada dasar (pusat
tonik) dalam suatu lagu. Penggunaan modulasi ini tidak tergantung pada arah
perpindahan nada dasar. Misalnya, dari nada dasar C ke Eb, maupun Eb ke C,
keduanya disebut modulasi, karena intinya terjadi perpindahan nada dasar.
Dari pembahasan diatas,
kita bisa tahu bahwa overtone dan
modulasi adalah 2 hal yang sangat berbeda. Kita bisa menyimpulkan, istilah yang
tepat untuk perpindahan nada dasar dalam suatu lagu adalah modulasi. Tidak peduli mau naik atau turun, selama terjadi
perpindahan nada dasar, istilah yang digunakan adalah modulasi, ya teman-teman!
Modulasi digunakan untuk
meningkatkan mood dari suatu lagu dan
menyesuaikan range vokal atau
instrumen yang bersangkutan. Bagi teman-teman yang ingin membuat lagu yang
menarik, tidak perlu khawatir, karena Fisella Music menyediakan layanan Original Music Production, yang akan membantu mewujudkan keinginan berkarya teman-teman!
Referensi: Instagram post @renada.music, dictionary.onmusic.org, study.com
Sumber foto: unsplash.com
Sabtu, 02 Oktober 2021
Segera Maksimalkan Permainan Mu Dengan Bentuk dan Ukuran Kuku Yang Ideal
Dalam permainan gitar fingerstyle, gitar flamenco, dan gitar klasik, kuku merupakan unsur pendukung yang penting untuk mendapatkan tone yang ideal. Bentuk kuku yang baik akan menghasilkan warna suara (timbre) yang baik pula, tentu tidak lupa juga didukung dengan teknik memetik senar yang benar.
Patut diketahui nama-nama dan singkatan dari tiap jari tangan kanan. Yaitu :
- Ibu Jari : Pulgar (p)
- Jari Telunjuk : Indice (i)
- Jari Tengah : Medio (m)
- Jari Manis : Anular (a)
- Jari Kelingking : Chicol (ch)
Ukuran kuku setiap orang pada permainan gitar klasik berbeda-beda, dikarenakan tonjolan daging pada ujung jari dan jenis kuku yang berbeda-beda pula. Tetapi ukuran kuku yang umum dipakai kebanyakan orang adalah kisaran 1mm sampai 3mm dan ukuran kuku ibu jari biasanya lebih panjang dari kuku-kuku yang lain, panjangnya sekitar 3mm keatas. Ukuran kuku jari telunjuklah yang paling pendek, diikuti dengan jari tengah dan jari manis dengan panjang yang biasanya sama dan ukuran jari kelingking yang lebih panjang dari jari telunjuk, tengah dan jari manis.
Diusahakan pada awal belajar memetik senar, petiklah menggunakan kulit dan juga kuku karena kulit jari memiliki karakter suara yang cenderung low serta kuku jari memiliki karakter suara yang cenderung treble. Kemudian cobalah untuk menghasilkan bunyi yang seimbang.
Pada umumnya bentuk kuku ada tiga macam yaitu miring kekiri, miring kekanan dan berbentuk segitiga. Bentuk kuku pada ibu jari biasanya cenderung miring ke kiri untuk mendapatkan power yang maksimal. Jari i, m, dan a memiliki bentuk kuku yang cenderung miring ke kanan untuk menghilangkan kuku yang berbentuk kotak, agar tidak tersangkut saat jari memetik senar. Untuk jari ch biasanya berbentuk segitiga yang digunakan untuk mendukung teknik rasgueado.
Jadi ukuran dan bentuk kuku bisa disesuaikan dengan bentuk fisik ujung jari, intinya adalah mempelajari dan mengerti karakter permainan teman-teman agar mendapat bentuk dan ukuran kuku yang maksimal sehingga bisa menjanggkau karakter suara yang diinginkan.
Senin, 27 September 2021
Gimana Cara Membuat Cheerful Music? Simak Langkah-langkah Berikut!
Pesan dan suasana yang tergambar dari sebuah musik pasti berbeda-beda. Ada musik yang menggambarkan kegembiraan, kesedihan, kebingungan, ketakutan, dan kemarahan. Unsur dan perlakuan setiap suasana dalam musik tidak bisa dipukul rata. Misalnya, untuk membuat musik yang menggambarkan kegembiraan, kita cenderung menggunakan tempo yang cepat dalam tonalitas mayor, sedangkan untuk membuat musik yang menggambarkan kesedihan, kita cenderung menggunakan tempo yang lambat dalam tonalitas minor (meskipun dalam beberapa kasus juga bisa menggunakan tonalitas mayor). Nah, dalam artikel kali ini, saya akan membagikan beberapa langkah untuk membuat musik yang bersuasana riang (cheerful music). Yuk, kita simak!
1. Membuat melodi
Cheerful music identik dimainkan dengan tempo yang cepat dalam tonalitas mayor. Buatlah melodi dalam tonalitas mayor, untuk menggambarkan suasana cheerful. Membuat melodi tidak harus menjadi langkah pertama untuk dilakukan. Kamu juga bisa mencari chord terlebih dulu, baru kemudian mencari melodi berdasarkan chord yang kamu gunakan. Tips untuk membuat melodimu lebih menarik dapat dilihat di artikel ini Buat Melodimu Lebih Menarik dengan Cara Ini - Non Chord Tones - Bagian Pertama - Gerakan Melangkah, dan Buat Melodimu Lebih Menarik dengan Cara Ini - Non Chord Tones Bagian Kedua - Gerakan Melompat dan Lainnya. Contoh melodi yang saya buat adalah sebagai berikut.
2. Menentukan chord
Tentukan chord yang cocok untuk mengiringi melodi yang sudah kamu buat (jika kondisi kamu mencari melodi terlebih dulu). Dengan bermodalkan 4 chord saja, kalian bisa membuat banyak lagu, lho! Apa saja ya chord-nya? Teman-teman bisa cek di Hanya bermodalkan 4 Akor, kalian dapat menciptakan banyak lagu!. Selain menggunakan 4 chord dasar, kalian bisa mevariasi progresi chord agar lebih menarik. Contoh chord yang saya gunakan untuk melodi sebelumnya adalah sebagai berikut.
2. 3. Membuat sketsa musik
Setelah mendapatkan melodi beserta chord-nya, buatlah sketsa atau gambaran musik seperti apa yang ingin kalian buat, sesuai dengan kreativitas kalian masing-masing. Kalian bisa memainkannya di piano, gitar, atau instrumen musik yang lain. Jangan lupa rekam sketsa musik kalian agar tidak lupa, ya! Pada contoh berikut, saya membuat sketsa musik dari melodi dan chord yang sudah saya buat sebelumnya, dengan menggunakan block chords yang dimainkan secara staccato, agar suasana cheerful lebih tergambarkan.
3. 4. Menentukan instrumentasi
Nah, setelah membuat sketsa lagu, tentukan instrumen musik apa saja yang ingin kalian gunakan. Beberapa instrumen yang biasa digunakan untuk membuat cheerful music diantaranya piano, glockenspiel, marimba, xylophone, piccolo, flute, clarinet, dan harmonica. Kemudian, tentukan fungsi atau peran tiap instrumen dalam musik. Misalnya, kembali pada contoh sebelumnya, saya akan menggunakan piano untuk memainkan melodi dan iringan, glockenspiel yang sesekali men-double melodi, strings sebagai iringan yang dimainkan secara pizzicato pada bagian awal lagu, lalu violin dan viola yang dimainkan secara arco di bagian pengulangan agar musik lebih bervariasi. Hasilnya adalah sebagai berikut.
Membuat
musik tentu merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan. Kita bisa bebas
berekspresi dan menuangkan apa isi hati kita melalui musik. Bagi teman-teman
yang tertarik untuk belajar membuat dan menulis musik lebih dalam, silahkan
kunjungi halaman ini Fisella Music Production Course. Selain itu, Fisella Music juga
menyediakan layanan Original Music Production, Corporation Music Production | Jingle & March, dan Song Cover Production untuk kebutuhan produksi musik
teman-teman. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!
Sabtu, 18 September 2021
Minyak Kayu Putih Dan Suara Gitar Nyaring?
Halo teman-teman gitaris, suara gitar yang baik dan bagus mutlaknya adalah didukung dengan kualitas bahan yang baik dan bagus pula, begitupun sebaliknya suara gitar yang kurang baik tentunya dipengaruhi oleh kualitas bahan pada gitar tersebut.
Senin, 13 September 2021
6 Kesalahan Umum Saat Belajar Piano
Tidak ada
kemampuan bermain musik yang didapatkan secara instan. Seorang musisi hebat sekalipun
pasti sudah melalui proses panjang, sehingga kemampuan mereka dapat terbentuk
sedemikian rupa. Dalam proses berlatih musik, kita tidak mungkin luput dari
kesalahan, terutama saat pertama kali mempelajari suatu alat musik. Dalam
artikel kali ini, saya akan menyebutkan 6 kesalahan umum yang tejadi saat
belajar piano. Yuk, kita simak!
Kesalahan umum yang pertama adalah posisi tubuh yang salah. Ketika bermain piano, tubuh harus dalam keadaan rileks, tidak tegang atau kaku, tidak membungkuk, pundak, lengan, dan pergelangan tidak kaku, serta posisi jari yang tidak terlalu datar tapi juga tidak terlalu melengkung, seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
MEMBIARKAN KESALAHAN
LANGSUNG BERMAIN DENGAN TEMPO CEPAT
Memainkan lagu langsung dengan tempo cepat adalah suatu hal yang harus dihindari. Hal ini akan menyulitkan kita untuk memperhatikan detail-detail kecil dalam lagu, sehingga kualitas permainan pun terganggu. Latihlah lagu dengan tempo lambat terlebih dulu, kemudian naikkan temponya sedikit demi sedikit apabila kita sudah menguasai permainan dalam tempo sebelumnya, sehingga detail-detail kecil dalam lagu dapat lebih diperhatikan.
MELIHAT TANGAN TERLALU SERING
MENGESAMPINGKAN TEORI MUSIK
Latihan musik membutuhkan niat, usaha, dan waktu yang tidak sedikit. Kemampuan bermusik tidak bisa didapatkan secara instan, tetapi membutuhkan proses panjang yang tentunya disertai dengan kesalahan-kesalahan. Satu hal yang perlu kita ingat, bahwa kesalahan merupakan hal yang wajar, karena justru dari situ kita tahu kekurangan kita dan tahu apa yang perlu diperbaiki, sehingga permainan musik kita menjadi semakin baik. Bagi teman-teman yang tertarik untuk belajar musik, dapat kunjungi Fisella Music Course. Fisella Music akan membantu dan mendampingi teman-teman untuk mengenal musik lebih dalam. Tetap SemangArt, dan happy practicing!
Kamis, 02 September 2021
Uniknya Sebutan Ilmu Musik Barat Dalam Keroncong
Keroncong merupakan salah satu
jenis musik Indonesia yang telah lama eksis dan masih terus berkembang hingga
saat ini. Mulai dari bentuk keroncong asli hingga keroncong-millenial yang
digabungkan dengan musik – musik genre lainnya. Musik keroncong bermula dari
campuran musik diatonis Barat dengan musik gamelan Jawa. Istilah keroncong
sendiri diambil dari bunyi “... crong
crong crong ... “ pada alat musik ukulele yang dimainkan rasquardo ( jenis
teknik permainan ritme pada instrumen ritmis keroncong seperti cak dan cuk ). Perkembangan sejarah singkat keroncong diawali pada abad ke –
17, tepatnya pada tahun 1661 saat bangsa Portugis mulai tinggal daerah Kampung
Tugu di Batavia yang hingga saat ini masih menjadi bagian sejarah nusantara. Bangsa
portugis mempunyai sistem teknologi informasi yang canggih pada masanya untuk
turut berkontribusi dalam pembentukan budaya Indonesia. Selain itu portugis
juga mempengaruhi kesenian Indonesia, salah satunya yaitu musik.
Sehingga inilah yang menjadikan adanya perpaduan antara musik nusantara dengan musik barat salah satunya keberadaan instrumen biola dalam format musik keroncong. Pada umumnya biola memiliki fungsi mirip dengan instrumen flute. Mereka merupakan bagian dalam introduction musik keroncong dengan memainkan rangkaian nada pembuka sebuah karya musik keroncong yang disebut vorspiel/prospel/prelude yang tentunya akan dibahas lebih banyak di artikel selanjutnya ya... Teknik biola yang digunakan dalam musik keroncong diantaranya cengkok, gregel, embat, mbesut, acciacatura, trill. Berikut ini penjelasannya,
1. Teknik Cengkok
Teknik in merupakan teknik yang mirip dengan teknik gruppetto pada ilmu musik Barat. Gruppetto adalah salah satu bentuk ornamentasi ( tanda hias ) berupa lambang S yang digambarkan melintang. Dengan cara memainkan nada setelah nada pokok dan memainkan nada sebelumnya pada notasi tertentu. Berikut ini contohmya,
2. Teknik Gregel
Teknik ini mirip dengan teknik mordent pada ilmu musik Barat. Mordent adalah salah satu bentuk ornamentasi yang digambarkan seperti huruf M. Cara memainkannya yaitu menambahkan nada setelahnya atau sebelumnya pada nada pokok. Terdapat dua jenis mordent yaitu upper dan lower mordent. Berikut ini contohnya,
3. Teknik Embat
Teknik ini mirip dengan teknik appogiatura pada ilmu musik Barat. Appogiatura merupakan bentuk ornamentasi yang dituliskan dalam notasi musik dengan ukuran yang lebih kecil atau setengah nada dari notasi pokok. Berikut ini contohnya,
4. Teknik Mbesut
Teknik ini mirip dengan teknik Glissando pada ilmu musik Barat. Glissando merupakan teknik permainan dengan cara “ menggelincirkan “ satu nada ke nada lain yang berjarak jauh secara berjenjang baik jenjang diatonik maupun jenjang kromatik. Berikut ini contohnya,
5. Teknik Acciacatura
Acciacatura adalah ornamen musik yang
dilambangkan dengan notasi musik berukuran kecil bercoret garis miring
disamping notasi pokok dan dimainkan hampir bersamaan dengan notasi pokok. Berikut
ini contohnya,
6. Trill
Trill merupakan nada yang dimainkan secara bergantian dengan nada terdekat di atasnya dan dimainkan dengan cepat. Ornamen ini dilambangkan dengan huruf “ tr. “ di atas notasi musik yang dimaksud. Berikut ini contohnya,
Sebagai informasi tambahan teknik permainan biola dalam musik keroncong juga masih tetap memerlukan teknik tangga nada yang stabil lho, berikut contoh cara melatihnya dan contoh lagu keroncong yang bisa kalian nikmati, semoga bermanfaat...
Video 1 : Teknik Permainan Biola Untuk Keroncong
Rabu, 01 September 2021
Cara Cepat Mengulik Lead atau Rhythm Gitar dan Struktur Pembentuk Tabulature Gitar
Minggu, 29 Agustus 2021
Konteks Sosial-Budaya Untuk Pembelajaran Musik di Kelas
Mengajar musik di sebuah kelas bukanlah hal yang mudah, ditambah sulitnya menilai musik secara obyektif. Musik seringkali dinilai secara subjektif, berdasarkan selera pendengarnya. Seorang guru musik wajib mempunyai sebuah rubrik dan objektif yang jelas untuk melakukan asesmen pada murid. Objektif yang jelas akan membuat pembelajaran lebih rapi dan terarah. Selain menilai, akan lebih baik jika seorang guru bisa memahami musik para siswanya. Memahami musik pada siswa bukan berarti hanya mengetahu instrumen apa yang dapat siswa mainkan, namun memahami musik yang seperti apa yang berkembang dalam diri siswa.
Konteks sosial-budaya dapat membantu seorang guru untuk memahami musik siswa. Konteks sosial-budaya dalam kelas merujuk pada norma-norma fisik dan sosial-budaya yang diamini oleh siswa, membentuk identitas siswa, dan membentuk fungsi dan arti musik bagi mereka. Konteks sosial-budaya ini selain dapat berupa norma, dapat juga berupa musik yang ada di lingkungan tumbuh siswa, dan musik yang sering siswa dengarkan. Faktor-faktor tersebut akan menentukan musik yang seperti apa yang berkembang pada siswa. Seorang anak yang tumbuh di lingkungan musik jazz, akan cenderung memiliki selera musik jazz. Bisa dibilang, musik jazz-lah yang berkembang dalam dirinya. Begitu juga seorang anak yang tumbuh di lingkungan musik tradisi, akan “memiliki” musik tradisi dalam dirinya. Untuk memahami hal ini, guru bisa memberikan kesempatan pada siswa untuk menjelajahi (explore) musik yang ada di lingkungannya sebelum menjadikannya sebuah tulisan. Tulisan tersebut yang akan membantu guru untuk mengetahu latar belakang musik siswanya. Selain itu, tugas semacam listening logs juga bisa membantu guru untuk memahami musik para siswanya.
Karakter musik pada siswa biasanya akan terpengaruh oleh latar belakang musik mereka. Oleh karena itu, penting bagi seorang guru untuk memahami konteks sosial-budaya dalam menilai karya musik siswa. Akan lebih baik jika penilaian tidak berdasarkan bagus atau tidaknya karya tersebut, namun lebih kepada tercapai atau tidaknya target yang diberikan pada siswa. Sebagai contoh, bila seorang guru memberikan tugas songwriting pada siswa, maka penilaian terhadap karya bukan bagus atau tidaknya lagu ciptaan siswa melainkan apakah siswa mencapai target yang diberikan. Target ini dapat dijabarkan menjadi poin-poin atau ceklis, misalnya:
• Siswa dapat menulis lirik lagu
• Siswa dapat menentukan bentuk lagu
• Siswa dapat membuat melodi dan progresi akor yang menunjang ide utama
Terdapat banyak hal yang perlu disiapkan dalam mengajar musik di kelas. Tujuan, standar, asesmen, bahkan definisi musik yang ingin diajarkan pada siswa. Namun jangan lupa, selain berbagai teori yang harus diajarkan, musik adalah bahasa dan ekspresi manusia.