Musik Memengaruhi Emosi: Bagaimana Prosesnya?
Apakah kalian pernah datang ke sebuah konser musik lalu terkagum dengan karya yang dimainkan? Atau mungkin kalian punya lagu favorit yang sering kalian dengar karena menimbulkan emosi tertentu? Saya sendiri sangat menyukai karya Rachmaninoff, Symphony No.2: III. Adagio. Seingat saya, ketika mendengar karya tersebut banyak kejutan dari segi melodi dan harmoni yang membuat saya jatuh cinta pada karya ini. Setiap kali mendengar karya ini, saya merasa tenang dan sedikit bahagia. Saya menyimpulkan bahwa karya ini mempengaruhi emosi saya. Pengaruh musik terhadap emosi ternyata sudah menjadi topik penelitan bertahun-tahun lalu. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa musik memang bisa mempengaruhi emosi dan ini yang bikin pendengar bisa menentukan suka atau tidak suka dengan musik yang didengarkan.
Salah satu penelitian yang menjelaskan bagaimana musik mempengaruhi emosi ditulis oleh Juslin dan Västfjäll dalam jurnalnya yang berjudul Emotional Responses To Music: The Need to Consider Underlying Mechanisms pada tahun 2008, dua peneliti ini menjelaskan mekanisme psikologis yang terlibat dalam proses bagaimana musik mempengaruhi emosi. Mekanisme psikologis ini terdiri dari enam komponen yakni (1) refleks batang otak, (2) pengkondisian evaluatif, (3) penularan emosional, (4) perumpamaan visual, (5) ingatan episodik, dan (6) ekspektasi musikal. Nah untuk memahami ini, silakan membaca perumpamaan berikut ini.
Suatu kali, Mawar datang ke sebuah konser. Ketika konser dimulai, lagu pertama diawali dengan progresi akor yang belum pernah Mawar dengar sehingga ia merasa sangat tertarik dengan musik tersebut dan membuat jantungnya berdetak lebih cepat (refleks batang otak). Ketika musisi mencapai bagian verse, Mawar merasa senang tanpa alasan apapun (pengkondisian evaluatif). Di tengah-tengah lagu, suasana musik berubah menjadi lebih tenang, piano memainkan melodi yang sedih sehingga Mawar ikut merasakan kesedihan yang diekspresikan dalam lagu (penularan emosional). Karena lagu yang dimainkan merupakan lagu favorit Mawar maka ia sudah familiar dengan melodi tersebut. Melodi ini membawa Mawar pada ingatan tentang masa lalu dimana ia mendengar melodi yang sama (ingatan episodik). Ketika melodi tersebut ditambahkan dengan alunan musik, hal ini membawa Mawar untuk berimajinasi dan memunculkan gambaran visual (perumpamaan visual). Selanjutnya lagu tersebut dimainkan namun dengan aransemen ending yang berbeda sehingga Mawar merasa sedikit terkejut namun terkagum (ekspektasi musikal dan penilaian kognitif).
Dari teori ini, kita bisa mengetahui bahwa banyak proses yang terjadi ketika mendengar musik. Mendengar musik bukanlah kegiatan pasif. Selain banyak proses yang terjadi, ada juga banyak faktor yang mempengaruhi bagaimana seseorang mengolah musik yang didengarkan. Faktor-faktor ini mungkin akan saya bahas di artikel selanjutnya.
Seperti mendengar musik, bermain alat musik juga merupakan kegiatan aktif dimana banyak hal dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Bisa dibilang, bermain musik adalah salah satu kegiatan paling merepotkan karena melibatkan motorik, sensorik, kognitif sekaligus. Apalagi pemain musik juga harus memiliki kemampuan interpretasi yang tidak lepas dari emosi manusia. Nah untuk melatih hal ini akan lebih mudah jika didampingi oleh mentor yang sudah profesional. Oleh karena itu, kalau kalian ingin tahu lebih banyak tentang musik atau ingin belajar bermain musik segera bergabung di Fisella Music Course. Disini kalian akan dibimbing oleh mentor berkualitas sampai jadi mahir. Yuk gabung sekarang!