Daya Tarik Bahasa Tubuh, Hingga Istilah "Conducterless" - BLOG.FISELLA®

Rabu, 11 Agustus 2021

Daya Tarik Bahasa Tubuh, Hingga Istilah "Conducterless"

                               Daya Tarik Bahasa Tubuh, Hingga Istilah " Conductorless " - Gita Seisoria - Blog Fisella

Saat berkomunikasi dengan orang baru, kira-kira apa sih hal pertama yang membuat kalian nyaman ngobrol dengan seseorang?, latar belakang keluarganya?, pekerjaannya?, atau bahasa tubuhnya?. Beberapa orang ada yang langsung tertarik hanya dengan senyumnya, cara dia merespon cerita orang lain, atau mungkin tatapannya. Tidak masalah jika kalian menilai seseorang dari apa yang nampak terlebih dahulu. Karena memang visual atau indra penglihatan adalah hal yang paling ketara dan paling cepat membentuk sebuah persepsi pribadi yang didukung dengan indra pendengaran.

Pemandangan yang serupa juga terjadi saat kita melihat sebuah pertunjukan musik. Selain penataan panggung dan suara yang ditata sedemikian rupa agar menyuguhkan estetika pertunjukan, keterlibatan bahasa tubuh para pemain saat membawakan repertoar merupakan komponen yang tak kalah penting. Jika teman-teman pernah menonton musik dalam format grup ansambel, orkes atau chamber, coba perhatikan gerakan tubuh para pemainnya. Kebanyakan dari mereka menggerakan tubuh dengan kompak. Beberapa pemain sesekali juga tersenyum atau menggerakkan alis mereka loh. Berikut ini adalah contoh penampilan Netherlands Chamber Orchestra yang membawakan repertoar karya Dvorak, Serenade for Strings in E Major, Op. 22, B.52

Gerakan tubuh / bahasa tubuh ini bahkan seolah-olah mampu “ menghipnotis” para audiens. Seperti contohnya audiens ikut tersenyum, menggerakkan telunjuk atau mengetuk pelan telapak kaki mereka. Dengan begitu musik berhasil tersampaikan ke audiens dan tidak hanya berkomunikasi di atas panggung antar pemain. Selain itu, gerakan tubuh para pemain ini juga berfungsi menjadi cue seperti saat akan memulai repertoar, mengontrol tempo serta memasuki frasa sebuah bagian. Karena itu diperlukan adanya satu orang utama yang mampu memimpin jalannya sebuah pertunjukkan.

Pernah mendengar istilah “conductorless”?Conductor sendiri merupakan orang yang mengontrol jalannya sebuah pertunjukkan musik melalui gestur tubuh. Namun, terdapat beberapa karya yang memang sengaja tidak menggunakan konduktor dalam pertunjukannya. Inilah yang disebut dengan “Conductorless”. Pertunjukan musik mampu berjalan “sendiri” dengan concertmaster sebagai leadernyaJika ingin lebih tahu tentang siapa itu  concertmaster bisa mampir dulu ke artikel The Leader : " Siapakah Itu Pemimpin Orkes? " ya...

Sejarah singkat istilah “Conductorless”

Dirangkum dari jurnal Shira Katsman ”The Conductorless String Orchestra” fenomena pemain tanpa konduktor ini bukanlah hal yang baru. Memang istilah ini bukanlah kata baku dalam kamus. Namun, konsep musik ini sudah lama ada sejak periode barok dengan CM atau pemain organ sebagai leader. Di tahun 1922 saat Bolshoi Theater, Rusia mengalami krisis keuangan, mereka terpaksa mengurangi para pemain orkes dan membentuk format orkes baru yaitu Persimfans conductorless orchestra. Sehingga semenjak mereka tidak memiliki konduktor, seluruh pemain orkes harus mempelajari full score repertoar. Tidak lama setelah Rusia dengan Persimfans Orchestranya, fenomena serupa juga dialami oleh American Symphonic Ensemble yang mengalami keterbatasan soal keuangan dan mengubah namanya menjadi Conductorless Symphony Orchestra. Hal ini membuktikan bahwa musik juga memerlukan adanya kerjasama serta kolaborasi tim yang kompak sehingga mampu menghasilkan musik yang berkesan.

Dengan ada atau tidaknya seorang konduktor, gerak tubuh merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam sebuah pertunjukan. Gerakan yang diharapkan tidak kaku seperti robot atau bahkan berlebihan melainkan terkontrol. Karena gerak tubuh sendiri mampu mempengaruhi permainan musik kita. Maka dari itu buatlah tubuhmu turut menikmati musik yang kamu mainkan dan dengarkan. Sebab, “ Musik akan ikut terus bertumbuh dan berubah sampai kita bisa menemukan suara musik yang lebih menarik “ – Lacourse (bu.edu).

“ Do not attempt to eliminate motion, but try to control it” Brian Lewis ( thestrad.com )

Picture by The Wooden Man Figurein On A Blue Wall (freepik.com) 

Baca Juga

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda