Keroncong merupakan salah satu
jenis musik Indonesia yang telah lama eksis dan masih terus berkembang hingga
saat ini. Mulai dari bentuk keroncong asli hingga keroncong-millenial yang
digabungkan dengan musik – musik genre lainnya. Musik keroncong bermula dari
campuran musik diatonis Barat dengan musik gamelan Jawa. Istilah keroncong
sendiri diambil dari bunyi “... crong
crong crong ... “ pada alat musik ukulele yang dimainkan rasquardo ( jenis
teknik permainan ritme pada instrumen ritmis keroncong seperti cak dan cuk ). Perkembangan sejarah singkat keroncong diawali pada abad ke –
17, tepatnya pada tahun 1661 saat bangsa Portugis mulai tinggal daerah Kampung
Tugu di Batavia yang hingga saat ini masih menjadi bagian sejarah nusantara. Bangsa
portugis mempunyai sistem teknologi informasi yang canggih pada masanya untuk
turut berkontribusi dalam pembentukan budaya Indonesia. Selain itu portugis
juga mempengaruhi kesenian Indonesia, salah satunya yaitu musik.
Sehingga inilah yang menjadikan adanya perpaduan antara musik nusantara dengan musik barat salah satunya keberadaan instrumen biola dalam format musik keroncong. Pada umumnya biola memiliki fungsi mirip dengan instrumen flute. Mereka merupakan bagian dalam introduction musik keroncong dengan memainkan rangkaian nada pembuka sebuah karya musik keroncong yang disebut vorspiel/prospel/prelude yang tentunya akan dibahas lebih banyak di artikel selanjutnya ya... Teknik biola yang digunakan dalam musik keroncong diantaranya cengkok, gregel, embat, mbesut, acciacatura, trill. Berikut ini penjelasannya,
1. Teknik Cengkok
Teknik in merupakan teknik yang mirip dengan teknik gruppetto pada ilmu musik Barat. Gruppetto adalah salah satu bentuk ornamentasi ( tanda hias ) berupa lambang S yang digambarkan melintang. Dengan cara memainkan nada setelah nada pokok dan memainkan nada sebelumnya pada notasi tertentu. Berikut ini contohmya,
2. Teknik Gregel
Teknik ini mirip dengan teknik mordent pada ilmu musik Barat. Mordent adalah salah satu bentuk ornamentasi yang digambarkan seperti huruf M. Cara memainkannya yaitu menambahkan nada setelahnya atau sebelumnya pada nada pokok. Terdapat dua jenis mordent yaitu upper dan lower mordent. Berikut ini contohnya,
3. Teknik Embat
Teknik ini mirip dengan teknik appogiatura pada ilmu musik Barat. Appogiatura merupakan bentuk ornamentasi yang dituliskan dalam notasi musik dengan ukuran yang lebih kecil atau setengah nada dari notasi pokok. Berikut ini contohnya,
4. Teknik Mbesut
Teknik ini mirip dengan teknik Glissando pada ilmu musik Barat. Glissando merupakan teknik permainan dengan cara “ menggelincirkan “ satu nada ke nada lain yang berjarak jauh secara berjenjang baik jenjang diatonik maupun jenjang kromatik. Berikut ini contohnya,
5. Teknik Acciacatura
Acciacatura adalah ornamen musik yang
dilambangkan dengan notasi musik berukuran kecil bercoret garis miring
disamping notasi pokok dan dimainkan hampir bersamaan dengan notasi pokok. Berikut
ini contohnya,
6. Trill
Trill merupakan nada yang dimainkan secara bergantian dengan nada terdekat di atasnya dan dimainkan dengan cepat. Ornamen ini dilambangkan dengan huruf “ tr. “ di atas notasi musik yang dimaksud. Berikut ini contohnya,
Sebagai informasi tambahan teknik permainan biola dalam musik keroncong juga masih tetap memerlukan teknik tangga nada yang stabil lho, berikut contoh cara melatihnya dan contoh lagu keroncong yang bisa kalian nikmati, semoga bermanfaat...
Video 1 : Teknik Permainan Biola Untuk Keroncong
Daftar Pustaka :
Kurniasari, Vivien. “ Analisis
Teknik Permainan Biola Keroncong di Orkes Keroncong Flamboyant Yogyakarta.”
Skripsi: Institut Seni Indonesia – Yogyakarta, 2012.
Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.
Fikri, Mohammad Tsaqibul.i “ Konsep Prospel Dalam Keroncong.” Tesis. Institut Seni Indonesia – Surakarta, 2015.