KJ No.3 “Kami Puji Dengan Riang” adalah lagu yang berasal dari seorang yang sudah mengalami tuli total?? - BLOG.FISELLA®

Rabu, 04 Agustus 2021

KJ No.3 “Kami Puji Dengan Riang” adalah lagu yang berasal dari seorang yang sudah mengalami tuli total??

Ludwig van Beethoven adalah seorang componis klasik dari Jerman, Baptis 17 Desember 1770 di Bonn dan Wafat 26 Maret 1827 di Winna. Ia dikenal sebagai salah satu komponis terbesar dan tokohterpenting pada masa peralihan Zaman Klasik ke Zaman Romantik. Tiga karya terkenalnya dari sekian banyak karya yang ia buat, yaitu Simfoni no.5, Simfoni no.9 dan lagu piano yaitu Fur Elise yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat awam jika mendengar musik klasik.

Simfoni no.9 in D Minor menjadi cikal bakal munculnya lagu “Kami Puji Dengan Riang” yang sangat populer dikalangan umat Kristiani dimana lagu ini termuat dalam buku nyanyian Kristen Kidung Jemaat nomor 3. Pada saat karya itu selesai digubah, Beethoven sudah dalam keadaaan tuli sepenuhnya. Hilangnya pendengaran mulai ia sadari pada tahun 1801 akibat penyakitnya otosklerosis dan terus memburuk secara signifikan, tetapi ia terus menulis lagu dan melakukan performance hingga pendengarannya tidak lagi berfungsi.

Simfoni ini adalah simfoni terakhir Beethoven berdurasi 75 menit yang di dalamnya terdapat bagian “An die Freude” ( bahasa Inggris: Ode to Joy) selesai digubah pada tahun 1824.

Simponi ini memiliki 4 gerakan yaitu :

  • Allegro ma non troppo,un poco maestoso
  •  Molto Vivace
  • Adagio molto e cantabile
  • Presto/resitatif (Ode to Joy)

Kata-kata atau lirik yang di nyanyikan para solis dan paduan suara pada gerakan terakhir ini berasal dari puisi seorang penulis Jerman, Friedrich Schiller pada tahun 1785 dan digubah oleh Beethoven pada tahun 1803. Karya ini merupakan contoh pertama dari seorang komponis besar dimana menggunakan suara manusia pada tingkat yang sama dengan instrumen-instrumen dalam sebuah simfoni. Kidung “Kami Puji Dengan Riang” adalah adaptasi lagu yang menggunakan nada Simponi no.9 pada gerakan terakhir (Ode to Joy).

Syair pertama kidung ini ditulis oleh Henry Van Dyke pada tahun 1907 yang pernah menjabat sebagai Pendeta Gereja Presbiterian AS, Pendeta angkatan laut dalam perang dunia I, seorangt Guru Besar Kesusasteraan di Universitas Princeton dan Duta Besar di Belanda serta Lexemburg pada pemerintahan Presiden Wilson. Inspirasi syair tersebut ia dapat saat memandang keindahan pegunungan Berkshire di Massachusetts dan menghasilkan Joyful, Joyful, We Adore Thee. Kemudian syair ini diperkenalkan dan dipopulerkan di Indonesia oleh para Zending Belanda.

Syair ini di gubah oleh Epaphroditus Lawrence Pohan, salah seorang pendiri  Yayasan Musik Gereja (YAMUGER) pada tahun 1978 yang kemudian kita kenal dengan lagu “Kami Puji Dengan Riang”.

  • Kami puji dengan riang Dikau, Allah yang besar, bagai bunga terima siang, hati kami pun mekar. K Kabut dosa dan derita, kebimbangan, t’lah lenyap. Sumber suka yang abadi, b’ri sinarMu menyerap
  • Kau memberi, Kau mengampuni, kau limpahkan rahmat Mu, sumber air hidup ria, lautan kasih dan restu, yang mau hidup dalam kasih Kau jadikan milikMu, agar kami menyayangi, meneladan kasihMu
  • Semuanya yang Kaucipta memantulkan sinarMu. Para malak, tata surya menaikan puji bagiMu. Padang, hutan dan samud’ra, bukit, gunung dan lembah, margasatwa bergembira, ‘ngajak kami pun serta.
  • Mari kita pun memuji dengan suara mergegap, menyanyikan kuasa kasih yang teguh serta tetap. Kita maju dan bernyanyi, jaya walau diserang, ikut mengagungkan kasih dalam lagu pemenang.

Sebuah Mahakarya yang tidak pernah didengar sendiri oleh Beethoven, tetapi kemudian di ijinkan Tuhan untuk menjadi berkat buat banyak orang.

Sumber gambar : Idntimes | Editor : Peter de Vries




Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda