Berbicara
soal nada, tidak lepas kaitannya dengan pitch.
Apa itu pitch? Pitch adalah kualitas suara yang diatur dengan jumlah getaran, yang
menghasilkan efek tinggi dan rendahnya suatu nada. Sebagai contoh, nada A
memiliki 440 Hz, yang berarti dibutuhkan 440 getaran per detiknya untuk
menghasilkan nada A. Jika kita menambah getarannya menjadi 493.883 Hz, maka
nada yang dihasilkan naik menjadi nada B. Sebagai seorang musisi, wajib bagi
kita untuk menguasai kepekaan nada (pitch
perception). Ada 3 kategori penguasaan kepekaan nada, yaitu sebagai
berikut.
PERFECT PITCH
Perfect
pitch (atau absolute pitch)
adalah kemampuan seseorang yang bisa mengidentifikasi dan menyanyikan suatu
atau beberapa not dengan tepat, tanpa diberikan
referensi not sebelumnya. Sebagai
contoh, ketika seseorang diminta untuk menyanyikan nada C secara spontan, maka
orang tersebut mampu menyanyikannya dengan tepat. Orang dengan kemampuan ini
jarang ditemukan, dan dapat dikatakan bahwa kemampuan ini adalah suatu gift.
Tidak semua orang dikaruniai perfect
pitch, tapi kamu bisa melatih diri untuk mengenali dan mengidentifikasi
suatu not secara lebih akurat. Beberapa kategori yang mengindikasikan seseorang
memiliki kemampuan perfect pitch adalah
sebagai berikut.
- Mendengar lalu langsung mengenali not tanpa diberi referensi not sebelumnya, sekalipun suara yang dihasilkan dari objek-objek non instrumen (suara klakson mobil, bunyi bell rumah, dsb).
- Dapat menyanyikan suatu not/lagu dengan pitch yang tepat, tanpa diberi referensi not sebelumnya.
- Dapat secara langsung mengetahui nada dasar dari suatu lagu dengan tepat.
- Dapat menyebutkan satu persatu nama dari beberapa not yang dibunyikan serentak.
Kelebihan memiliki perfect pitch adalah mampu
mengidentifikasi not dengan lebih mudah dan cepat, tanpa bantuan alat atau instrumen
sekalipun. Hal ini akan mempermudah proses berlatih, mengetahui suatu lagu
dimainkan dalam nada yang benar atau tidak, dan membantu ketika melaraskan nada
di instrumen. Di sisi lain, seorang perfect
pitch akan sangat mudah terganggu kenyamanannya dengan musik yang tidak dimainkan dalam pitch yang seharusnya.
Sebuah
studi tahun 2021 “Absolute pitch: an
approach for identification of genetic and nongenetic components”
menyebutkan, hasil penelitian terhadap 16 dari 20 orang perfect pitch yang berusia 45 tahun keatas akan mengalami penurunan
kemampuan perfect pitch mereka,
dimana not akan bergeser semi-tone atau
bahkan lebih (disebut pitch shift). Seorang
peneliti bernama David Huron mengadakan penelitian untuk mencari tahu, apakah
ada seorang perfect pitch berusia 60
tahun keatas yang tidak mengalami pitch
shift, dan ternyata hasilnya nihil. Akan tetapi, studi lain pada tahun 2016
“Effects of aging on the absolute pitch
judgment and frequency following responses of electroencephalograms” menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara pitch shift dengan mechanical hearing loss yang kerap terjadi akibat faktor penambahan
usia.
QUASI-ABSOLUTE PITCH
Berbeda
dari perfect pitch yang mampu
mengidentifikasi suatu not secara langsung, quasi-absolute
pitch dilakukan dengan cara mengingat satu atau beberapa not sebagai
patokan. Quasi-absolute pitch dapat dilakukan
oleh setiap orang. Ada 2 cara quasi-abolute
pitch bekerja, yaitu sebagai berikut.
- True pitch/instrument-specific absolute pitch, dimana seseorang familiar dengan timbre nada dari instrumen tertentu dan menggunakannya sebagai patokan. Contohnya, clarinet yang memiliki tone color yang berbeda pada tiap nadanya, sehingga klarinetis akan lebih mudah mengingat nada untuk menjadikannya patokan.
- Heightened tonal memory (HTM), keadaan disaat kita sangat sering mendengar suatu lagu dan secara tidak langsung kita hafal nada dasarnya dengan tepat, lalu menggunakannya sebagai patokan. Sebagai contoh, kita menggunakan lagu Ardhito Pramono “Fine Today” untuk mengingat nada C, lagu The Beatles “Hey Jude” untuk mengingat nada E, dan seterusnya. Peristiwa ini disebut Levitin Effect.
RELATIVE PITCH
Relative pitch adalah kategori terakhir, dimana seseorang mampu mengidentifikasi not dengan tepat setelah diberi referensi not sebelumnya. Dengan satu referensi not saja, seorang relative pitch mampu mengidentifikasi not lain, interval, progresi akor, dan relasinya. Sebagai contoh, setelah seorang relative pitch diberi nada C sebagai referensi, maka ia mampu mencari dan menyanyikan nada F dengan tepat. Jika diperdengarkan progresi akor secara langsung, mereka mungkin tidak mampu menyebutkan nama setiap not dengan benar, tetapi mereka dapat menyebutkan progresinya (contohnya progresi I-V-vi-IV-I). Akan tetapi, jika seorang relative pitch terlebih dahulu diperdengarkan nada C sebagai referensi notnya, mereka mampu mencari dan mengidentifikasi anggota not dari akor. Ada beberapa cara untuk melatih relative pitch, yaitu sebagai berikut.
- Menyanyikan tangga nada secara berurutan dan kemudian diacak.
- Membunyikan
satu not referensi di instrumen, lalu menyanyikan nada lain dengan interval satu, dua, tiga,
dan seterusnya.
- Menyanyikan
not-not yang merupakan anggota dari suatu akor (broken chord).
- Mengingat
nada dasar dari suatu lagu yang sering dinyanyikan dan menjadikannya patokan
untuk menemukan not lain (menggunakan cara kerja quasi-absolute pitch lalu menerapkannya ke dalam relative pitch).