Kamis, 06 Mei 2021
Senin, 03 Mei 2021
Bagaimana Komposer Musik Film "How to Train Your Dragon" Memunculkan Tema Musiknya
Jumat, 30 April 2021
Belajar Mixing Audio - Mengenal Frequency Range dan Equalizer
Siapa yang tidak mengenal Mixing-Mastering, sebuah istilah yang seolah melekat dengan para musisi, terlebih pada profesi audio engineer. Penjelasan tentang Mixing-Mastering pernah saya bahas sebelumnya pada artikel Pahami Perbedaan Mixing dan Mastering bagi Pemula - PETER DE VRIES GUITAR. Dalam kegiatan mixing-mastering terdapat beberapa proses yang kompleks dan detail untuk dipahami, salah satunya adalah pembahasan tentang frequency range (rentang frekuensi) dan tools untuk mengolah frekuensi yang disebut Equalizer. Pemahaman tentang rentang frekuensi yang terbagi atas beberapa segmen merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat rasional dan empiris, keduanya saling berkaitan sehingga selain menggunakan teori dasar, pengalaman mendengar karya musik adalah kunci bagaimana seorang audio engineer memahami perbedaan frekuensi dengan menggunakan indera pendengaran.
Jumat, 23 April 2021
Pengertian Sample Rate dan Bit Depth dalam Perekaman Audio Digital
Rabu, 21 April 2021
Romantika dibalik Karya Gitaris Klasik Agustin Barrios
Beberapa komposer menciptakan suatu lagu berdasarkan
dari pengalaman yang mereka alami. Agustin
Barrios salah satunya. Mungkin bagi kita gitaris klasik sudah tidak asing
lagi dengan komposer yang satu ini.
Agustín Barrios Mangoré (1885 – 1944) atau juga
dikenal sebagai Agustin Barrios merupakan seorang gitaris klasik dan komposer
asal Paraguay yang lahir di era romantik. Secara garis besar, perkembangan sejarah terhadap musik Eropa dari
masa ke masa terbagi menjadi 6 era antara lain Middle Ages (500 – 1400), Renaissance
(1400 – 1600), Baroque (1600 –
1760), Classical (1760 – 1820), Romantic
(1815 – 1910), dan Modern
(1900 – present).
Era di mana Barrios berkarya ini disebut era romantik dimana semuanya berhubungan dengan perasaan, sikap batin, dan jiwa manusia. Pada era ini musik yang didengarkan lebih mengalir mengikuti gerak hati penciptanya.
Nuansa romantis ini tercipta dari pengaruh kehidupan masyarakat di abad 19 dimana masyarakat mengalami perubahan dalam kehidupan politik dari yang semula mutlak berada ditangan raja-raja atau kaisar, menjadi lebih demokratis dengan adanya pimpinan yang dipilih oleh rakyat. Dan tentu saja hal ini sangat mempengaruhi komposer dalam menuangkan perasaannya tehadap musik yang mereka ciptakan. Begitu juga dengan Agustin Barrios.
Mendengar kata romantik atau romantis bagi kita
tentu saja tidak lepas dari perihal percintaan atau suatu hal yang bersifat
mesra. Sebelum pencipta-pencipta lagu di zaman sekarang menciptakan sebuah lagu
yang bersifat mesra, komposer yang juga gitaris klasik, Agustin Barrios telah lebih
dulu melakukan hal tersebut dalam menciptakan karya-karyanya.
Karya yang diciptakan Barrios ini terdiri dari
bermacam gaya yakni Barok, Klasik, dan Romantik. Dengan gaya tersebut Barrios
menghasilkan banyak karya seperti prelude,
studies, waltz, tarantellas, folkloric, dan Romanza.
Romantika dalam karya Barrios salah satunya tertuang
dalam karyanya yang berjudul Una Limosna Por El Amor de Dios (an Alms for
the love of God). Lagu ini bermain dalam tangga nada E minor kemudian
bermodulasi ke tangga nada mayor dengan ornament tremolo sepanjang lagu. Lagu
dengan bentuk lagu A B C ini merupakan lagu terakhir yang diciptakan Agustin
Barrios sebelum dia wafat.
Dengarkan lagu Una Limosna Por El Amor de Dios - Ana Vidovic
Una Limosna Por El Amor de Dios (Spanyol) memiliki arti” Sedekah sebagai bentuk kasih dari Tuhan”. Lagu ini memiliki latar belakang yang sangat menginspirasi. Pada saat itu, Barrios menghabiskan tahun-tahun terakhir kehidupannya di kota San Salvador (El Savador) bersama rekan dan murid-muridnya. Pada sore hari, ketika ia selesai mengajar, pintu rumahnya diketuk oleh seorang pengemis tua yang meminta sedekah kepadanya.
Pengemis itu berkata “Una Limosnita por el amor de Dios”. Barrios yang iba kepada pengemis tua itu kemudian memberikan sedekah berupa uang kepadanya. Ia merasa perlu membantu sesama untuk mencerminkan kasih Tuhan, apalagi saat itu Barrios merasa bahwa hidupnya sudah tidak akan lama lagi. Dan dari kata pengemis tua itulah kemudian Barrios mendapat inspirasi membuat lagu Una Limosna Por El Amor de Dios.Cerita dibalik lagu ini mengandung makna hidup cinta kasih seseorang kepada sesama yang ingin mencerminkan cinta kasih Tuhan kepada manusia
Selain lagu diatas, Barrios juga menciptakan lagu Julia
Florida (Barcarola) sebagai bentuk cintanya kepada seorang muridnya
“Julia”
Lagu ini merupakan salah satu karya populer Barrios
di era Romantik yang mengandung pesan tersirat didalamnya. “Julia” diambil dari nama murid yang diajar Barrios, Julia Martinez
dan “Florida” berasal dari kata
“Florece” (Spanyol) yang berarti mekar.
Dengarkan lagu Julia Florida (Barcarola) - Tatyana Ryzhkova
Julia Florida
adalah sebuah lagu yang ditulis Barrios untuk muridnya Julia yang saat itu
menurut Barrios tumbuh / ‘mekar’ sangat cepat di masa remaja. Sesuai dengan
judul lagunya, Barrios menuliskan lagu ini kepada muridnya Julia yang ia cintai
namun tidak menerima cintanya.
Kata Barcarola sendiri memiliki arti
Perahu kecil, yang dalam lagu ini dicirikan dengan pergerakan ombak yang lembut
dan mirip seperti gerakan perahu yang mengikuti arah dayung. Karena itu, lagu
ini dimainkan dengan tempo yang santai (moderato).
Sesuai dengan ciri “Barcarola”, lagu ini memiliki birama 6/8 dengan pembukaan lagu berada di Tangga Nada D mayor yang membuat senar 6 di drop D kemudian ke relative minornya B minor. Lagu ini juga dengan mulus bermodulasi ke A minor yang terampil kembali ke D mayor. Lagu ini memberikan kesan manis pada akhir bagian dengan nada yang di Harmonik.
Senin, 19 April 2021
Apa Letak Perbedaan Teknik Bermain Gitar Klasik dan Fingerstyle?
Di era modern saat ini banyak sekali bermunculan permainan gitar yang bermacam-macam. Bahkan gitar yang pada dasarnya diciptakan sebagai alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik, kini juga dimainkan dengan cara dipukul atau biasa disebut dengan teknik perkusif. Maka dari itu saya ingin sedikit beropini mengenai apa yang menjadi perbedaan diantara keduanya. Untuk mendapatkan kesimpulannya, yuk scroll artikelnya ke bawah!
Jumat, 16 April 2021
"Ada Autotune, Nggak Perlu Belajar Vocal", Nggak Gini Konsepnya
Rabu, 14 April 2021
Alternatif Penyeteman / Unusual Tuning yang Perlu Kamu Ketahui Sebagai Gitaris!
Pada artikel sebelumnya saya sudah membahas mengenai
Standard Tuning pada gitar. Namun
selain standard tuning EADGBE, pernahkan teman-teman sebelumnya melihat/medengarkan/memainkan
karya dengan penyeteman senar yang berbeda atau mungkin pernah mendengar kata
“Drop D”?
Dalam memainkan karya, terkadang komposer yang menciptakan karya tersebut mengharuskan gitar
kita berada di penyeteman yang berbeda. Penyeteman gitar yang tidak biasa juga
mempunyai aturan yang pasti juga punya tujuan. Lalu, apa saja alternatif penyeteman pada senar gitar?
Sebuah artikel Alternate Tuning Guide yang
ditulis oleh William A. Sethares seorang professor dan ahli teori musik di
Amerika, mencatat ada empat jenis utama dalam dalam penyeteman gitar yakni Open
Tunings, Instrumental Tunings, Regular Tunings, dan Special
Tunings
OPEN TUNINGS
Merupakan salah satu jenis penyeteman yang dilakukan
pada gitar dengan menyetem ke-enam senar untuk membentuk akor sederhana dan
bertujuan untuk memudahkan kita untuk memainkan kombinasi akor dengan hanya
satu jari (melakukan teknik Barre).
Selain itu penggunaan Open Tunings juga sangat memudahkan kita memainkan teknik
Bottleneck Slide
Contoh Penyeteman Open Tunings:
INSTRUMENTAL
TUNINGS
Merupakan salah satu jenis penyeteman pada gitar
dimana penyeteman senar gitar dibuat mirip atau meniru dengan penyeteman senar
pada instrument lain sehingga gitar berperan sebagai instrument yang berbeda.
Instrument lain yang dimaksud tentu saja instrument chordophones atau
instrument yang menghasilkan suara dari senar seperti mandolin, charango, oud,
dll.
Contoh Instrumental Tunings:
REGULER TUNINGS
Merupakan salah satu jenis penyeteman pada gitar
dimana senar di’stem’ secara seragam di papan fret. Dengan penyeteman gitar
yang diseragamkan akan memungkinkan bentuk akor dipindahkan ke-atas dan
ke-bawah dengan oktaf yang berbeda pada fingerboard.
Maksud dari kata ‘diseragamkan’ ini bukan berarti semua senar gitar dibuat
dengan nada yang sama, namun salah satu contohnya yakni senar urutan 6-5-4
nadanya dibuat persis dengan senar 3-2-1.
Contoh Reguler Tunings:
SPECIAL TUNINGS
Sesuai dengan nama jenis penyetemannya, special tuning diciptakan dan dipopulerkan oleh berbagai composer dalam memainkan lagunya. Penyeteman ini sengaja dibuat untuk memenuhi kebutuhan lagu
Contoh Special Tunings:
Drop D = D(6)
– A(5) – D(4) – G(3) – B(2) – E(1)
Unusual
Tuning ini yang paling populer di kalangan gitaris. Penyetemannya hanya berubah
di senar 6. Biasanya Drop D tuning digunakan untuk lagu yang bermain di tangga
nada D. Agustin Barrios, the Beatles, Pete Seeger, John Denver, James Taylor,
Happy Traum, dan Jorma Kaukonen telah menerapkan unsual tuning ini pada karya
mereka
Admiral
= C – G – D – G – B – C (Michael
Hedged pada lagunya, Admiral
Ricovers’s Dream)
Buzzard
= C – F – C – G – A# – F (Will
Ackerman pada lagunya, The Buzzard)
Face
= C – G – D – G – A – D (Michael
Hedged pada lagunya, Face
Yourself)
Four
& Twenty = D – A – D – D – A – D (Crosby, Stills, Nash dan Young pada lagunya, Four and Twenty and Suite: Judy
Blue Eyes)
Hot
Type = A – B – E – F# – A – D (Michael Hedged pada lagunya, Hot
Type)
Layover
= D – A – C – G – C – E
(Michael Hedged pada lagunya, Layover)
Magic
Farmer = C – F – C – G – A – E (Michael Hedged pada lagunya, Magic
Farmer)
Pelican
= D – A – D – E – A – D (John
Renbourn pada lagunya, Pelican)
Processional
= D – G – D – F – A – A#
(Will Ackerman pada lagunya, Processional)
Spirit = C# – A – C# – G# – A – E (Will Ackerman pada lagunya, Impending Death of the Virgin Spirit)
Tarboulton
= C – A# – C – F – A# – F (John
Renbourn pada lagunya, Tarbloulton)
Toulouse
= E – C – D – F – A – D (The Doobie
Brothers pada lagunya, Toulouse Street)
Triqueen = D – G – D – F# – A – B (Will
Ackerman pada lagunya, Pink Chiffon
Tricycle Queen)
Jumat, 09 April 2021
Kuasai 4 Kemampuan ini untuk Menjadi Produser Musik "Kamar" Berkualitas
Sebagai pecinta musik siapa yang tak ingin memiliki karya sendiri, merekamnya secara profesional, mempublikasikannya, dikenal banyak orang, bahkan bisa menghasilkan uang dengan karya-karya yang telah dibuat. Banyak yang mengira bahwa produksi musik hanya bisa dilakukan di studio profesional, namun dengan kemajuan teknologi saat ini, kita justru dimudahkan untuk merancang musik kita dari kamar dengan gadget yang kita miliki. Pandangan ini tidak hanya sebagai isapan jempol belaka karena sudah banyak produser musik yang berangkat dari kamar untuk menciptakan karya besarnya. Lalu apa saja kemampuan yang perlu dipelajari untuk menjadi produser musik "kamar"? Tim Fisella memberikan tips 4 kemampuan yang wajib kalian kuasai untuk menjadi produser musik kamar yang berkualitas
Rabu, 07 April 2021
Mengapa E-A-D-G-B-E menjadi “Standard Tuning” gitar?
Saat memainkan gitar
sangat perlu untuk kita memastikan bahwa semua bunyi yang dikeluarkan dari
senar tidak fals. Hal ini bertujuan untuk membuat suara yang keluar dari senar
gitar tentu saja enak di dengar dan harmonis.
Saat menyetem senar gitar,
seperti yang kita ketahui bahwa standard tuning
dari senar gitar yakni dari nada rendah (senar yang paling dekat dengan wajah
kita) ke nada yang tertinggi (senar yang paling dekat dengan kaki kita) adalah E(6)
– A(5) – D(4) – G(3) – B(2) – E(1)
pic: https://spinditty.com/instruments-gear/how-to-tune-a-guitar-with-a-tuner |
Namu pernahkah terlintas di benak teman-teman,
Mengapa standard tuning dari senar gitar bisa seperti diatas? Mari kita simak bersama!
Senar gitar di ‘stem’ dengan standard tuning
E-A-D-G-B-E tentu saja memiliki tujuan agar memudahkan jari kita dalam bermain
akor, bermain tangga nada, dan meminimalisir perpindahan jari di tangan kiri.
Berdasarkan sejarah revolusi gitar pada abad ke-15, senar gitar baru berjumlah 5 dengan masing-masing
bersenar ganda atau Five Courses dengan penyeteman:
AA(5) – DD(4) – GG(3) – BB(2) – EE(1)
Dengan berevolusinya gitar, senar menjadi tunggal
dan ditambahkan jumlahnya yakni senar 6 dengan
nada E untuk melanjutkan interval Perfect
Fourth pada nada A.
Sebelumnya sadarkah teman-teman dengan jarak nada pada
setiap senar memiliki interval Perfect
Fouth (P4) dan Major Third (M3) ?
pic: Instagram @mayorgitarbro |
Setiap alat musik yang berdawai mempunyai jarak interval
Perfect Fourth (P4) dan Perfect Fifth (P5). Alat musik seperti violin (biola),
viola (biola alto), cello, dan contrabass memiliki jarak interval P5, namun
mengapa hanya gitar yang menerapkan jarak Interval P4? Dilansir dalam artikel Fender Seorang gitaris asal Amerika,
Richard Lloyd memberikan alasan yang sangat baik pada hal ini.
“The guitar is a
larger-scaled instrument which is played sitting in one’s lap. With the guitar
sitting in the lap and the neck diagonal to the player, the bend in the wrist
starts to make it more difficult to spread out the fingers. So our next best
choice for tuning any larger scaled multi-stringed instrument is going to be to
tune in fourths, which are a little closer together”
(“Gitar adalah alat musik yang berukuran cukup besar
untuk dimainkan sambil duduk di satu pangkuan. Dengan gitar yang berada di
pangkuan dan posisi leher gitar yang diagonal pada pemain, tekukan pada
pergelangan tangan membuat kita lebih sulit untuk merentangkan jari. Jadi
pilihan terbaik untuk penyeteman gitar dibuat dengan jarak interval P4 yang
sedikit lebih dekat”)
Menanggapi hal diatas, meskipun instrument seperti cello dan contrabass ukurannya lebih besar daripada gitar, namun posisi leher instrument cello dan contrabass saat dimainkan itu vertikal sama seperti pergelangan tangan yang memainkannya. Dengan posisi seperti itu tentu saja jarak interval P5 lebih memungkinkan untuk di mainkan pada cello dan contrabass daripada di gitar.
Interval P4 merupakan interval yang memudahkan jari kita
untuk memainkan akor dan tangga nada pada gitar. Dimana dengan menggunakan
interval ini, ke-empat jari kita di tangan kiri yakni dari jari telunjuk sampai
jari kelingking akan memudahkan kita memainkan dan menggapai semua nada
kromatis pada tiap fret (nada kromartis yakni nada yang naik setengah contoh F
ke Fis). Sehingga saat jari sudah menekan senar 6 pada tiap fret (fret 1 sampai
fret 4) langkah untuk melanjutkan nada kromatis berikutnya adalah tinggal
memetik senar 5 dengan posisi open string (senar terbuka atau tidak di tekan)
dimana merupakan satu hal yang mempermudah kita memainkan tangga nada kromatis
Namun ada yang mengganjal pada interval senar gitar
yang mungkin memunculkan pertanyaan..
Mengapa Interval
pada senar gitar semuanya tidak dibuat dengan Perfect Fourth (P4)? Mengapa ada interval Major Third (M3) pada senar gitar?
Interval M3 ini dibuat tentu saja dengan alasan yang
baik untuk posisi jari kita. Sebagai contoh, jika semua interval pada senar
gitar dibuat P4, maka tentu saja nada pada tiap senar akan menjadi:
E(6) – A(5) – D(4) – G(3) –
C(2) – F(1)
Jika kita memperhatikan
dengan detail, kita akan mendapatkan interval minor second (m2) pada nada terendah yakni E(6) dan nada tertinggi F(1). Bunyi yang dihasilkan oleh interval m2 akan menghasilkan bunyi yang ‘awkward’
atau agak aneh kedengarannya.
Selain itu, saat memainkan teknik Barre tanpa disengaja kita akan membuat banyak pergerakan interval m2 dan satu satunya hal yang dilakukan untuk menghindari interval tersebut yaitu dengan mencari posisi yang tentu saja akan membuat banyak pergerakan yang lebih besar dan menyusahkan. Itulah mengapa interval M3 sangat dibutuhkan dan tentu saja memiliki manfaatnya yang sangat besar pada jari-jari kita.
Nah bagaimana teman – teman dengan penjelasan diatas? Semoga artikel ini menjawab pertanyaan teman – teman mengenai standard tuning pada gitar.