BLOG.FISELLA®

Selasa, 13 September 2022

Chorus dan Refrain, Struktur Lagu yang Sering Tertukar Bahkan Dianggap Sama!

Chorus dan Refrain, Struktur Lagu yang Sering Tertukar Bahkan Dianggap Sama!

Bukan hal yang terdengar asing lagi bagi kita dengan kata reff dan chorus, apalagi bagi kita yang memang berkecimpung di dunia musik. Lantas, apakah kamu sudah yakin pemahaman kamu terhadap reff dan chorus sudah benar? Kalau belum yakin, mari simak artikel ini untuk memahami apa itu reff dan chorus secara lebih mendalam.

Sabtu, 10 September 2022

Selasa, 06 September 2022

Kamis, 05 Mei 2022

Tips Rekaman Instrumen dengan Microphone, Dengar & Tentukan Sweet Spot

  

fisella music production fl studio course kursus fl studio kursus micing mastering les fl studio les micing mastering les music production kursus music production

Halo musician, artikel kali ini akan membahas sebuah tips rekaman dengan menggunakan microphone. Baik dalam merekam instrumen atau vokal, microphone jelas masih dapat diandalkan walaupun saat ini banyak sekali instrumen yang dapat direkam secara direct. Kepuasan dari hasil rekaman membuat seorang produser musik mempertimbangkan perekaman dengan microphone walaupun terkadang harus merogoh kantong lebih. Namun penggunaan instrumen tidak semudah yang dibayangkan oleh seorang pemula. Banyak yang berpikir jika dengan microphone condenser instrumen yang direkam akan menjadi sangat baik, namun hasilnya ternyata duluar ekspektasi dan menyebabkan beberapa dari pemula menjadi putus asa. Tim Fisella akan memberikan tips rekaman yang penting buat kalian yang sedang memulai perekaman dengan microphone untuk memaksimalkan proses rekaman teman-teman sekalian.

Sabtu, 27 November 2021

Perpusnas Siap Memfasilitasi Royalti Karya Rekam Musisi?

 

Sumber : https://youtu.be/52vuDrxF3BI

Perpusnas atau Perpustakaan Nasional kini tak hanya dapat menyimpan karya buku saja. Saat ini serial seperti majalah atau koran, film, peta, bahkan karya musik dan partitur dapat diserah simpan di perpusnas. Perpusnas mendapat amanat yang tertera pada Undang-undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (SSKCKR).

Para pencipta lagu atau musisi dapat menyimpan karya musik-nya di aplikasi perpusnas yaitu e-deposit. Hal ini sangat bermanfaat karena nantinya dapat menjadi arsip dan bukti karya luar biasa anak bangsa Indonesia. Genre yang diterima pun tidak dibatasi termasuk musik tradisional. Musisi dan para pencipta karya tidak hanya dapat menyimpan karyanya namun juga dapat dipromosikan dan perpusnas siap memfasilitasi terkait hak ekonomi atau royalti.

Dalam mengirimkan karya terdapat syarat-syarat tertentu. Terkait format pengiriman hanya diperbolehkan format PDF, JPG, TIFF, WAV, MP3, MP4. Karya elektronik yang diserahkan ini wajib kualitas terbaik dan tidak terdapat DRM (Digital Right Management). Terdapat 3 cara penyerahan karya elektronik, yang pertama adalah Single Deposit yaitu penerbit dan produsen karya rekam menyerahkan karya elektronik secara satu per satu saat menyerahkan karya elektronik. Yang kedua, Bulk Deposit yaitu penerbit dan produsen karya rekam menyerahkan karya elektronik secara banyak untuk satu kali penyerahan. Biasanya untuk banyak judul/file. Yang ketiga, FTPS (File Transfer Protocol Secure) yaitu karya ini dapat diserahkan dengan cara mengirim file karya elektronik langsung ke alamat server dengan alamat dan port oleh Perpustakaan Nasional RI.

Untuk mengirimkan karya ini dapat diserahkan melalui aplikasi e-deposit. Aplikasi e-deposit ini merupakan sistem atau aplikasi berbais web yang memang bertujuan untuk memfasilitasi kegiatan penghimpunan dan pengelolaan bahan perpustakaan digital. Tujuan aplikasi ini salah satunya ingin membangun sistem manajemen koleksi yang aman untuk keberlangsungan publikasi. Selain itu tujuan adanya aplikasi ini, adalah efisiensi kepada pihak penerbit agar dapat terintegerasi secara otomatis antara ISBN dan e-deposit.

 Berikut tutorial untuk mengakses aplikasi e-deposit.

Untuk mengirimkan karya ini dapat langsung mengakses pada link berikut. https://edeposit.perpusnas.go.id

Semoga dengan adanya UU Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (SSKCKR). Hak jaminan sosial ekonomi bagi para musisi menjadi lebih diperhatikan. Adanya e-deposit dari perpusnas, semoga bisa bermanfaat, dan memberdayakan khususnya bagi para musisi dan pencipta lagu.



Irene Puri Kumala, Mahasiswi Musik, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Jumat, 19 November 2021

AHLI BERMUSIK : BAKAT ATAU LATIHAN?

sumber : Instagram.com/isyanasarasvati
Sebagai seseorang yang memutuskan untuk belajar musik secara akademik, ternyata belajar musik bukanlah hal yang mudah. Musik yang kelihatannya keren, seperti orkestra, atau permainan instrumen piano solo yang hebat, ternyata banyak aspek di baliknya yang layak untuk diperhatikan. Namun, mayoritas masyarakat Indonesia masih banyak yang berpandangan bahwa seseorang piawai bermain musik atau berhasil di suatu bidang itu ditentukan karena faktor bakat saja.

Lantas terkait hal ini, apakah benar-benar hanya karena bakat saja seseorang dapat piawai dalam bermusik?

Buku Ketika Mozart Kecil Memainkan Jemarinya karya It Pin Arifin, dapat dijadikan salah satu referensi untuk menjawab permasalahan ini. 

Dalam buku ini dikemukakan bahwa seseorang dapat menjadi ahli dalam suatu bidang terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya. It Pin Arifin mengemukakan, seseorang dapat berkembang menjadi ahli dalam suatu bidang pengaruhnya bukan hanya karena bakat saja melainkan lingkungan dan deliberate practice.
 
Apa itu Deliberate Practice?
sumber : https://www.goodreads.com/book/show/13253673-ketika-mozart-kecil-memainkan-jemarinya

Menurut It Pin Arifin dalam buku Ketika Mozart Kecil Memainkan Jemarinya, “Latihan sampai mendalam dengan tujuan memperbaiki kekurangan terus-menerus sambil merengkuh kegagalan demi kegagalan, itulah Deliberate Practice”. 

Singkatnya dalam hal ini, latihan sangatlah penting untuk tidak hanya memperhatikan dari segi kuantitas melainkan juga segi kualitas. Lingkungan yang mendukung sangatlah berpengaruh, karena Deliberate Practice membutuhkan motivasi yang kuat.

Tak hanya terkait itu, dalam buku ini disampaikan pula tentang mitos Gen dan IQ yang mana turut memberikan sudut pandang baru. Selain itu, buku ini juga menyampaikan tentang kehebatan otak manusia, bagaimana aspek grit berpengaruh yaitu suatu motivasi yang tinggi dan terfokus, tentang growth mindset yaitu pola pikir bahwa seseorang dapat berkembang, serta motivasi intrinsik yaitu suatu motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri.

Penjelasan dalam buku ini sangat menarik dan layak untuk dijadikan referensi. Buku ini dapat membantu menjawab persoalan tentang bagaimana seseorang dapat menjadi ahli dalam bermusik. Bahkan tidak hanya untuk orang-orang yang ingin mengetahui ahli dalam bidang musik saja melainkan di bidang lainnya pun juga masih relevan.

Melalui buku ini pula dapat diketahui bahwa bakat bukan satu-satunya penentu seseorang dapat menjadi ahli.

Dalam Epilog buku tersebut Pin Arifin mengemukakan bahwa terdapat empat aspek dimensi yang menentukan seseorang menjadi ahli yaitu dimensi emosional, dimensi fisik, dimensi mental dan dimensi spiritual.
Untuk fondasi dasar, dimensi emosional harus diperhatikan, dimensi ini berfungsi sebagai penopang dan pendorong untuk dimensi fisik yaitu berkaitan dengan latihan kualitas dan kuantitas yang baik dan benar, serta hal ini pula berkaitan dengan dimensi mental yaitu bagaimana ketangguhan untuk sanggup menjalani proses latihan dan pembelajaran yang tidak mudah. 
Lalu, dimensi terakhir yang membuat seseorang bersemangat memulai setiap hari dan merasakan makna dari ketiga fondasi sebelumnya tersebut adalah dimensi spiritual, dimensi ini mengenai harapan dan inspirasi yang membuat seseorang berani meraih impian lebih tinggi, meski dalam situasi kelam sekalipun.

Dari penjelasan buku ini kita dapat belajar bahwa latihan, dan terus konsisten adalah kunci keberhasilan. Seringkali kita merasa tidak berbakat hanya karena ingin menjadikan suatu alasan untuk berhenti pada suatu proses yang dirasa tidak menyenangkan. Nyatanya, ketika ingin suatu hasil yang maksimal, butuh proses yang maksimal pula.

Seorang performer musik yang sangat piawai memainkan instrumennya, pastinya tidak semudah itu dalam mencapai keahliannya. Butuh pemahaman latihan yang benar, jam terbang yang tinggi, guru hebat dibaliknya serta motivasi yang kuat di dalam dirinya.

Bakat bukanlah satu-satunya penentu, jangan sampai hal ini menjadikan kita untuk berhenti dan menyerah akan suatu impian yang ingin kita gapai.


Irene Puri Kumala, Mahasiswi Program Studi Musik, Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Sabtu, 13 November 2021

Latifah Kodijat, Pelopor Buku Tangga Nada Piano di Indonesia Tutup Usia


Sumber : Instagram.com/latifahkodijat
                                      
Kamis, 11 November 2021, tepatnya pada tiga hari yang lalu pada pukul 19.47 WIB, para musisi musik klasik di Indonesia tak henti-hentinya membagikan kabar duka melalui sosial media Instagram, tak terkecuali Ananda Sukarlan (Pianis dan komposer piano di Indonesia).

Ibu Latifah Kodijat atau yang bernama lengkap Latifah Kodijat Marzoeki merupakan seorang pianis di Indonesia yang baru saja tutup usia. Pianis kelahiran 12 November 1928 ini, banyak memberikan kontribusi pada dunia musik klasik khususnya piano. Beliau bukan hanya seorang pianis, melainkan seorang pengajar serta pencipta buku pedagogi piano.

Latifah Kodijat telah menerbitkan banyak buku untuk membantu anak-anak dan pecinta musik dalam belajar piano. Salah satu buku-nya yang cukup terkenal adalah buku Tangga nada dan Trinada. Buku ini menjadi pegangan bagi seluruh guru dan standar pengajaran sekolah musik piano di Indonesia hingga saat ini. Dalam Instagram Latifah Kodijat yaitu @latifahkodijat, beliau menyantumkan link yang berisi website pribadi.


Pada bagian profil, dikatakan bahwa beliau memang jatuh cinta dengan musik klasik sejak remaja. Latifah telah mengenyam pendidikan musik di College Musical Belge dan Muziek Lyceum Amsterdam. Beliau pun memulai karir musik di Indonesia sebagai pengajar piano privat dan pedagogi piano di Sekolah Musik di Yayasan Pendidikan Musik atau YPM dan di Yayasan Musik Jakarta atau YMJ, kedua sekolah musik di Jakarta.

Selain terkait pendidikan musik, beliau menciptakan buku musik. Buku yang telah diterbitkan pun sudah ada enam buku, diantaranya buku Tangga nada dan trinada, Piano kawanku, Penuntun Pengajar Piano, Istilah-Istilah Musik, Kartu Kilat Musik dan Wolfgang Amaedus Mozart. Semua buku ini pun dijual dengan harga mulai dari Rp.40.000 hingga Rp. 80.000. Apabila tertarik dapat mengunjungi website https://latifahkodijat.wordpress.com/books/ atau dapat langsung menghubungi melalui kodijat.marzoeki@gmail.com

 Sumber : Instagram.com/latifahkodijat

Pada salah satu postingan di Instagram, dalam hal mengajar Ibu Latifah memiliki beberapa nasihat yang tercantum pada caption instagram miliknya :

A good teacher never tells but asks questions;
A good teacher teaches the pupil to listen;
A good teacher teaches the pupil to sing;
A good teacher teaches the pupil about phrasing"

Latifah Kodijat memang sosok yang patut untuk diteladani. Komitmen beliau untuk memajukan pendidikan musik di Indonesia khususnya piano tidak sia-sia. Berkat-nya seluruh pengajar dan sekolah musik di Indonesia dimudahkan atas adanya buku Tangga Nada dan Trinada yang hingga saat ini menjadi acuan. Tak jarang beliau menjadi sosok yang dihormati oleh para pengajar dan musisi klasik tanah air karena jasa-nya akan pendidikan musik.

Selamat Jalan, Bu Latifah Kodijat. Terima Kasih atas kontribusimu akan pendidikan musik klasik, jasamu tak akan kami lupakan.



Irene Puri Kumala, Mahasiswi Program Studi Musik, Institut Seni Indonesia Yogyakarta



Senin, 11 Oktober 2021

C mayor, d minor; Akor atau Kunci?

 


Selain pertanyaan “Pindah Nada Dasar, Modulasi atau Overtone?”, pertanyaan seperti “C mayor, d minor itu istilahnya akor atau kunci, sih?” juga sering didengar di tengah masyarakat. Ketika mengiringi suatu lagu, beberapa orang akan menggunakan istilah akor, tapi ada juga yang menyebutnya dengan istilah kunci. Yang benar yang mana, ya? Yuk, langsung aja kita bahas!

AKOR

Akor (chord) adalah susunan 3 nada atau lebih, dengan aturan interval tertentu. Dalam akor mayor, nada yang digunakan adalah nada pertama (root note), nada ketiga (third note, interval M3 dari root note pada posisi dasar dan balikan kedua, m6 pada balikan pertama), dan nada kelima (fifth note, interval P5 dari root note pada posisi dasar atau P4 pada balikan pertama dan kedua). Dalam akor minor, nada yang digunakan adalah nada pertama, nada ketiga yang di-mol/flat (interval m3 dari root pada posisi dasar dan balikan kedua, M6 pada balikan pertama), dan nada kelima (interval P5 dari root note pada posisi dasar, interval P4 pada balikan pertama dan kedua. Untuk lebih jelasnya, yuk lihat gambar berikut!


KUNCI

Dalam musik, istilah “kunci” merujuk pada clef  yang terdapat pada bagian depan staff, yang menentukan wilayah nada pada staff  tersebut. Kunci atau clef diantaranya kunci G (treble clef), kunci F (bass clef), dan kunci C (C clef). Nah, pada kunci C sendiri terdapat beberapa macamnya. Agar lebih jelas, teman-teman bisa cermati gambar berikut.


Dari penjelasan diatas, sudah bisa disimpulkan bahwa jawaban yang tepat untuk pertanyaan diatas adalah “akor” ya, teman-teman. Akor digunakan untuk mengiringi sebuah lagu, agar harmoninya lebih bervariasi. Jika teman-teman ingin memproduksi sebuah lagu, Fisella Music akan  membantu teman-teman dengan berbagai jenis layanan, diantaranya Original Music Production, Corporation Music Production | Jingle & March, dan Song Cover Production

Referensi: musicca.com

Sumber foto: unsplash.com, method-behing-the-music.com, shutterstock.com















Sabtu, 09 Oktober 2021

Estetika Musik dalam Perspektif Barat dan non-Barat

 

Artikel ini adalah sebuah ulasan terhadap webinar Musik, Seni, dan Estetika oleh Prof. Dr. Triyono Bramantyo, M.Ed. yang diselenggarakan oleh Program Studi Musik ISI Yogyakarta.

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa estetika musik merupakan sebuah perspektif untuk memandang dan menilai musik, maka keberadaan estetika musik ini menjadi pembahasan para cendekiawan musik tak terkecuali musisi akademis ISI Yogyakarta, mulai dari level mahasiswa hingga pengajar. Karena estetika musik dianggap penting, maka mata kuliah Estetika Musik mencoba menghadirkan seseorang yang berkompeten untuk berbicara perihal ini. Beliau adalah Prof. Dr. Triyono Bramantyo, M.Ed., guru besar ISI Yogyakarta yang berlatarbelakang musik dan berkedudukan di Program Studi Pendidikan Musik ISI Yogyakarta. Pemikirannya sebagai musikolog akademis pastinya tidak perlu diragukan lagu, baik dalam ranah akademis maupun non-akademis.

Senin, 04 Oktober 2021

Pindah Nada Dasar, Modulasi atau Overtone?

“Modulasi” dan “overtone” bukan kata yang asing di tengah masyarakat. Biasanya, kedua kata tersebut digunakan sebagai istilah perpindahan nada dasar dalam suatu lagu. Misalnya, reff suatu lagu dimainkan pada nada dasar G mayor, lalu pada pengulangannya yang kedua berpindah, naik menjadi A mayor. Ada orang yang menyebutnya dengan istilah modulasi, tapi ada juga yang menyebutnya dengan istilah overtone. Pertanyaannya, mana yang benar? Modulasi atau overtone? Mari kita bahas!

OVERTONE

Setiap nada yang kita dengar mengandung “nada tambahan” didalamnya. Suatu nada yang dibunyikan tidak murni hanya terdiri dari satu nada itu sendiri, tapi terdapat kombinasi dengan nada-nada lain. Nada utama (paling menonjol) yang kita dengar disebut fundamental, dan nada-nada lain yang ikut berbunyi diatas nada utama inilah yang disebut overtone atau harmonic. Rangkaian nada-nada lain yang muncul ini disebut overtone series atau harmonic series. Misalnya, dalam nada fundamental C2 terdiri rangkaian overtone (overtone series/harmonic series) yaitu; C2 - C3 - G3 - C4 - E4 - G4 - Bb4* - C5 - D5 - E5 - F#5* - G5 - A5* - Bb5* - B5 - C6.

*nada yang dianggap out of tune dan merupakan nada perkiraan.

MODULASI

Definisi modulasi se-simple pergantian nada dasar (pusat tonik) dalam suatu lagu. Penggunaan modulasi ini tidak tergantung pada arah perpindahan nada dasar. Misalnya, dari nada dasar C ke Eb, maupun Eb ke C, keduanya disebut modulasi, karena intinya terjadi perpindahan nada dasar.

Dari pembahasan diatas, kita bisa tahu bahwa overtone dan modulasi adalah 2 hal yang sangat berbeda. Kita bisa menyimpulkan, istilah yang tepat untuk perpindahan nada dasar dalam suatu lagu adalah modulasi. Tidak peduli mau naik atau turun, selama terjadi perpindahan nada dasar, istilah yang digunakan adalah modulasi, ya teman-teman!

Modulasi digunakan untuk meningkatkan mood dari suatu lagu dan menyesuaikan range vokal atau instrumen yang bersangkutan. Bagi teman-teman yang ingin membuat lagu yang menarik, tidak perlu khawatir, karena Fisella Music menyediakan layanan Original Music Production, yang akan membantu mewujudkan keinginan berkarya teman-teman!

 

Referensi: Instagram post @renada.music, dictionary.onmusic.org, study.com

Sumber foto: unsplash.com