Jumat, 23 September 2022
Selasa, 13 September 2022
Chorus dan Refrain, Struktur Lagu yang Sering Tertukar Bahkan Dianggap Sama!
Bukan hal yang terdengar asing lagi bagi kita dengan kata reff dan chorus, apalagi bagi kita yang memang berkecimpung di dunia musik. Lantas, apakah kamu sudah yakin pemahaman kamu terhadap reff dan chorus sudah benar? Kalau belum yakin, mari simak artikel ini untuk memahami apa itu reff dan chorus secara lebih mendalam.
Sabtu, 10 September 2022
Selasa, 06 September 2022
Kamis, 05 Mei 2022
Tips Rekaman Instrumen dengan Microphone, Dengar & Tentukan Sweet Spot
Halo musician, artikel kali ini akan membahas sebuah tips rekaman dengan menggunakan microphone. Baik dalam merekam instrumen atau vokal, microphone jelas masih dapat diandalkan walaupun saat ini banyak sekali instrumen yang dapat direkam secara direct. Kepuasan dari hasil rekaman membuat seorang produser musik mempertimbangkan perekaman dengan microphone walaupun terkadang harus merogoh kantong lebih. Namun penggunaan instrumen tidak semudah yang dibayangkan oleh seorang pemula. Banyak yang berpikir jika dengan microphone condenser instrumen yang direkam akan menjadi sangat baik, namun hasilnya ternyata duluar ekspektasi dan menyebabkan beberapa dari pemula menjadi putus asa. Tim Fisella akan memberikan tips rekaman yang penting buat kalian yang sedang memulai perekaman dengan microphone untuk memaksimalkan proses rekaman teman-teman sekalian.
Sabtu, 27 November 2021
Perpusnas Siap Memfasilitasi Royalti Karya Rekam Musisi?
Sumber : https://youtu.be/52vuDrxF3BI |
Para pencipta lagu atau musisi dapat menyimpan karya musik-nya di aplikasi perpusnas yaitu e-deposit. Hal ini sangat bermanfaat karena nantinya dapat menjadi arsip dan bukti karya luar biasa anak bangsa Indonesia. Genre yang diterima pun tidak dibatasi termasuk musik tradisional. Musisi dan para pencipta karya tidak hanya dapat menyimpan karyanya namun juga dapat dipromosikan dan perpusnas siap memfasilitasi terkait hak ekonomi atau royalti.
Dalam mengirimkan karya terdapat syarat-syarat tertentu. Terkait format pengiriman hanya diperbolehkan format PDF, JPG, TIFF, WAV, MP3, MP4. Karya elektronik yang diserahkan ini wajib kualitas terbaik dan tidak terdapat DRM (Digital Right Management). Terdapat 3 cara penyerahan karya elektronik, yang pertama adalah Single Deposit yaitu penerbit dan produsen karya rekam menyerahkan karya elektronik secara satu per satu saat menyerahkan karya elektronik. Yang kedua, Bulk Deposit yaitu penerbit dan produsen karya rekam menyerahkan karya elektronik secara banyak untuk satu kali penyerahan. Biasanya untuk banyak judul/file. Yang ketiga, FTPS (File Transfer Protocol Secure) yaitu karya ini dapat diserahkan dengan cara mengirim file karya elektronik langsung ke alamat server dengan alamat dan port oleh Perpustakaan Nasional RI.
Untuk mengirimkan karya ini dapat diserahkan melalui aplikasi e-deposit. Aplikasi e-deposit ini merupakan sistem atau aplikasi berbais web yang memang bertujuan untuk memfasilitasi kegiatan penghimpunan dan pengelolaan bahan perpustakaan digital. Tujuan aplikasi ini salah satunya ingin membangun sistem manajemen koleksi yang aman untuk keberlangsungan publikasi. Selain itu tujuan adanya aplikasi ini, adalah efisiensi kepada pihak penerbit agar dapat terintegerasi secara otomatis antara ISBN dan e-deposit.
Untuk mengirimkan karya ini dapat langsung mengakses pada link berikut. https://edeposit.perpusnas.go.id
Semoga dengan adanya UU Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (SSKCKR). Hak jaminan sosial ekonomi bagi para musisi menjadi lebih diperhatikan. Adanya e-deposit dari perpusnas, semoga bisa bermanfaat, dan memberdayakan khususnya bagi para musisi dan pencipta lagu.
Irene Puri Kumala, Mahasiswi Musik, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Jumat, 19 November 2021
AHLI BERMUSIK : BAKAT ATAU LATIHAN?
sumber : Instagram.com/isyanasarasvati |
Buku Ketika Mozart Kecil Memainkan Jemarinya karya It Pin Arifin, dapat dijadikan salah satu referensi untuk menjawab permasalahan ini.
Dalam buku ini dikemukakan bahwa seseorang dapat menjadi ahli dalam suatu bidang terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya. It Pin Arifin mengemukakan, seseorang dapat berkembang menjadi ahli dalam suatu bidang pengaruhnya bukan hanya karena bakat saja melainkan lingkungan dan deliberate practice.
sumber : https://www.goodreads.com/book/show/13253673-ketika-mozart-kecil-memainkan-jemarinya |
Menurut It Pin Arifin dalam buku Ketika Mozart Kecil Memainkan Jemarinya, “Latihan sampai mendalam dengan tujuan memperbaiki kekurangan terus-menerus sambil merengkuh kegagalan demi kegagalan, itulah Deliberate Practice”.
Singkatnya dalam hal ini, latihan sangatlah penting untuk tidak hanya memperhatikan dari segi kuantitas melainkan juga segi kualitas. Lingkungan yang mendukung sangatlah berpengaruh, karena Deliberate Practice membutuhkan motivasi yang kuat.
Penjelasan dalam buku ini sangat menarik dan layak untuk dijadikan referensi. Buku ini dapat membantu menjawab persoalan tentang bagaimana seseorang dapat menjadi ahli dalam bermusik. Bahkan tidak hanya untuk orang-orang yang ingin mengetahui ahli dalam bidang musik saja melainkan di bidang lainnya pun juga masih relevan.
Dalam Epilog buku tersebut Pin Arifin mengemukakan bahwa terdapat empat aspek dimensi yang menentukan seseorang menjadi ahli yaitu dimensi emosional, dimensi fisik, dimensi mental dan dimensi spiritual.
Dari penjelasan buku ini kita dapat belajar bahwa latihan, dan terus konsisten adalah kunci keberhasilan. Seringkali kita merasa tidak berbakat hanya karena ingin menjadikan suatu alasan untuk berhenti pada suatu proses yang dirasa tidak menyenangkan. Nyatanya, ketika ingin suatu hasil yang maksimal, butuh proses yang maksimal pula.
Bakat bukanlah satu-satunya penentu, jangan sampai hal ini menjadikan kita untuk berhenti dan menyerah akan suatu impian yang ingin kita gapai.
Sabtu, 13 November 2021
Latifah Kodijat, Pelopor Buku Tangga Nada Piano di Indonesia Tutup Usia
Sumber : Instagram.com/latifahkodijat |
Ibu Latifah Kodijat atau yang bernama lengkap Latifah Kodijat Marzoeki merupakan seorang pianis di Indonesia yang baru saja tutup usia. Pianis kelahiran 12 November 1928 ini, banyak memberikan kontribusi pada dunia musik klasik khususnya piano. Beliau bukan hanya seorang pianis, melainkan seorang pengajar serta pencipta buku pedagogi piano.
Latifah Kodijat telah menerbitkan banyak buku untuk membantu anak-anak dan pecinta musik dalam belajar piano. Salah satu buku-nya yang cukup terkenal adalah buku Tangga nada dan Trinada. Buku ini menjadi pegangan bagi seluruh guru dan standar pengajaran sekolah musik piano di Indonesia hingga saat ini. Dalam Instagram Latifah Kodijat yaitu @latifahkodijat, beliau menyantumkan link yang berisi website pribadi.
Pada bagian profil, dikatakan bahwa beliau memang jatuh cinta dengan musik klasik sejak remaja. Latifah telah mengenyam pendidikan musik di College Musical Belge dan Muziek Lyceum Amsterdam. Beliau pun memulai karir musik di Indonesia sebagai pengajar piano privat dan pedagogi piano di Sekolah Musik di Yayasan Pendidikan Musik atau YPM dan di Yayasan Musik Jakarta atau YMJ, kedua sekolah musik di Jakarta.
Selain terkait pendidikan musik, beliau menciptakan buku musik. Buku yang telah diterbitkan pun sudah ada enam buku, diantaranya buku Tangga nada dan trinada, Piano kawanku, Penuntun Pengajar Piano, Istilah-Istilah Musik, Kartu Kilat Musik dan Wolfgang Amaedus Mozart. Semua buku ini pun dijual dengan harga mulai dari Rp.40.000 hingga Rp. 80.000. Apabila tertarik dapat mengunjungi website https://latifahkodijat.wordpress.com/books/ atau dapat langsung menghubungi melalui kodijat.marzoeki@gmail.com
Sumber : Instagram.com/latifahkodijat |
" A good teacher never tells but asks questions;
A good teacher teaches the pupil to listen;
A good teacher teaches the pupil to sing;
A good teacher teaches the pupil about phrasing"
Selamat Jalan, Bu Latifah Kodijat. Terima Kasih atas kontribusimu akan pendidikan musik klasik, jasamu tak akan kami lupakan.
Senin, 11 Oktober 2021
C mayor, d minor; Akor atau Kunci?
Selain pertanyaan
“Pindah Nada Dasar, Modulasi atau Overtone?”, pertanyaan seperti “C mayor, d
minor itu istilahnya akor atau kunci, sih?”
juga sering didengar di tengah masyarakat. Ketika mengiringi suatu lagu,
beberapa orang akan menggunakan istilah akor, tapi ada juga yang menyebutnya
dengan istilah kunci. Yang benar yang mana, ya? Yuk, langsung aja kita bahas!
AKOR
Akor (chord) adalah susunan 3 nada atau lebih,
dengan aturan interval tertentu. Dalam akor mayor, nada yang digunakan adalah
nada pertama (root note), nada ketiga
(third note, interval M3 dari root note pada posisi dasar dan balikan
kedua, m6 pada balikan pertama), dan nada kelima (fifth note, interval P5 dari root
note pada posisi dasar atau P4 pada balikan pertama dan kedua). Dalam akor
minor, nada yang digunakan adalah nada pertama, nada ketiga yang di-mol/flat (interval m3 dari root pada posisi dasar dan balikan kedua,
M6 pada balikan pertama), dan nada kelima (interval P5 dari root note pada posisi dasar, interval P4
pada balikan pertama dan kedua. Untuk lebih jelasnya, yuk lihat gambar berikut!
Dalam musik, istilah “kunci”
merujuk pada clef yang terdapat pada bagian depan staff, yang menentukan wilayah nada pada staff tersebut. Kunci atau clef diantaranya kunci G (treble
clef), kunci F (bass clef), dan
kunci C (C clef). Nah, pada kunci C
sendiri terdapat beberapa macamnya. Agar lebih jelas, teman-teman bisa cermati
gambar berikut.
Dari penjelasan diatas,
sudah bisa disimpulkan bahwa jawaban yang tepat untuk pertanyaan
diatas adalah “akor” ya, teman-teman. Akor digunakan untuk mengiringi sebuah
lagu, agar harmoninya lebih bervariasi. Jika teman-teman ingin memproduksi
sebuah lagu, Fisella Music akan
membantu teman-teman dengan berbagai jenis layanan, diantaranya Original Music Production, Corporation Music Production | Jingle & March, dan Song Cover Production
Referensi: musicca.com
Sumber
foto: unsplash.com,
Sabtu, 09 Oktober 2021
Estetika Musik dalam Perspektif Barat dan non-Barat
Artikel ini adalah sebuah ulasan terhadap webinar Musik, Seni, dan Estetika oleh Prof. Dr. Triyono Bramantyo, M.Ed. yang diselenggarakan oleh Program Studi Musik ISI Yogyakarta.
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa estetika musik merupakan sebuah perspektif untuk memandang dan menilai musik, maka keberadaan estetika musik ini menjadi pembahasan para cendekiawan musik tak terkecuali musisi akademis ISI Yogyakarta, mulai dari level mahasiswa hingga pengajar. Karena estetika musik dianggap penting, maka mata kuliah Estetika Musik mencoba menghadirkan seseorang yang berkompeten untuk berbicara perihal ini. Beliau adalah Prof. Dr. Triyono Bramantyo, M.Ed., guru besar ISI Yogyakarta yang berlatarbelakang musik dan berkedudukan di Program Studi Pendidikan Musik ISI Yogyakarta. Pemikirannya sebagai musikolog akademis pastinya tidak perlu diragukan lagu, baik dalam ranah akademis maupun non-akademis.